TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koperasi pada Kabinet Merah Putih, Budi Arie Setiadi menerima kunjungan dari Ketua Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Nasari Frans Meroga Panggabean pada Kamis (22/52025) di Kantor Kementerian Koperasi RI, Kuningan, Jakarta Selatan.
Tampak pula hadir Deputi Pengawasan Kementerian Koperasi Herbert Siagian mendampingi Menteri Koperasi.
Jajaran pengurus, pengawas, dan pengelola KSP Nasari dan Nasari Group hadir dalam pertemuan tersebut.
Menteri Koperasi menekankan bahwa peluang kolaborasi strategis dalam penguatan sektor koperasi nasional diharapkan dapat mengakselerasi perwujudan visi bersama guna mendorong kemajuan koperasi melalui inovasi dan teknologi inklusif.
Budi Arie pun mengatakan bahwa fokus utamanya adalah pengembangan digitalisasi koperasi dengan integrasi super apps dalam mendukung program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih.
“Jadi diharapkan kolaborasi ini akan mempercepat transformasi koperasi desa, memperluas akses layanan, dan meningkatkan kesejahteraan anggota koperasi di seluruh Indonesia,” terang Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi.
Merespons hal tersebut, Frans Meroga mengatakan bahwa Kopdes Merah Putih harus menerapkan strategi digitalisasi bertahap yang disesuaikan dengan kondisi desa.
Pendekatan ini mempertimbangkan variasi literasi digital warga sambil terus mendorong adopsi teknologi untuk meningkatkan efisiensi operasional dan transparansi.
Terdapat 4 strategi yang dapat diterapkan dalam digitalisasi Koperasi, yaitu :
1. Sistem manajemen keanggotaan, yang digunakan sebagai database terpadu untuk pengelolaan anggota Kopdes Merah Putih.
2. Aplikasi layanan Koperasi dan layanan Cloud untuk web base program bisnis dan pemerintah desa sebagai akses digital ke semua layanan unit usaha Kopdes Merah Putih.
3. Dashbord performa bisnis sebagai pemantauan realtime kinerja setiap unit usaha Kopdes Merah Putih, serta
4. Integrasi ekosistem digital yang menghubungkan seluruh unit bisnis Kopdes Merah Putih dalam satu sistem.
“Kopdes Merah putih sebaiknya menerapkan strategi digital bertahap disesuaikan dengan kondisi desa karena literasi digital setiap warga desa kan berbeda,” papar Frans.
“Tapi harus sambil terus mendorong adopsi teknologi untuk meningkatkan efisiensi operasional dan transparansi,” tambah Frans Meroga yang juga merupakan Ketua Umum Angkatan Muda Koperasi Indonesia (AMKI).
Pelatihan digital untuk staf dan anggota koperasi menjadi bagian integral dari implementasi. Sistem dibuat sederhana namun efektif, dengan alternatif manual yang tetap tersedia untuk memastikan inklusifitas layanan bagi seluruh warga desa.
Budi Arie menyambut baik strategi digitalisasi yang disampaikan oleh Nasari Group karena sesuai Inpres No. 9 Tahun 2025 bahwa Pemerintah menyediakan dukungan kebijakan dan regulasi yang mendorong integrasi layanan keuangan digital dalam koperasi.
Dengan digitalisasi Koperasi Deda Merah Putih dapat mengelola gerai sembako, Apotik, Klinik desa, memantau distribusi logistik dan cold storage secara efisien melalui dash board Pusat yang terukur dan transparan.
Apalagi bila dilengkapi dengan E-learning, QRIS, dan E-commerce, dan lainnya pasti akan memudahkan warga desa yang menjadi anggota Kopdes Merah Putih dalam menawarkan hasil produksinya,” ungkap Budi Arie.
Kopdes Merah Putih berkomitmen untuk menciptakan dampak positif jangka panjang bagi masyarakat dan lingkungan. “Namun, tantangan seperti pengelolaan manual, keterbatasan akses informasi, dan minimnya digitalisasi masih menghambat efektifitas program,” tambah Menteri Koperasi lagi.
Nasari Group melalui Nasari Digital (NADI) menawarkan solusi Super Apps sebagai platform digital terpadu yang mencakup aplikasi pelayanan seluruh unit usaha Kopdes Merah Putih serta dilengkapi dengan pencatatan keuangan, layanan simpan pinjam, etalase produk UMKM, serta pelatihan daring.
“Solusi digitalisasi Kopdes Merah Putih ini mendorong transformasi koperasi menjadi lebih efisien, transparan, dan berdaya saing di era digital saat ini,” ujar Frans Meroga yang juga merupakan penulis buku The Prabowo Mind.
“Melalui pendekatan triple bottom line, koperasi tidak hanya fokus pada keuntungan finansial, tetapi juga pada kesejahteraan sosial serta kelestarian lingkungan,” pungkas Frans Meroga.