TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam rangka memperkuat budaya keselamatan di lingkungan kerja, PLTU Ketapang meluncurkan inisiatif peningkatan kesadaran bahaya kecelakaan kerja bagi seluruh karyawan dan mitra kerja.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya proaktif perusahaan dalam menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, dan bebas dari risiko kecelakaan.
Melalui pendekatan edukatif dan partisipatif, PLTU Ketapang menyelenggarakan serangkaian program seperti pelatihan, simulasi kondisi darurat, serta kampanye visual bertema “Kenali Bahaya, Cegah Insiden” di seluruh area operasional.
“Keselamatan kerja bukan hanya tanggung jawab manajemen, tapi tanggung jawab bersama. Kesadaran akan potensi bahaya adalah langkah awal untuk mencegah kecelakaan. Maka kami terus mendorong seluruh elemen perusahaan agar aktif, peduli, dan paham terhadap risiko yang ada di lingkungan kerjanya,” ujar Mahya Tauhidiya Nur, Manajer Unit PLTU Ketapang dalam keterangannya pada Selasa (29/5/2025).
Adapun fokus utama dari program ini meliputi pemetaan dan sosialisasi area rawan risiko di lokasi kerja, pelatihan identifikasi bahaya dan pengendaliannya sesuai standar K3, penerapan sistem pelaporan potensi bahaya (Near Miss Reporting) berbasis digital, dan peningkatan komunikasi antar tim melalui briefing harian dan forum diskusi keselamatan.
"Program ini sejalan dengan semangat penerapan Zero Accident yang menjadi target utama operasional PLTU Ketapang," ujarnya.
Dengan mengedepankan keterlibatan aktif dari seluruh personel, perusahaan berharap dapat menciptakan ekosistem kerja yang saling menjaga dan saling mengingatkan.
"PLTU Ketapang percaya bahwa peningkatan kesadaran adalah fondasi dari pencegahan kecelakaan, dan investasi terbaik dalam menjaga produktivitas serta kesejahteraan jangka panjang seluruh tenaga kerja," ujarnya.