TIMESINDONESIA, BALI – Sejumlah pembicara dari berbagai industri ditampilkan di The Apurva Kempinski Bali yang kali ini menjadi tuan pertemuan tahunan ‘Path to Sustainable Growth’.
Pertemuan para ahli ini bertujuan untuk membentuk pariwisata yang bertanggung jawab, inklusif dan menguntungkan sehingga dapat menyatukan para pakar keberlanjutan global, pemilik bisnis, pembuat kebijakan, dan komunitas-komunitas yang aktif menyuarakan keberlangsungan lingkungan, sosial, dan ekonomi secara efektif dan bertanggung jawab.
Pertemuan ini terdiri dari empat diskusi panelis dan dibuka dengan pidato utama oleh Drs Amnu Fuadiy, MA, Asisten Deputi Manajemen Usaha Pariwisata Berkelanjutan di Kementerian Pariwisata Republik Indonesia.
Ia menyoroti dukungan Kementerian terhadap kebijakan nasional yang mempromosikan pariwisata berkelanjutan melalui lima program prioritas yaitu gerakan pariwisata bersih, praktik digitalisasi untuk meningkatkan jangkauan dan kualitas pemasaran, memanfaatkan minat unik sebagai daya tarik utama untuk pariwisata kelas atas, menyelenggarakan acara yang menampilkan warisan budaya Indonesia yang kaya, dan memperluas jumlah desa wisata untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Diskusi panel pertama difokuskan pada topik Blueprint for Building Sustainable Destinations dengan para pembicara membagikan visi sesuai dengan keahliannya masing-masing.
Alistair Speirs menyampaikan masterplan, menegaskan tantangan dalam menjalankan inisiasi keberlanjutan. Sementara Wenda Ramadya Nabiel menekankan tanggung jawab terhadap lingkungan, inklusivitas sosial dan nilai ekonomi.
Disini Jelle Therry menampilkan desain untuk ekosistem regeneratif yang fokus pada ketahanan air, keanekaragaman hayati, dan penggunaan material berkelanjutan.
Diskusi ini diikuti oleh panel kedua dengan topik The Challenges of Coexistence between Community and Tourism, di mana Dr Yoga Iswara menganjurkan tindakan kolektif untuk mencapai tujuan destinasi dengan net-zero di Bali.
Ida Bagus Agung Gunarthawa membahas pengembangan pariwisata berbasis komunitas, dan Amanda Marcella berbagi keahlian dalam pengelolaan limbah, yang bertujuan untuk mencapai zero waste, serta John Higson dari Eco Solutions Lombok memaparkan strategi untuk mengubah tantangan menjadi peluang melalui pengupayaan wanatani dan praktik berkelanjutan.
Diskusi panel yang terakhir berfokus pada strategi mengenai Measuring and Mastering Sustainability. Shane Dalke dari Bjarke Ingels Group membagikan pengalamannya dalam pembangunan ‘Gelephu Mindfulness City’ yang menekankan keharmonisan antara kehidupan modern dan alam.
Sementara itu, Maurice Adema mendiskusikan solusi energi yang berkelanjutan, selanjutnya Gayan Wejesiriwardana menyoroti tentang peran penting dari sertifikasi dalam mengupayakan keberlanjutan yang terukur dan terpercaya.
“Tanpa pengukuran yang signifikan, keberlanjutan hanyalah sebuah rencana atau intensi belaka," katanya, Rabu (14/5/2025).
Panel diskusi terakhir ditutup oleh Desak Intan dengan menyampaikan strategi jangka panjang The Apurva Kempinski Bali dalam memberikan nilai melalui pelestarian budaya, perlindungan lingkungan, pemberdayaan budaya lokal, dan praktik bisnis berkelanjutan.
Sebagai bagian dari upaya keberlanjutan The Apurva Kempinski Bali yang sedang berjalan, pertemuan Path to Sustainable Growth 2025 juga menghitung jejak karbon dalam acara tersebut, dengan tujuan akhir yakni menjadi hotel pertama di Indonesia yang mencapai netralitas karbon.
Perhitungan tersebut mencakup tempat dan akomodasi, makanan dan minuman, dan transportasi, yang menghasilkan total 6.537,75 kg CO2e.
Sebagai perbandingan untuk mengimbangi jumlah ini, akan membutuhkan kapasitas penyerapan karbon dari 725 pohon bakau atau 98 pohon nangka selama tiga tahun.
Sejalan dengan ini, The Apurva Kempinski Bali berkomitmen untuk mengimbangi emisi tersebut, dan menggarisbawahi dedikasi jangka panjangnya terhadap keberlanjutan.
“The Apurva Kempinski Bali dengan senang hati menyelenggarakan acara ini, yang mempertemukan para ahli dengan visi dan inspirasi bersama untuk saling belajar dan mendorong kemajuan menuju masa depan yang berkelanjutan,” kata Vincent Guironnet selaku General Manager.
“Secara kolektif, kami ingin menjadi contoh dan menginspirasi orang lain untuk mengejar pertumbuhan yang berkelanjutan." Pungkasnya. (Susi/TI)