Gelar Pertemuan Nasional, Caritas Indonesia Angkat Isu TPPO hingga Persoalan Imigran 
GH News May 22, 2025 01:03 AM

Caritas Indonesia menyelenggarakan Pertemuan Nasional (Pernas) Jaringan Caritas Indonesia 2025 di Kantor Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Jakarta Pusat, pada 2124 Mei 2025. 

Pertemuan ini dibuka dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal KWI, Mgr. Paskalis Bruno Syukur OFM, dan menjadi momentum penting bertepatan dengan Tahun Yubileum 2025, tahun "pengharapan dan belarasa".

Ketua Badan Pengurus Yayasan Karina KWI, Mgr. Aloysius Sudarso SCJ, berharap Pernas tahun ini dapat memperkuat sinergi dan kerja sama dalam jaringan Caritas Indonesia di seluruh keuskupan.

Tahun ini jaringan Caritas Indonesia menandai tahun ketiga implementasi Rencana Strategis (Renstra) Caritas Indonesia (20232027). Salah satu tema yang dikembangkan dalam Renstra ini adalah programprogram ekologi. 

Sudarso berharap di dalam pernas ini akan ditemukan rencana tindak lanjut untuk semakin mengembangkan programprogram ekologi di seluruh Indonesia. 

“Program ekologi yang dijalankan oleh Jaringan Caritas Indonesia ini menjadi usaha pengembangan ‘ekologi integral’ seperti digaungkan ensiklik ekologi dari Paus Fransiskus, Laudato Si’,” kata Sudarso di Gedung KWI, Jakarta Pusat, Rabu (21/5/2025) malam.

Lembaga kemanusiaan memiliki peran penting dalam pembangunan nasional. Dalam konteks Indonesia, Caritas Indonesia ikut menyumbang dalam mendukung pembangunan di Indonesia, terutama dalam aspek sosial dan kemanusiaan. 

Melalui berbagai program bantuan dan pemberdayaan, Caritas Indonesia juga hadir di garis depan saat terjadi bencana alam. 

Sementara itu, Direktur Caritas Indonesia, Romo Fredy Rante Taruk, menekankan pentingnya peran jaringan Caritas dalam mendukung pembangunan nasional, terutama di sektor sosial dan kemanusiaan. 

Dia menuturkan bahwa Caritas Indonesia senantiasa berusaha menyelaraskan setiap programnya dengan kerangka pembangunan nasional.

“Jaringan Caritas Indonesia sedapat mungkin menyelaraskan karyanya dengan gerak pembangunan pemerintah, baik pusat dan daerah. Dalam setiap program, Caritas selalu membangun sinergi dengan setiap pemangku kepentingan di daerah yang dilayani,” ujar Fredy.

Beragam tema diangkat dalam pertemuan ini, mulai dari peran perempuan dalam membangun ketangguhan masyarakat adat, advokasi isu migran dan tindak pidana perdagangan orang (TPPO), hingga program kesehatan dan nutrisi.

Pertemuan dua tahunan ini dihadiri oleh para uskup Pembina, Pengurus, dan Pengawas Yayasan Karina KWI, para Ketua dan Direktur PSECaritas Keuskupan, serta perwakilan dari KomisiKomisi KWI dan keuskupan, tarekat/kongregasi, hingga mitramitra dari luar negeri.

Beberapa lembaga pemerintah dan mitra internasional turut hadir, antara lain Kementerian Luar Negeri, BNPB, Humanitarian Forum Indonesia (HFI), JRS Indonesia, serta organisasi mitra Caritas Internationalis seperti Caritas Asia, Caritas Jerman, CRS, Caritas Australia, Caritas Timor Leste, dan Caritas Kota Kinabalu.

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.