TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penerapan teknologi digital oleh PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) terbukti membawa dampak nyata, tidak hanya dalam hal efisiensi operasional, tetapi juga dalam mendukung pertumbuhan konektivitas dan ekonomi nasional.
Hingga Mei 2025, ASDP mencatat lebih dari 3 juta pengguna layanan digital, menandai akselerasi transformasi layanan publik di sektor transportasi penyeberangan.
Corporate Secretary ASDP, Shelvy Arifin, mengatakan bahwa digitalisasi melalui aplikasi Ferizy telah menekan volume transaksi offline secara signifikan.
Sistem manual yang sebelumnya kerap menimbulkan antrean panjang dan rawan praktik percaloan kini tergantikan oleh sistem digital yang lebih cepat, presisi, dan efisien.
“Proses pemesanan tiket yang sebelumnya memakan waktu kini bisa diselesaikan dalam waktu kurang dari lima menit, lengkap dengan metode pembayaran digital yang aman dan bervariasi,” jelasnya.
Saat ini, lebih dari 70 persen proses operasional ASDP telah terdigitalisasi, mulai dari pemesanan tiket, check-in otomatis, pencatatan data penumpang dan kendaraan secara real-time, hingga sistem verifikasi di lapangan.
Langkah ini tidak hanya mempercepat pelayanan, tetapi juga mempersempit ruang terjadinya penyimpangan data dan praktik curang, termasuk yang dilakukan oleh calo.
“Digitalisasi ini bukan hanya soal kecepatan, tetapi tentang menciptakan sistem yang akurat, transparan, dan dapat dipercaya. Semakin sedikit intervensi manual, semakin besar peluang kita membangun layanan publik yang bersih,” ujar Shelvy.
Transformasi Digital untuk Layanan Inklusif
Efisiensi yang dihasilkan oleh sistem digital ASDP berdampak lebih luas, terutama dalam menjangkau masyarakat di seluruh pelosok negeri.
Dengan mengoperasikan lebih dari 226 kapal di 304 lintasan dan 27 cabang, termasuk di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal), ASDP memanfaatkan teknologi digital untuk menghadirkan layanan yang setara dan mudah diakses.
Kini, masyarakat dari berbagai latar belakang sosial ekonomi dapat mengakses layanan penyeberangan hanya melalui gawai, tanpa harus datang langsung ke pelabuhan atau bergantung pada perantara yang tidak resmi.
“Transformasi ini adalah bagian dari upaya ASDP mendorong sistem transportasi nasional yang cerdas, inklusif, dan berkelanjutan,” tegas Shelvy.
Kontribusi Nyata terhadap Ekonomi dan Pemerataan
Tingginya efisiensi layanan ASDP juga berbanding lurus dengan meningkatnya pergerakan logistik dan mobilitas antarwilayah.
Hal ini sangat penting, terutama di kawasan kepulauan yang mengandalkan moda penyeberangan sebagai tulang punggung ekonomi lokal.
Dengan sistem yang lebih tertata dan data yang akurat, ASDP kini mampu mengelola arus kendaraan dan penumpang secara optimal, termasuk pada masa-masa puncak seperti Angkutan Lebaran 2025, yang mencatat lebih dari 2 juta pergerakan penumpang hanya dalam dua pekan.
Shelvy juga menekankan pentingnya pengisian data diri yang akurat dalam setiap pembelian tiket, karena ini berpengaruh langsung terhadap proses verifikasi dan keamanan penyeberangan di lapangan.
“Langkah sederhana seperti membeli tiket sendiri secara online dapat menjadi kontribusi besar masyarakat dalam menciptakan sistem transportasi yang bebas pungli, aman, dan terpercaya,” katanya.