Israel Cemas saat Trump Melewati Negara Zionis Selama Kunjungan ke Timur Tengah, Sudah Bosan?
Wahyu Gilang Putranto May 15, 2025 05:39 PM

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melewati Israel saat melakukan kunjungan ke Timur Tengah.

Keputusan Donald Trump untuk melewati Israel dalam kunjungannya ke Timur Tengah ini dimaknai sebagai meningkatnya fokus pemerintahannya pada kesepakatan bisnis dengan negara-negara Teluk.

Sebelum Donald Trump melangsungkan perjalanan dinasnya, Israel sudah cemas ketika AS melakukan perundingan dengan Iran.

Ditambah, Trump memutuskan untuk melakukan gencatan senjata dengan Houthi di Yaman.

Para pejabat Israel juga dibuat semakin khawatir ketika AS bernegosiasi dengan Hamas untuk membebaskan sandera bernama Edan Alexander.

Israel kembali dibuat kecewa AS setelah Trump mengumumkan pengakhiran sanksi terhadap Suriah dan menyerukan normalisasi hubungan dengan pemerintahan baru di Damaskus.

Bahkan saat Trump berbicara di Riyadh pada Selasa (13/5/2025), media Israel mencatat bahwa sirene peringatan berbunyi di wilayah di seluruh Israel, termasuk Yerusalem dan Tel Aviv saat sebuah rudal dari Yaman menuju ke arah mereka.

Trump sendiri telah menepis segala anggapan mengenai pemutusan hubungan dengan Israel, dan mengatakan kepada wartawan yang menemaninya di Teluk bahwa kunjungannya pada akhirnya akan menguntungkan negara yang sejauh ini menganggapnya sebagai salah satu pendukung paling setianya.

"Ini bagus untuk Israel, memiliki hubungan seperti yang saya miliki dengan negara-negara ini; negara-negara Timur Tengah, pada dasarnya semuanya," kata Trump, dikutip dari Reuters.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sejauh ini belum memberikan komentar.

Netanyahu hanya mengucapkan terima kasih kepada Trump karena membantu pembebasan Alexander.

Namun, ia menghadapi persepsi publik yang luas bahwa Israel, yang sudah berada di bawah tekanan internasional atas perang Gaza, yang telah menghalangi harapannya sendiri untuk menormalisasi hubungan dengan Arab Saudi, telah tertinggal.

"Timur Tengah sedang dalam proses dibentuk kembali di depan mata kita melalui serangkaian perjanjian dan pertemuan, sementara Israel tetap (dalam skenario terbaik) menjadi pengamat di pinggir lapangan," tulis Yoav Limor, seorang komentator di surat kabar Israel Hayom yang condong ke kanan.

Ancam Lakukan Serangan Besar-besaran

Meski diliputi rasa khawatir kehilangan teman setianya, Israel bersumpah akan melancarkan operasi militer besar-besaran di Gaza setelah Trump meninggalkan Timur Tengah.

Netanyahu mengatakan kepada mitra koalisinya pada hari Senin bahwa meskipun telah mengirim tim negosiasi ke Doha, posisinya tidak berubah.

Para negosiator hanya memiliki mandat untuk membahas apa yang disebut Netanyahu sebagai "proposal Witkoff", yang akan membebaskan setengah dari para sandera dengan imbalan gencatan senjata selama seminggu.

Selama gencatan senjata itu, Israel siap mengadakan pembicaraan mengenai akhir permanen perang, tetapi tidak akan menerima apa pun kecuali Hamas setuju untuk melucuti senjata dan menyerahkan kendali pemerintahan atas Gaza.

Hamas mengatakan pihaknya siap menyerahkan kendali atas Jalur Gaza dan menyetujui gencatan senjata selama bertahun-tahun dengan Israel yang mencakup jaminan keamanan.

Namun, Hamas telah lama menolak tuntutan untuk melucuti senjata secara permanen.

Dikutip dari The Times of Israel, Hamas juga menuntut jaminan dari para mediator — mungkin dalam bentuk resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengikat — agar Israel dicegah melanjutkan perang jika Hamas setuju untuk membebaskan sandera.

Para mediator Arab mengatakan mereka menghadapi perjuangan berat untuk meyakinkan Hamas agar membebaskan sandera tanpa jaminan bahwa Israel akan mengakhiri perang.

Karena pada kesepakatan sebelumnya yang ditandatangani di bulan Januari seharusnya membuat kedua belah pihak memasuki pembicaraan mengenai ketentuan gencatan senjata permanen.

Tetapi Netanyahu sebagian besar menolak untuk melakukannya dan gencatan senjata runtuh pada bulan Maret setelah fase pertama dari tiga fase.

(*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.