Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Kemenkes: Indonesia Aman Terkendali
Choirul Arifin May 15, 2025 07:32 AM

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kasus Covid-19 di Singapura naik drastis dengan temuan 14 ribu kasus dalam sepekan atau pada 27 April hingga 3 Mei 2025.

Merespons kondisi negara tetangga, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) Aji Muhawarman menuturkan, di dalam negeri kasus Covid-19 tercatat aman terkendali.

Sejak dinyatakan endemik kasus Covid-19 di Indonesia terus menurun. Sepanjang tahun 2025, ada 138 kasus konfirmasi dengan nihil kematian.

“Di Indonesia kondisinya aman terkendali,” tutur Aji kepada Tribunnews.com, Rabu (14/5/2025).

Melalui Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan Kemenkes, pihaknya mengimbau untuk tetap melaksanakan protokol kesehatan.

Diantaranya, selalu cuci tangan, memakai masker apabila mengalami gejala (batuk/pilek), termasuk kelompok rentan (memiliki komorbid/lansia), dan berada di area kerumunan, istirahat yang cukup.

Warga juga diimbau menunda bepergian/perjalanan jika sakit.

Jika bepergian ke Singapura, disarankan melaksanakan protokol kesehatan sesuai angka serta mengikuti himbauan protokol kesehatan dari MoH Singapura;

Masyarakat diminta segera periksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan apabila mengalami gejala Covid-19 seperti demam, batuk, pilek pasca kepulangan dari Singapura, berlaku hingga 14 hari.

Covid di Singapura Melonjak

Seperti diketaui, otoritas kesehatan Singapura sedang memantau peningkatan jumlah kasus Covid-19 baru-baru ini di negara itu.

Sebelumnya, Pemerintah Singapura sudah memprediksi akan datangnya gelombang infeksi berkala yang terjadi sepanjang tahun.

Mengutip Channel News Asia, jumlah kasus Covid-19 di Singapura diperkirakan meningkat menjadi 14.200 pada minggu 27 April hingga 3 Mei, naik dari 11.100 kasus pada minggu sebelumnya.

“Dalam periode yang sama, rata-rata jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit per hari naik dari 102 menjadi 133, namun rata-rata pasien yang dirawat di unit perawatan intensif (ICU) turun dari tiga menjadi dua kasus,” sebut Kementerian Kesehatan (MOH) dan Badan Penyakit Menular (CDA) dalam siaran pers Selasa (13/2025).

Otoritas kesehatan Singapura menyatakan, rumah sakit di Singapura saat ini mampu menangani kenaikan kasus tersebut.

Saat ini, varian utama Covid-19 yang beredar di Singapura adalah LF.7 dan NB.1.8, yang mencakup lebih dari dua pertiga kasus yang disekuens di dalam negeri.

Kedua varian tersebut merupakan turunan dari varian JN.1, yang juga merupakan varian yang digunakan dalam formulasi vaksin Covid-19 saat ini.

"Tidak ada indikasi bahwa varian yang beredar saat ini lebih mudah menular atau menyebabkan gejala yang lebih parah dibandingkan varian sebelumnya," sebut MOH dan CDA.

Dokter yang diwawancarai CNA mengatakan bahwa sebagian besar pasien sejauh ini hanya mengalami gejala ringan. Mereka menangani kasus Covid-19 seperti penyakit endemik lainnya, misalnya flu biasa, sesuai pedoman MOH.

“Untuk sebagian besar pasien, gejalanya masih menyerupai flu biasa, dan mayoritas pasien pulih dengan cepat,” kata Dr Lim Kim Show, direktur medis Life Family Clinic.

Para dokter mengatakan salah satu alasan utama meningkatnya jumlah kasus adalah melemahnya imunitas karena tingkat penerimaan vaksin booster yang menurun.

Dr Lim menyebut sebagian besar pasien Covid-19 yang datang ke kliniknya di Clementi West tidak mendapatkan vaksin dalam kurun satu hingga dua tahun terakhir.

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.