Kolaborasi Stakeholder Diharapkan Bantu Akses Air Bersih dan Sanitasi di Pondok Pesantren
Acos Abdul Qodir May 22, 2025 02:31 AM

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Akses air bersih dan fasilitas sanitasi yang memadai masih menjadi tantangan di banyak pondok pesantren di Indonesia.

Berdasarkan survei Serikat Ekonomi Pesantren (SEP) pada 2024 terhadap 210 pesantren di Jawa Barat, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur, hanya 54 persen yang memiliki akses air bersih layak, dan baru 38 persen yang memiliki sanitasi yang memenuhi standar.

Kondisi ini diperparah oleh dampak kekeringan di beberapa wilayah. Misalnya, di Pondok Pesantren Madinatul Qur’an, Desa Winong, Kabupaten Pati, Jawa Tengah pada Agustus tahun lalu. Kekeringan menyebabkan delapan titik sumur mengering, memaksa santri berhemat air untuk mandi dan mencuci pakaian. 

Kolaborasi berbagai pihak diharapkan dapat membantu persoalan tersebut. Di antaranya dilakukan pihak swasta dan SEP dengan menyalurkan bantuan fasilitas air bersih dan sanitasi kepada empat pondok pesantren di Jawa Barat.

Penyaluran tersebut dilakukan di Pondok Pesantren Syafiul Huda dan Al Ibtida di Kabupaten Kuningan, serta Thoriqul Huda dan Nurul Huda di Kabupaten Pangandaran, dengan total penerima manfaat lebih 226 santri. 

Selain menyediakan sarana air bersih, program ini juga mencakup pembangunan fasilitas thoharoh (kebersihan diri) yang sangat dibutuhkan dalam kegiatan ibadah dan keseharian para santri.

Pimpinan Pondok Pesantren Syafiul Huda, Ustad Dede Mashuri, menyampaikan apresiasinya atas bantuan tersebut.

“Fasilitas air bersih dan sanitasi merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting untuk keseluruhan kegiatan di pondok pesantren setiap hari. Hal ini tentunya akan sangat menunjang proses belajar mengajar dan beribadah seluruh santri di pondok pesantren kami, terutama dalam menjaga kesucian dan kebersihan diri,” ujarnya, dikutip Rabu (21/5/2025).

Ia berharap keberadaan fasilitas ini juga berdampak pada peningkatan kualitas hidup dan kesehatan para santri.

Program ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan dalam mendukung peningkatan akses air bersih dan sanitasi, khususnya di wilayah-wilayah yang tingkat ketersediaannya masih terbatas. 

Kolaborasi perusahaan minuman dan Serikat Ekonomi Pesantren (SEP) memberikan bantuan fasilitas thoharoh (kebersihan diri), air bersih layak dan sanitasi ke empat pondok pesantren di Jawa Barat, belum lama ini. 
Kolaborasi perusahaan minuman dan Serikat Ekonomi Pesantren (SEP) memberikan bantuan fasilitas thoharoh (kebersihan diri), air bersih layak dan sanitasi ke empat pondok pesantren di Jawa Barat, belum lama ini.  (Ist)

Kolaborasi ini juga mendorong praktik hidup bersih dan sehat (PHBS) di lingkungan pesantren melalui edukasi dan pelatihan. 

Harapannya, tumbuhnya kesadaran akan pentingnya kebersihan dan kesehatan dapat tumbuh secara berkelanjutan, sejalan dengan upaya pemerintah untuk memperluas akses universal terhadap air bersih pada tahun 2030, sebagaimana tertuang dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).

Upaya ini menunjukkan sinergi antara elemen masyarakat, lembaga keagamaan, dan mitra pembangunan dapat memperkuat ketahanan sanitasi dan kesehatan masyarakat pesantren sekaligus menjadi contoh pendekatan partisipatif dalam menghadapi tantangan akses air bersih di Indonesia.

”Kami berharap melalui kolaborasi seluruh pihak, program ini dapat memberikan manfaat yang maksimal dalam menunjang kegiatan para santri serta pengurus pondok pesantren," ujar Head of Climate & Water Stewardship Danone Indonesia Ratih Anggraeni.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.