6 Lokasi KKN Jokowi Selama Kuliah di UGM Terungkap, Sebelumnya Dipermasalahkan Roy Suryo Cs
GH News May 23, 2025 11:04 AM

Bareskrim Polri mengungkap lokasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) semasa kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM).

Sebelumnya, hal tersebut diketahui dipermasalahkan oleh Pakar telematika, Roy Suryo dan kawankawannya, saat melaporkan tudingan ijazah palsu Jokowi.

Di mana, Roy Suryo mengatakan bahwa dirinya tidak menemukan lokasi KKN Jokowi itu.

Bahkan, Ahli digital forensik, Rismon Sianipar juga menyatakan bahwa UGM tidak bisa menjawab di mana lokasi Jokowi KKN itu.

"Pada pertemuan dengan pihak UGM tanggal 15 April 2025, mereka masih mencari data akademik terkait lokasi KKN Jokowi," kata Rismon Sianipar beberapa waktu lalu, dikutip dari Surya.co.id, Jumat (23/5/2025).

Kemudian, pada konferensi pers Bareskrim Polri pada Kamis (22/5/2025), saat mengumumkan hasil penyelidikan atas laporan atau aduan Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) terkait dugaan ijazah Jokowi palsu.

Dalam konferensi pers itu, terungkap lokasi KKN Jokowi selama menempuh pendidikan S1 di Fakultas Kehutanan UGM.

Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri, Brigjen Pol Djuhandhani Rahardjo Puro, menyatakan bahwa berdasar hasil uji laboratoris Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor), Jokowi memang benar menempuh pendidikan S1 di UGM.

"Benar Joko Widodo melaksanakan perkuliahan di UGM melalui bukti adanya hasil studi KHS atas nama Joko Widodo nomor induk 1681/KT yang telah diuji Puslabfor dan dinyatakan identik sama dengan pembanding serta tanda tangan milik dr Ir Sunardo, Ir Burhanudin, identik merupakan tanda tangan yang sama," katanya, Kamis.

Dari penyelidikan Bareskrim Polri, lokasilokasi KKN yang dijalani Jokowi tersebut ada di enam lokasi.

"Adanya dokumen uraian ujian dan praktik tingkat sarjana atas nama Joko Widodo di dalamnya menjelaskan telah dilaksanakan pekerjaan praktik tingkat 1 sampai dengan skripsi," katanya.

Kuliah lapangan 1 lama satu hari di Banjarejo Ngawi pada tahun 1980.  Kuliah lapangang 3 hari di Baturaden dan Cilacap 1982. Inventarisasi hutan di Banjarejo tahun 1982. Praktik umum lama 2 bulan di Madiun, Cepu dan Rembang 1983 KKN 3 bulan di Kecamatan Wonosegoro, Boyolali 1983 Problema kehutanan lama 3 setengah bulan di Kotamadya Surakarta pada 19841985 Bareskrim Polri Bagikan Fotofoto Jokowi Semasa Kuliah

Dalam konferensi pers tersebut, Bareskrim Polri juga membagikan fotofoto Jokowi selama berkuliah di UGM.

Begitu juga, sejumlah foto Jokowi semasa KKN.

"Ini adalah beberapa kegiatan Pak Jokowi saat kuliah, ada yang saat KKN, saat Wisuda. Kita mendapatkan (foto). Semoga ini menjawab polemik yang terjadi di masyarakat," katanya di Bareskrim Polri, Kamis.

POLEMIK IJAZAH JOKOWI Fotofoto Mantan Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) semasa kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM) ditampilkan Bareskrim Polri saat konferensi pers terkait ijazah Jokowi pada Kamis (22/5/2025). Ijazah Jokowi dinyatakan asli oleh Bareskrim Polri. (Tangkap layar kanal YouTube Kompas TV). POLEMIK IJAZAH JOKOWI Fotofoto Mantan Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) semasa kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM) ditampilkan Bareskrim Polri saat konferensi pers terkait ijazah Jokowi pada Kamis (22/5/2025). Ijazah Jokowi dinyatakan asli oleh Bareskrim Polri. (Tangkap layar kanal YouTube Kompas TV). Buktibukti yang Menunjukkan Jokowi Merupakan Mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM

Selain itu, Djuhandhani juga menjelaskan bahwa nama Jokowi tertulis sebagai peserta yang lolos Fakultas kehutanan UGM pada tahun 1980.

Hal itu terbukti lewat bukti pengumuman 3.169 peserta yang masuk Proyek Perintis Satu (PPI) UGM, tertulis dalam koran terbitan Kedaulatan Rakyat pada 18 Juli 1980.

"Pada halaman 4 kolom 6, pada bagian UGM Fakultas Kehutanan nomor 14 tercantum nama Joko Widodo. Terhadap koran tersebut sudah dipastikan keasliannya melalui staf perpustakaan," kata Djuhandani, Kamis, dikutip dari Surya.co.id.

Djuhandhani juga mengungkapkan bukti Jokowi masuk di Fakultas Kehutanan UGM, yakni dengan adanya blangko daftar ulang yang telah diuji secara labfor dan memang identik dengan arsip milik UGM.

