Taiwan Uji Coba HIMARS Pertama Kalinya, Kiriman AS Disebut Kunci Pertahanan Hadapi Tiongkok
Febri Prasetyo May 15, 2025 03:31 AM

TRIBUNNEWS.COM - Taiwan untuk pertama kalinya menggelar uji coba sistem artileri roket HIMARS yang dipasok oleh Amerika Serikat.

Uji coba ini dilakukan pada pekan kedua Mei 2025, sebagai bagian dari latihan militer skala besar di wilayah pesisir selatan Taiwan.

Menurut laporan Reuters dan Taipei Times, peluncuran perdana HIMARS tersebut berlangsung lancar dan menjadi sorotan media lokal serta internasional.

Sistem HIMARS (High Mobility Artillery Rocket System) ini adalah salah satu senjata paling canggih yang dikirim AS ke Taiwan dalam beberapa tahun terakhir.

Keberadaan HIMARS dianggap sebagai peningkatan signifikan dalam kapabilitas pertahanan Taiwan, terutama untuk menghalau potensi invasi dari Tiongkok.

“HIMARS telah terbukti efektif dalam konflik Ukraina. Sekarang, Taiwan punya sistem yang sama untuk mengamankan wilayahnya,” kata analis militer di Defense News, James Acton.

Peluncuran HIMARS dilakukan dalam skenario latihan pertempuran cepat, dengan target simulasi kapal musuh di lepas pantai.

Militer Taiwan menyebut latihan ini sebagai bagian dari respons strategis atas meningkatnya aktivitas militer Tiongkok di sekitar Selat Taiwan.

Sejak awal 2024, Taiwan mencatat peningkatan signifikan dalam jumlah jet tempur dan kapal perang Tiongkok yang melintasi batas zona identifikasi udara (ADIZ) mereka.

Latihan HIMARS ini sekaligus menjadi sinyal kuat ke Beijing bahwa Taiwan tak tinggal diam.

“Ini bukan hanya soal latihan rutin, tapi pernyataan tegas bahwa Taiwan siap membela diri,” ujar Juru Bicara Kementerian Pertahanan Taiwan, seperti dikutip South China Morning Post.

Amerika Serikat mulai mengirim HIMARS ke Taiwan sejak akhir 2023, bagian dari paket bantuan militer senilai 1,1 miliar dolar.

Pengiriman ini sempat menuai kecaman dari Tiongkok, yang menuduh AS “mengobarkan ketegangan dan mencampuri urusan dalam negeri.”

Namun, Washington bersikukuh bahwa dukungan terhadap Taiwan adalah bagian dari komitmen menjaga stabilitas kawasan Indo-Pasifik.

HIMARS sendiri mampu menembakkan roket berpemandu presisi sejauh lebih dari 70 kilometer, dan dapat dipasang di kendaraan taktis ringan.

Kemampuannya untuk berpindah cepat dan menembak dari berbagai titik tersembunyi membuat sistem ini sulit dilacak dan dihancurkan oleh musuh.

“Dalam konflik modern, mobilitas dan presisi seperti HIMARS adalah game-changer,” ujar pakar pertahanan regional, Collin Koh, kepada Channel News Asia.

Sementara itu, Tiongkok kembali menegaskan klaimnya atas Taiwan dan mengecam keras setiap latihan militer yang melibatkan senjata dari AS.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok menyebut uji coba HIMARS sebagai "provokasi yang berbahaya."

Taiwan tampaknya tak gentar.

Dulu Presiden Tsai Ing-wen telah menegaskan bahwa negaranya akan memperkuat pertahanan dengan dukungan mitra demokratis di dunia.

Dengan uji coba ini, Taiwan kini resmi masuk jajaran negara yang mengoperasikan HIMARS, bergabung dengan Ukraina, Polandia, dan negara-negara NATO lainnya.

Langkah ini menunjukkan bahwa Taiwan tak hanya bersandar pada dukungan diplomatik, tapi juga siap secara militer jika situasi di kawasan memburuk.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.