TRIBUNJAKARTA.COM - Di media sosial tengah heboh kabar yang menyebut Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi memiliki panggilan tak biasa saat masih menjabat sebagai Bupati Purwarkarta.
Di dalam acara Bocor Halus, jurnalis Tempo menyebut Dedi Mulyadi dipanggil Raja saat menjadi Bupati Purwarkarta.
Tak cuma itu, Dedi Mulyadi bahkan disebut memanggil Sekretaris Daerah (Sekda) Purwarkarta sebagai Patih dan Mahapatih.
"Jadi memang Dedi ini dipanggil Raja sudah lama, sejak jadi zaman Bupati Purwakarta," ucapnya.
Pada Jumat (23/5/2025), Dedi Mulyadi memberikan klarifikasi terkait tudingan tersebut.
Mulanya Dedi Mulyadi mengucapkan terima kasih kepada pihak Tempo, yang selalu vocal memberikan kritik kepadanya.
"Terima kasih ya kepada Tempo yang telah memberikan analisis dan kajian yang mendalam," kata Dedi Mulyadi.
"Saya sangat menghargai apa yang disampaikan, karena hal ini merupakan bagian dari proses dinamika demokrasi dan kebebasan media dalam mengungkapkan fakta data," imbuhnya.
Dedi Mulyadi lalu memberikan klarifikasi terkait panggilan 'Raja' hingga 'Mahapatih' saat dirinya masih menjabat sebagai Bupati Purwakarta.
"Tetapi ada beberapa hal yang perlu saya koreksi yang mungkin bukan berasal dari sumber yang tepat. Misalnya bahwa saat saya menjadi bupati, saya panggil sekretaris daerah saya dengan panggilan pati dan mahapatih," kata Dedi Mulyadi.
Dedi Mulyadi menyebut hal tersebut tidak benar.
Ia menegaskan tidak pernah memanggil sekdanya 'Mahapatih',dan menyematkan sebutan 'raja' kepada dirinya.
"Nah, ini tidak benar. Sekda saya yang pertama bernama Maman Rosama tidak pernah disebut mahapatih atau patih," ujar Dedi Mulyadi.
"Yang kedua disebut Hami Mulyana sudah almarhum, tidak pernah dipanggil seperti itu.
"Yang ketiga adalah Haji Fadil Karsoma juga tidak pernah disebut seperti itu. Jadi panggilan itu tidak pernah ada dan tidak tepat,"
"Dan kemudian para sekda tidak pernah memanggil saya raja, kepala dinas tidak pernah memanggil saya raja,"
"Termasuk di provinsi saat ini tidak ada satupun kepala dinas yang memanggil saya raja. Sekda Jawa Barat tidak memanggil saya raja sampai hari ini," imbuhnya.
Di akhir pernyataannya Dedi Mulyadi berjanji akan membawa seseorang yang akan menerangkan soal asal usul kabar tersebut.
"Namun dari manakah nama raja berasal? Nanti Wawancara lagi. Saya akan bawa sumbernya ke sana agar dijelaskan," ucap Dedi Mulyadi.