Langkah Nyata Pariwisata Inklusif dan Netral Karbon, Tekankan Pelestarian Pangan Lokal dan Budaya
Willem Jonata May 14, 2025 11:33 PM

Hasiolan EP/Tribunnews.com

TRIBUNNEWS.COM – The Apurva Kempinski Bali kembali menjadi tuan rumah pertemuan tahunan Path to Sustainable Growth 2025, yang menyatukan para pemimpin lintas industri dalam upaya memperkuat komitmen terhadap pariwisata berkelanjutan, inklusif, dan berdampak positif.

Acara ini menghadirkan pembicara dari berbagai sektor—termasuk bisnis, kebijakan publik, dan komunitas lokal—untuk membahas strategi nyata dalam pelestarian lingkungan, penguatan nilai sosial, dan pertumbuhan ekonomi yang bertanggung jawab.

Pertemuan dibuka dengan pidato utama dari Drs. Amnu Fuadiy, M.A., Asisten Deputi Manajemen Usaha Pariwisata Berkelanjutan Kementerian Pariwisata RI.

Ia menyoroti lima prioritas pemerintah dalam mendukung pariwisata berkelanjutan, seperti gerakan pariwisata bersih, digitalisasi promosi, pengembangan destinasi berbasis minat khusus, pelestarian budaya, dan ekspansi desa wisata.

Empat diskusi panel digelar selama acara:

1. Blueprint for Building Sustainable Destinations

Alistair Speirs membahas tantangan dalam mengimplementasikan masterplan keberlanjutan. Wenda Ramadya Nabiel menyoroti tanggung jawab sosial dan lingkungan, sementara Jelle Therry memperkenalkan konsep ekosistem regeneratif berbasis ketahanan air, keanekaragaman hayati, dan material ramah lingkungan.

2. The Challenges of Coexistence between Community and Tourism

Dr. Yoga Iswara menyerukan aksi kolektif menuju destinasi net-zero di Bali. Ida Bagus Agung Gunarthawa menekankan pentingnya pengembangan berbasis komunitas, dan Amanda Marcella berbagi pendekatan menuju zero-waste.

John Higson dari Eco Solutions Lombok menunjukkan bagaimana wanatani dapat menjadi solusi ekonomi dan ekologis.

3. The Importance of Sustainable Hospitality and Biodiversity

Helianti Hilman menekankan pelestarian pangan lokal dan budaya. Nicolas Perez membahas pengelolaan air berkelanjutan, Dr. Stefan Phang memperkenalkan program Linen for Life dan Soap for Life, sementara Tobias Wilson membahas pengurangan emisi karbon dari limbah organik.

Yuki Susanto dari PT Suparma Tbk memaparkan strategi efisiensi produksi dan pengelolaan limbah industri.

4. Measuring and Mastering Sustainability

Shane Dalke dari Bjarke Ingels Group memaparkan pembangunan Gelephu Mindfulness City yang menyatukan harmoni alam dan modernitas.

Maurice Adema berbagi solusi energi berkelanjutan, sementara Gayan Wejesiriwardana menegaskan pentingnya pengukuran dan sertifikasi dalam memastikan keberlanjutan yang kredibel.

Desak Intan menutup diskusi dengan strategi jangka panjang The Apurva Kempinski Bali dalam pelestarian budaya dan lingkungan.

Dampak Positif dan Komitmen Jangka Panjang

Para peserta memberikan respons positif atas acara ini. Katarina, seorang hotelier, menyebut acara ini sebagai titik balik dalam pemahamannya tentang keberlanjutan.

Desy, agen perjalanan, mengapresiasi pendekatan praktis dan kolaboratif yang ditawarkan.

Sebagai bagian dari komitmen nyata, The Apurva Kempinski Bali juga menghitung jejak karbon selama acara, yang mencapai 6.537,75 kg CO₂e—setara dengan penyerapan karbon oleh 725 pohon bakau atau 98 pohon nangka selama tiga tahun.

Hotel ini menegaskan niatnya menjadi hotel pertama di Indonesia yang netral karbon.

“Dengan menyelenggarakan forum ini, kami berharap dapat memperkuat kolaborasi dan menginspirasi langkah nyata menuju pertumbuhan yang berkelanjutan,” ujar Vincent Guironnet, General Manager The Apurva Kempinski Bali.(Olan)

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.