TIMESINDONESIA, GRESIK – Festival Nasi Krawu 2025 yang digelar oleh Komunitas Wartawan Gresik (KWG) bakal menjadi panggung ekspresi seni, budaya, dan kreativitas pelajar dari berbagai lembaga pendidikan di Kabupaten Gresik.
Ajang tahunan dalam rangka memeriahkan Hari Pers Nasional (HPN) 2025 ini menyuguhkan beragam kegiatan mulai dari Festival Nasi Krawu, jajanan khas hingga pertunjukan seni tradisional yang memikat.
Salah satu penampilan yang dinantikan adalah Reog Sasono Budoyo Sepuluh, kelompok seni binaan SMP Muhammadiyah 10 Melirang, Kecamatan Bungah.
Kelompok ini akan mempersembahkan atraksi penuh energi seperti tari Bujang Ganong, tarung waro’an, solah, hingga gulung Barong pada puncak acara di Wisata Alam Gosari, 1 Juni 2025.
Kepala SMP Muhammadiyah 10, Naufal Muzakkie menyampaikan bahwa kehadiran Reog Sasono Budoyo Sepuluh bukan sekadar hiburan semata, tetapi juga bentuk nyata pelestarian budaya.
“Lewat seni tradisi, kami mendidik siswa untuk memiliki karakter kuat, cinta budaya, dan percaya diri,” katanya, Jumat (23/5/2025).
Didirikan pada 2024, kelompok Reog ini digerakkan oleh semangat siswa-siswi yang tergabung secara selektif dan berlatih intensif di bawah bimbingan guru dan pelatih profesional.
Pelatih utama, Firdaus Ahmad, menuturkan bahwa Reog Sasono Budoyo Sepuluh juga aktif berjejaring dengan komunitas Reog di Gresik, seperti Sanggar Sembrani dan Krido Sanjoyo, serta menjalin komunikasi dengan Disparekrafbudpora.
“Kami ingin anak-anak tidak hanya mampu tampil, tapi juga memahami nilai filosofis di balik setiap gerakan,” ungkap Firdaus.
Selain Reog, festival ini juga akan menampilkan seni Al-Banjari dari SMK Mambaul Ihsan, teater dari SMAM Dukun, drum band dari SMPM 9 Sidayu dan SMKM 1 Bungah, hingga pertunjukan pencak silat dan jaranan Gosari.
Ada pula penampilan tari dari Al-Hidayah Gosari dan SMK Al-Ikhlas, serta penampilan menyanyi dari MIM 3 Gosari. Menariknya, festival ini juga menghadirkan edukasi bahasa isyarat.
Nantinya edukasi itu akan dilakukan oleh Komunitas Rasa Gresik merupakan sebuah komunitas kolaboratif antara individu tuli dan dengar.
Founder RASA Gresik menyatakan bahwa keikutsertaan mereka dalam festival ini bertujuan mengedukasi masyarakat bahwa komunitas ini hadir sebagai ruang ekspresi, komunikasi, dan pemberdayaan bagi kawan-kawan tuli.
“Kami ingin masyarakat tahu bahwa teman-teman tuli juga punya hak yang sama untuk berpartisipasi, berkreasi, dan didengar,” ujarnya.
Festival Nasi Krawu 2025 bukan hanya selebrasi budaya, tetapi juga ruang apresiasi bagi kreativitas pelajar dan komunitas seni lokal.
Melalui semangat kolaborasi dan pelestarian, KWG turut mendorong lahirnya generasi muda yang peduli terhadap warisan budaya sekaligus terbuka pada perkembangan zaman.
Menurut jadwal, pertunjukan kesenian tradisional ini akan dimulai Pukul 08.00 - 10.00 WIB. Setelah menonton pertunjukan seni, akan digelar acara inti yakni pembagian 1.000 nasi krawu. (*)