TIMESINDONESIA, LOMBOK UTARA – Ketua Bhayangkari Cabang Lombok Utara, Ny. Heny Agus Purwanta berkomitmen akan membantu menurunkan angka stunting di Lombok Utara. Penurunan angka stunting menjadi tanggung jawab kolektif yang harus ditangani secara serius.
Hal itu ia sampaikan saat melakukan kunjungan kerja ke Posyandu Karang Krakas, Dusun Boyotan, Desa Gumantar, Kecamatan Kayangan, dalam rangka monitoring dan pembinaan program Stunting 8 Project, Selasa (20/5/2025).
Dalam kesempatan itu, Bhayangkari Cabang Lombok Utara turut menyalurkan puluhan liter susu murni dan telur segar kepada anak-anak penderita stunting serta lansia, sebagai bentuk dukungan langsung terhadap peningkatan asupan gizi kelompok rentan.
“Angka 10 dari 40 balita stunting di desa ini tidak boleh dibiarkan. Harapan kita bersama adalah menjadikannya nol," katanya.
Ia merasa yakin bisa, karena para orang tua di sini sebenarnya memiliki kemampuan.
"Tinggal bagaimana kita saling mengingatkan, mendampingi, dan memberikan solusi yang cepat dan tepat,” tegasnya.
Data terbaru dari Posyandu Karang Krakas menunjukkan bahwa dari 40 balita yang tercatat, 10 di antaranya mengalami stunting—angka yang merepresentasikan 25 persen prevalensi, menjadikan Desa Gumantar sebagai salah satu wilayah dengan tingkat stunting tertinggi di Lombok Utara.
Kegiatan posyandu hari itu juga melayani 59 lansia, 42 bayi dan balita, 82 remaja, serta 228 warga usia produktif. Hal ini memperlihatkan tingginya partisipasi masyarakat dan pentingnya kehadiran pemangku kebijakan di tengah-tengah warga.
Ia menginginkan Bhayangkari tidak hanya hadir sebagai simbol dukungan, tetapi sebagai kekuatan aktif dalam memperjuangkan generasi masa depan.
“Kita tidak bisa menunggu. Masa depan anak-anak kita tidak boleh dirusak oleh stunting. Intervensi gizi harus dikawal, edukasi harus dimasifkan, dan komitmen semua elemen harus dipastikan. Ini bukan gerakan sesaat, ini perjuangan jangka panjang," harapnya.
Sebagai mitra strategis institusi Polri dalam pembangunan sosial, Bhayangkari akan terus menggandeng puskesmas, kader posyandu, pemerintah desa, dan masyarakat untuk mengawal keberlangsungan program ini.
“Kalau kita solid, maka angka stunting bukan hanya bisa ditekan, tapi dihapus. Anak-anak berhak tumbuh sehat dan cerdas. Dan tugas kita, pastikan itu terwujud,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Kayangan, Sabri yang turut mendampingi kegiatan tersebut, mengungkapkan bahwa angka stunting di Kecamatan Kayangan secara keseluruhan telah mengalami penurunan signifikan.
“Dari sebelumnya 40 persen, kini tinggal 11,25 persen. Desa Gumantar sendiri turun menjadi 13 persen dari lima desa yang kami tangani. Alhamdulillah, ini berkat kolaborasi berbagai pihak dan dukungan program seperti pemberian tablet tambah darah,” ungkapnya.
Ia menambahkan, pihaknya melihat hasil nyata ketika semua pihak ikut terlibat. Dengan pendekatan yang tepat, pola hidup sehat, dan penguatan edukasi.
"Kita bisa mencegah stunting sejak dini,” katanya. (*)