Petugas Haji Luruskan Viral Jemaah Ditelantarkan, Jamin Semua Dapat Kamar
GH News May 22, 2025 10:03 PM

Video disertai narasi jemaah haji Indonesia ditelantarkan di Makkah, Arab Saudi, viral di media sosial. Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) meluruskan kabar dan menjamin semua jemaah haji Indonesia mendapat kamar.

Dalam video viral yang dilihat, Kamis (22/5/2025), tampak ada sejumlah jemaah haji berada di lobi hotel. Pengunggah video menyertakan narasi 'Jemaah haji Indonesia telantar dan terkatung-katung di Tanah Suci'.

Pengunggah menyebut jemaah kebingungan karena tak ada petugas haji di hotel tersebut. Dalam video itu, tampak koper jemaah haji masih berada di lobi.

Ada juga seorang petugas dari syarikah atau perusahaan layanan haji yang sedang menghubungi seseorang dalam video tersebut. Dalam video itu, ada juga momen ketika perekam video bicara menjelaskan persoalan.

Perekam menyebut mereka terdiri dari beberapa kloter yang diberangkatkan dari Madinah sore waktu Arab Saudi. Dalam video itu, perekam berharap ada kenalannya yang bisa menghubungi petugas haji untuk membantu mereka.

"Di hotel 712 itu kami nggak ada kamar sehingga kami dioper katanya akan dikembalikan ke kloter masing-masing. Sampai saat ini kami hanya diturunkan di 210 dan di sini tidak ada petugas dari PPIH Indonesia ini. Ini masih di lobi dan harus bagaimana ya. Mohon solusinya bapak ibu yang di grup ini. Kami nggak tahu harus ngapain ini dan petugas dari syarikah kebingungan karena kedatangan kita. Mohon kalau ada yang punya kenalan PPIH tolong kami dibantu," ujar perekam video.

Kepala Sektor 2 Daerah Kerja Makkah PPIH, Ramlan, meluruskan narasi viral yang menyebut jemaah telantar. Dia mengatakan peristiwa dalam video itu terjadi pada 18 Mei dini hari.

Ramlan mengatakan awalnya para jemaah itu diantar ke hotel 209. Padahal, saat itu tidak ada jadwal kedatangan jemaah dari Madinah ke hotel 209 di Makkah.

Dia mengatakan hotel 209 saat itu belum dihuni jemaah Indonesia sehingga belum ada PPIH yang berjaga. Menurutnya, kondisi itu yang menyebabkan sembilan jemaah haji tersebut berinisiatif masuk ke hotel 210 yang di lobinya terdapat petugas syarikah.

Kasektor 2 Daker Makkah PPIH 2025, Ramlan

Ramlan mengatakan peristiwa itu terjadi saat dirinya dan tim dari Sektor 2 sedang mengurus kedatangan jemaah di hotel 221. Setelah mendapat informasi persoalan di hotel 210, Ramlan dan jajarannya mendatangi hotel tersebut.

"Kami datang ke lobi 210, ternyata jemaah yang datang sudah ada di lobi 210," ucap Ramlan.

Ramlan mengatakan dirinya mengecek data jemaah kartu identitas jemaah yang disiapkan Kemenag. Setelah dicek, ternyata ada empat jemaah yang memang mendapat akomodasi di hotel 210.

"Nah kami memitigasi, mengkonfirmasi kepada jemaah tersebut dan jemaah yang ada di sana ternyata setelah kami cek, ada jemaah yang memang harus tinggal di hotel tersebut. Dan saat itu alhamdulillah dengan maktab kami menyelesaikan penempatan jemaah di hotel 210 sebanyak empat jemaah," ucap Ramlan.

Selain itu, ada empat jemaah lain yang harus tinggal di hotel yang terdapat di sektor empat dan seorang jemaah di sektor 10. PPIH dari sektor 2 kemudian mengantarkan lima jemaah itu ke sektornya masing-masing.

"Alhamdulillah kendaraan kita ada, petugas juga ada, yang ditempatkan di Sektor 4 dan Sektor 10 sudah kami antarkan," ucapnya.

Ramlan bersyukur pihak syarikah di hotel 210 cepat menginformasikan kehadiran jemaah tersebut. Menurutnya, persoalan bisa diselesaikan dengan cepat hingga jemaah bisa masuk kamar hotel masing-masing.

"Informasi sementara setelah saya konfirmasi kepada jemaah, kurang dari 1 jam ketika jemaah tiba di hotel tersebut, kami datang dan kami segera diselesaikan dan penyelesaiannya kami nggak lebih dari 30 menit. Yang empat orang ditempatkan di sana, yang sisanya kami distribusikan," ujarnya.

Ramlan mengatakan para jemaah sempat bertanya ke dirinya mengapa mereka bisa dibawa ke hotel itu. Dia menyebut saat itu jemaah hanya meminta segera dimasukkan ke hotel masing-masing agar bisa beristirahat.

"Ingin segera istirahat, capek, dan lain-lain. Makanya kami tidak banyak basa-basi, udah aja keinginannya apa diantar, ya udah kami antar. Lalu kemudian sebelum diantar, kami pastikan dulu data-datanya. Jangan sampai salah mendistribusikan atau mengantar jemaah," tuturnya.

Ramlan menyebut narasi viral yang menyebut jemaah ditelantarkan itu tidak tepat. Dia enggan memperpanjang masalah ini. Ramlan berharap semua pihak dapat bertanya lebih dulu tentang suatu informasi sebelum membagikan di media sosial.

"Nah ini sangat disayangkan dan saya sangat prihatin ini harus terjadi dan ini saya berharap mudah-mudahan tidak ada kejadian yang seperti itu lagi. Dan kalaupun memang ada sedikit persoalan saya sangat terbuka 24 jam untuk tabayun sehingga bisa memberikan informasi kepada masyarakat, kepada jemaah khususnya, itu tidak menyesatkan," tuturnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.