TRIBUNNEWS.COM - Emiten PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mampu meningkatkan margin laba operasional (EBIT) hingga menjadi 17,1 persen di 2024 dari sebelumnya hanya 6,7 perseen di periode sebelumnya di 2023.
EBIT ini melompat hampir tiga kali lipat dan menunjukkan ketangguhan finansial dengan mencatat lonjakan profitabilitas yang signifikan.
Strategi restrukturisasi distribusi dan efisiensi biaya menjadi motor utama emiten FMCG ini meraih kenaikan margin laba perusahaan.
Langkah transformasi UNVR mengalihkan model distribusi dari indirect ke direct selling melalui inisiatif “Sahabat Warung” langsung berdampak pada perbaikan struktur biaya.
Dengan memangkas ketergantungan pada distributor pihak ketiga, perusahaan berhasil menurunkan biaya logistik dan secara langsung meningkatkan margin penjualan.
“Kontribusi direct distribution melonjak tajam dari hanya 1 persen menjadi 22 persen pada kuartal pertama tahun ini. Transformasi ini mendorong efisiensi biaya yang langsung tercermin dalam profitabilitas,” ujar analis Samuel Sekuritas, Jonathan Guyadi, Kamis (22/5/2025).
Selain itu, turunnya harga bahan baku utama seperti plastik dan bahan kimia, serta optimalisasi tenaga kerja melalui digitalisasi proses operasional, turut memperkuat posisi laba perusahaan.
Margin laba operasional (EBIT) meningkat drastis menjadi 17,1 persen, naik dari hanya 6,7 persen di periode sebelumnya — sebuah lompatan hampir tiga kali lipat.
Melihat tren positif ini, Samuel Sekuritas merevisi naik proyeksi laba bersih UNVR untuk 2025 dan 2026 masing-masing sebesar 22,8 persen dan 23,5 persen.
Target harga saham pun dinaikkan dari Rp1.400 menjadi Rp2.100, mencerminkan keyakinan kuat terhadap strategi jangka panjang yang berorientasi pada profitabilitas berkelanjutan. (oln/kntn/*)