Namun, ada perubahan kesehatan yang khusus dialami oleh wanita setelah infeksi awal. Kenali beberapa gejalanya berikut ini.
Beberapa gejala HIV pada wanita memengaruhi siklus menstruasi dan infeksi pada vagina. Berikut di antaranya.
Menopause terjadi saat seseorang tidak mengalami menstruasi selama minimal 12 bulan. Orang yang mengalaminya mungkin merasakan timbulnya hot flashes selama menjelang menopause.
Dikutip dari laman Health, hot flashes menyebabkan panas tiba-tiba di bagian atas atau seluruh tubuh. Sensasi ini bisa berlangsung mulai dari 30 detik hingga 10 menit.
Gejala HIV pada wanita selanjutya adalah perubahan siklus menstruasi. Pengidap HIV bisa tidak mengalami menstruasi, mengalami pendarahan yang lebih ringan atau lebih banyak.
Kemungkinan lain adalah adanya gejala sindrom pramenstruasi (PMS) yang parah dibandingkan dengan orang lain, seperti:
Pengidap HIV, terutama wanita mengalami pengeroposan tulang lebih cepat daripada yang tidak mengidap penyakit ini. Secara umum, wanita cenderung lebih cepat mengalami pengeroposan tulang dibanding pria karena perubahan hormonal setelah menopause.
Banyak wanita yang mengalami HIV lebih sering mengalami infeksi ini, terkadang beberapa kali dalam setahun. Dikutip dari laman WebMD, gejalanya meliputi:
Infeksi ini ditularkan melalui hubungan seksual. Wanita yang mengidap HIV berisiko lebih tinggi mengalaminya. Gejala yang dapat dirasakan yaitu:
Ada beberapa tanda-tanda awal infeksi HIV di tahap awal yang bisa dialami oleh wanita maupun pria. Selama tahap ini, HIV berkembang biak dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh.
Dalam waktu dua sampai empat minggu setelah terpapar, penderita HIV bisa mengalami gejala mirip flu, seperti demam, menggigil, dan kelelahan. Adapun gejala lainnya meliputi:
Infeksi HIV disebabkan oleh virus imunodefisiensi yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan melemahkan pertahanan tubuh terhadap infeksi dan penyakit. Dikutip dari Healthline, karena ditularkan melalui kontak dengan cairan tubuh, banyak orang yang terinfeksi HIV melalui hubungan seksual dengan orang yang positif HIV.
Selain itu, orang yang terkena darah pengidap HIV, misalnya lewat jarum suntik bisa tertular. Wanita yang melahirkan juga bisa menularkan HIV ke anaknya. Hal tersebut bisa terjadi selama kehamilan, persalinan, atau menyusui.