Jokowi juga menjalani perkuliahan di Fakultas Kehutanan UGM dengan bukti adanya Kartu Hasil Studi (KHS) miliknya dengan nomor induk mahasiswa (NIM) 1681/KT hingga bukti pembayaran Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) semester 2 tahun ajaran 1981/1982 atas nama Jokowi.

"Adanya surat permohonan izin atau teregistrasi semester dua tahun ajaran 81/82 atas nama Joko Widodo pada tanggal 12 Januari 1982 yang telah diuji secara laboratoris oleh Puslabfor dan dinyatakan stempel adalah identik atau produk yang sama dengan pembanding," tutur Djuhandhani.

Bukti lainnya lagi, sambung Djuhandhani, adalah terkait surat keterangan ujian praktek tingkat satu hingga skripsi milik Jokowi pada tahun 1984 yang telah diarsipkan oleh UGM.

"Meliputi, kuliah lapangan satu selama 1 hari di Banjarejo, Ngawi, pada tahun 1980. Kedua, kuliah lapangan lama tiga hari di Baturaden dan Cilacap pada tahun 1982."

"Ketiga, inventarisasi hutan lama enam hari tahun 1982. Keempat, praktek umum selama dua bulan di Madiun, Cepu, dan Rembang pada tahun 1983. KKN lama tiga bulan di Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali, pada tahun 1983."

"Keenam, problema kehutanan selama 3,5 bulan di Kotamadya Surakarta pada 19841985. Kemudian, adanya daftar nilai sarjana atas nama Joko Widodo nomor mahasiswa 1681/KT," jelasnya.

Dengan deretan masa kuliah yang ditempuh tersebut, Djuhandani mengatakan bahwa Jokowi dinyatakan telah memenuhi syarat kelulusan di Fakultas Kehutanan UGM.

Hal tersebut juga didasarkan pada bukti berupa adanya berita acara ujian atas nama Jokowi dan ditandatangani oleh dosen penguji yaitu Dr. Ir. Achmad Sumitro, Ir. Sofyan, Ir. P Burhanuddin.

Selanjutnya, adanya surat keterangan dari pinjaman buku, uang, atau alat tulis atas nama Jokowi sebagai syarat agar bisa mengikuti wisuda.

Ijazah Jokowi Dinyatakan Asli

Polemik soal keaslian ijazah Jokowi akhirnya dijawab tuntas oleh Bareskrim Polri, yang menyatakan bahwa ijazah S1 eks presiden dari Fakultas Kehutanan UGM itu, asli. 

Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) mengatakan, keputusan ini diambil usai uji laboratorium forensik terhadap ijazah yang sempat dituduhkan palsu oleh Ketua Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA), Eggi Sudjana. 

Djuhandhani menjelaskan bahwa uji forensik dilakukan secara menyeluruh. 

Pemeriksaan mencakup bahan kertas, pengaman kertas, jenis tinta, tulisan tangan, cap stempel, hingga tanda tangan dekan dan rektor. 

“Antara bukti dan pembanding adalah identik atau berasal dari satu produk yang sama,” tegas Djuhandhani dalam konferensi pers, Kamis.

Djuhandani mengatakan, penyelidik mendapat dokumen asli ijazah sarjana atas nama Joko Widodo pada tanggal 3 November 1985. 

Dokumen ini sudah diuji secara laboratorium forensik, dengan stempel pembanding dari tiga rekan Jokowi. 

Uji laboratorium ini menyangkut bahan kertas, pengaman kertas, teknik cetak, tinta tulisan tangan, cap stempel, tinta tanda tangan milik dekan dan rektor. 

"Dipastikan, antara bukti dan pembanding adalah identik atau berasal dari satu produk yang sama," katanya. 

Atas hasil ini, Bareskrim menyimpulkan tidak ditemukan adanya tindak pidana yang dilaporkan oleh Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) yang diwakili Eggy Sudjana.

"Penyelidikan ini bukan hanya menjawab dumas (pengaduan masyarakat), namun kami dari kepolisian memberikan pemahaman kepada masyarakat faktafakta yang kita dapatkan. Kita berharap situasi menjadi semakin tenang," tegasnya.

Selain ijazah, Djuhandhani juga menuturkan skripsi Jokowi berjudul 'Studi Tentang Konsumsi Kayu Lapis di Kotamadya Surakarta', dinyatakan asli setelah dibandingkan dengan skripsi senior dan junior Jokowi.

"Bahwa terdapat banyak mesin ketik yang beredar namun dapat diklasifikasikan dalam dua tipe yaitu tipe pika dan elit," katanya.

"Dalam hal skripsi milik Bapak Jokowi setelah dilakukan penelitian dari bab satu sampai dengan terakhir oleh Puslabfor, mesin ketik yang digunakan adalah tipe pika," sambung Djuhandhani.

Sementara, terkait lembar pengesahan skripsi Jokowi, Djuhandani mengatakan bahwa itu dibuat dengan hand press dan letterpress sehingga ketika diraba tidak rata atau cekung.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.