TIMESINDONESIA, MALANG – Gedung Student Center (SC) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang berubah menjadi lautan manusia hari ini. Ribuan mahasiswa dari berbagai fakultas, pengunjung umum, hingga tokoh pendidikan Islam berbaur dalam satu semangat: menguatkan eksistensi pesantren sebagai pusat nilai, pendidikan karakter, dan kemandirian.
Dalam semangat “Pesantren Hebat, Santri Kuat,” Expo Pesantren Se-Kota Malang menjadi ajang luar biasa yang menyatukan lebih dari 40 pesantren ternama. Acara ini merupakan hasil kolaborasi strategis antara Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) Kota Malang dan Ma’had Al-Jami’ah UIN Malang.
Di setiap sudut ruangan, stan-stan pesantren berdiri rapi, memamerkan brosur, video profil, hingga program unggulan berbasis keislaman, digitalisasi, dan pengembangan karakter.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh tokoh-tokoh penting seperti Kepala Kemenag Kota Malang KH. Achmad Shamton Masduki, Mudir Ma’had Pusat Al-Jami’ah UIN Malang Gus Dr. Izzuddin, MA, dan Ketua RMI NU Kota Malang Gus Dr. Halimi Zuhdy. Turut hadir pula para pengasuh pesantren, perwakilan Kemenag Kota Batu, dan sivitas akademika kampus.
Dalam sambutannya, Dr. Halimi Zuhdy menyampaikan harapannya agar expo ini menjadi model nasional. “Ini bukan sekadar pameran. Ini ikhtiar menjemput masa depan. Kolaborasi pesantren dan kampus adalah langkah strategis membentuk generasi santri kampus yang unggul. InsyaAllah akan kita gelar juga di UB, UM, dan Unisma,” pesannya.
Senada dengan itu, Gus Dr. Izzuddin menegaskan pentingnya peran UIN Malang dalam menggerakkan sinergi. “Ma’had UIN adalah jantung gerakan pesantren. Expo ini bukti bahwa pesantren bukan entitas yang terpisah, tetapi bagian integral dari pembangunan pendidikan tinggi keislaman,” katanya.
Apresiasi pun datang dari Kepala Kemenag Kota Malang, KH. Achmad Shamton Masduki. Ia menyebut kegiatan ini sebagai momentum emas.
“Pondok pesantren bukan lagi lembaga tradisional. Mereka kini tampil inovatif, profesional, dan membumi. Mahasiswa perlu lebih dekat dengan pesantren agar nilai-nilai karakter tetap hidup dalam kehidupan kampus," ujarnya.
Antusiasme peserta pun membuncah. Lebih dari 4.000 pengunjung memadati SC UIN Malang, menjadikan setiap stan tak pernah sepi. Suasana penuh semangat terlihat dari banyaknya interaksi, diskusi mendalam, hingga tanya-jawab antara santri kampus dan pengasuh pondok pesantren.
“Saya jadi tahu banyak pesantren hebat di Malang. Dulu saya kira pesantren itu kaku, tapi ternyata sekarang justru keren dan progresif,” ungkap Abdul, mahasiswa asal Lampung.
Hal senada disampaikan Latifah, mahasiswi dari Jakarta. “Saya berkunjung ke beberapa stan, semuanya informatif. Ada pesantren yang fokus di tahfidz, ada yang unggul di teknologi. Ini keren banget untuk zaman sekarang.”
Acara juga dimeriahkan dengan Talk Show Santri Siap Mandiri bersama Dr. Miftahul Huda, S.HI., M.H., Kepala Pusat Pengembangan Pesantren dan Kawasan UIN Malang. Dalam pemaparannya, ia menekankan pentingnya mencetak santri kampus yang tidak hanya cakap agama, tetapi juga adaptif dan inovatif.
“Santri itu harus siap menjadi agen perubahan, bukan hanya di pesantren, tapi juga di tengah masyarakat digital hari ini.”
Expo ini tidak hanya menjadi ajang promosi lembaga, melainkan juga wahana bertemunya visi, nilai, dan cita-cita besar antara dunia pesantren dan perguruan tinggi. Sinergi yang ditunjukkan hari ini menjadi bukti nyata bahwa masa depan bangsa membutuhkan karakter santri—berilmu, berakhlak, dan berdaya saing.
Dengan konsep kolaborasi yang kuat, atmosfer kebersamaan yang hangat, serta visi pendidikan yang maju, Expo Pesantren Se-Kota Malang menjadi bukti bahwa pesantren dan kampus bisa berjalan beriringan. Ini bukan sekadar peristiwa satu hari, tapi awal dari gerakan besar membangun generasi santri kampus Indonesia yang siap menghadapi tantangan zaman. (*)