TRIBUNNEWS.COM - Sosok Sutiah, jemaah haji dari Lampung Selatan, Lampung, yang berusia lebih dari satu abad, tepatnya 107 tahun.
Sutiah Sunyoto merupakan jemaah haji Embarkasi JKG 19, yang menunggu keberangkatan haji 12 tahun lamanya.
Sutiah mengaku, sudah mendaftarkan haji tahun 2013.
Perempuan yang dulunya berprofesi sebagai petani ini, menyisikan uang bertahun-tahun agar dapat melakukan ibadah Haji.
Kini, waktunya tiba. Sutiah mendapat panggilan Haji pada tahun 2025.
Meski usianya 107 tahun, Sutiah mengaku tak ada rahasia apa-apa dalam menjaga kesehatannya.
"Tidak ada rahasia apa-apa, biasa saja. Makan cuma nasi dan sayur-sayuran, ga mau makan ayam potong, nggak suka," kata Sutiah kepada MCH 2025.
Terkait doa khusus yang dipanjatkan Sutiah ketika di Tanah Suci, ia menyatakan, akan membaca doa yang dikuasainya.
"Saya bisanya doa ayat kursi dan apa aja yang saya bisa, pengen doa apa aja tapi ngga bisa, gampang lupa," ungkapnya.
Sementara mengenai kondisi kesehatan Sutiah, ia dalam keadaan sehat.
Hal tersebut, diketahui ketika ratusan calon jemaah haji asal Lampung Selatan telah mendatangi asrama haji Lampung di Islamic Center, Rabu (7/5/2025).
Mereka tergabung dalam embarkasi antara rombongan 3 dengan kloter 19 dari Provinsi Lampung.
Dikutip dari TribunLampung.co.id, Sutiah tampak antusias mengikuti rangkaian demi rangkaian dalam pelaksanaan ibadah haji hingga ke Tanah Suci.
Berdasarkan pengecekan terhadap Sutiah, kesehatannya bagus.
Nenek Sutiah hanya mengaku, sakit pinggang sedangkan keluhan lainnya tidak ada.
Sebelum berangkat ke Tanah Suci, Nenek Sutiah mengaku telah menabung bertahun-tahun lamanya.
"Saya menabung dari bertani jagung dan padi, sejak 15 tahun lamanya menunggu untuk keberangkatan ke tanah suci dan alhamdulillah sebentar lagi ke tanah suci," kata Sutiah.
"Kalau sekarang ini saya kesehariannya cuma nyabutin rumput saja," lanjutnya.
Sutiah juga mengaku, hanya berpasrah diri, lantaran kondisinya sudah renta ketika naik haji.
"Saya senang pastinya bisa naik haji dengan gembira, kalau keseharian saya salat, zikir, wirit," ucapnya.
Transmigran asal Banyuwangi, Jatim ini, tak lupa berdoa agar mampu menunaikan ibadah haji dengan sempurna.
Selain Sutiah, ada pula nenek Sumbuk yang berusia 109 tahun.
Dikutip dari situs resmi Kemenag, Nenek Sumbuk yang tinggal di pinggir Kota Bekasi ini, akan berangkat ke Tanah Suci tahun 2025.
Berdasarkan data dari Siskohat, Nenek Sumbuk lahir di Kota Kebumen pada 1916.
Tahun ini, ia berangkat haji bersama keluarga inti, yaitu anak, menantu, dan cucunya.
Keempat orang anggota keluarganya, akan menemani perjalanan suci Nenek Sumbuk.
Ketika ditanya tentang doa yang akan dipanjatkan di Tanah Suci, Nenek Sumbuk ingin ibadah hajinya mabrur.
Kalimat itu, diucapkan dalam bahasa Jawa, yang kemudian diterjemahkan oleh putrinya, Sukmi.
“Doa saya agar hajiku diterima dan mabrur,” kata Sukmi saat ditemui di kediamannya di Bekasi, Rabu (14/5/2025).
Nenek Sumbuk tergabung dalam jemaah haji asal Embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS) kloter 33. Ia mulai masuk Asrama Haji Bekasi pada 16 Mei 2025.
Sementara itu, segala persiapan keberangkatan terus dimatangkan.
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) turut mendampingi proses akhir, termasuk pengecekan kesehatan dan kelengkapan dokumen.
Fasilitas pendukung seperti kursi roda dan pendampingan khusus pun telah disiapkan untuk menjamin kenyamanan Nenek Sumbuk selama perjalanan.
(Suci Bangun DS, Dewi Agustina, TribunLampung.co.id/Bayu Saputra