TIMESINDONESIA, MALANG – Di tengah maraknya narasi negatif yang menyerang Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, pakar komunikasi politik dari Universitas Widya Gama Malang, M. Ramadhana Alfaris, S.S., M.Si., MM., memberikan pandangannya.
Menurut Ramadhana, strategi komunikasi yang diterapkan Khofifah menunjukkan pendekatan yang matang dan fokus pada substansi. "Di era digital saat ini, serangan melalui media sosial bisa sangat masif. Namun, Khofifah memilih untuk tidak terjebak dalam polemik, melainkan membalas dengan kerja nyata yang dirasakan langsung oleh masyarakat," ujarnya, Jumat (16/5/2025).
Ramadhana menambahkan bahwa pendekatan ini mencerminkan gaya kepemimpinan yang transformasional dan responsif. "Dengan tetap fokus pada pelayanan publik dan pembangunan daerah, Khofifah menunjukkan bahwa tindakan lebih kuat daripada kata-kata. Ini adalah contoh komunikasi politik yang efektif dalam menghadapi disinformasi," tambahnya.
Sebelumnya, Khofifah menghadapi berbagai tuduhan di media sosial yang menyebutkan bahwa dirinya jarang turun ke masyarakat. Namun, berbagai program dan inisiatif yang dijalankannya, seperti transformasi digital dalam pelayanan publik dan pemberdayaan UMKM, membuktikan komitmennya terhadap pembangunan Jawa Timur. widyagama.ac.id
Ramadhana juga menekankan pentingnya peran media dan masyarakat dalam menyaring informasi. "Kita harus lebih kritis dan tidak mudah terpengaruh oleh narasi yang belum tentu benar. Evaluasi kinerja pemimpin sebaiknya didasarkan pada data dan fakta, bukan opini yang belum terverifikasi," tutupnya. (*)