Universitas Sari Mutiara Gelar Dialog Kewirausahaan, Fokus Penguatan Ekosistem UMKM
Jefri Susetio May 25, 2025 09:34 PM

TRIBUNMEDAN.COM, MEDAN - Universitas Sari Mutiara Indonesia (USM Indonesia) menggelar dialog kewirausahaan berkolaborasi dengan Kementerian UMKM di Aula Ign Washington Purba. 

Pada kegiatan ini turut hadir Deputi Bidang Kewirausahaan, Kementerian UMKM Siti Azizah.

Ketua Yayasan Sari Mutiara Medan, Parlindunan Purba mengatakan, Universitas Sari Mutiara tidak sekadar fokus menguatkan strategis dalam penguatan ekosistem Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) serta ekonomi kreatif di Indonesia. 

 

"Lebih dari 79 mahasiswa telah aktif terlibat dalam program kewirausahaan kampus. Beberapa UMKM mahasiswa yang sudah berjalan antara lain Baby Spa, Spa hamil, pizza Qe, Rani Florist, CV Moga pertama perkasa, hingga samura home care," ujarnya kepada media beberapa Waktu lalu. 

Ia menambahkan, USM Indonesia saat ini sudah mengambangkan sejumlah pusat studi dan unit penggerak kewirausahaan. Seperti, Pusat Studi Lingkungan dan Sampah, Pusat Studi Rendah Karbon, Career Development dan Alumni Centre serta 12 unit UMKM mahasiswa aktif. 

Selain itu, kata dia, kolaborasi strategis juga terus dijalin termasuk pelatihan digitalisasi UMKM berbasis kurikulum Merdeka Belajar, program pengabdian kepada masyarakat.

Dan, kerja sama dengan berbagai pihak seperti KADIN, Apindo, PTPN IV, BPOM serta pemangku kepentingan lainnya  untuk mendukung program lokal dan perluasan akses pasar. 

“Kami menyambut baik arahan ibu dan berharap USM Indonesia dapat menjadi bagian dari ekosistem UMKM binaan Kementerian UMKM,” ujar Ketua Yayasan.

Ia menambahkan,USM-Indonesia juga mengajukan harapan agar bisa menjalin pilot projeck bersama kementerian dalam program inkubasi wirausaha mahasiswa serta memperoleh dukungan pembiayaan mikro, literasi ekspor dan platform digitalisasi UMKM kampus. 

"Kami siap bekerja sama, kita sudah siapkan tempatnya," katanya. 

Dalam kesempatan itu, ia memperkenalkan sejumlah alumni dari Universitas Sari Mutiara Indonesia yang bekerja di Jepang melalui video. 

Sedangkan, Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian UMKM, Siti Azizah menambahkan, peningkatan jumlah wirausaha di Indonesia tidak semata-mata didorong target pembangunan nasional. Namun, karena menjadi kebutuhan bangsa. 

“Tujuan kita menambah jumlah wirausaha bukan hanya karena RPJMN. Tapi karena kondisi saat ini memang menuntut kita untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja,” ujar Siti Azizah.

Menurutnya, pilihan kerja saat ini terbagi menjadi dua jalur Utama, sektor pemerintahan dan sektor swasta. Namun, keduanya menghadapi keterbatasan, apalagi di tengah dinamika dan tantangan dunia usaha yang kian kompleks. 

Oleh karena itu, ia menilai bahwa menjadi wirausaha adalah langkah yang paling tepat.

“Di Sumut sendiri, potensinya luar biasa. Ada 1,2 juta wirausahawan yang bisa didorong untuk tumbuh,” katanya.

Ia menjelaskan, profesi wirausaha bukanlah hal biasa. Justru, kata dia, sangat mulia. 

Bahkan, Presiden RI Prabowo Subianto telah menempatkan penguatan kewirausahaan sebagai bagian dari Asta Cita, arah pembangunan nasional yang mencerminkan visi besar negara.

“Kita terus bergerak untuk mengajak generasi muda, terutama mahasiswa, agar tidak hanya mencari kerja, tapi juga bisa menciptakan pekerjaan bagi orang lain,” ujarnya.

Namun begitu, Azizah juga menyoroti tantangan yang masih dihadapi pelaku usaha, terutama perempuan. 

Meski 64 persen pelaku UMKM adalah perempuan, akses terhadap layanan keuangan, perizinan, dan teknologi digital masih belum merata.

“Banyak wirausaha perempuan yang masih terkendala izin dari keluarga, akses ke perbankan juga masih rendah. Lembaga keuangan ke depan harus lebih mendukung womenpreneur agar mereka bisa berkembang,” katanya.

 

Azizah juga mengingatkan bahwa dunia saat ini membutuhkan sektor care economy. Seperti layanan kesehatan, perawatan, dan kepedulian sosial, yang bisa menjadi peluang besar bagi generasi muda.

“Jadi adik-adik semua, dari fakta-fakta yang saya sebutkan tadi, maju terus untuk jadi wirausaha. Memang banyak tantangannya, dari perizinan sampai sertifikasi. Maka, kita perlu kolaborasi dengan kementerian dan lembaga lain, untuk melakukan pembinaan, pengembangan dan pelatihan dalam hal ini. Kita harus berkolaborasi dan saling bantu, sehingga apa yang dibutuhkan calon UMKM bisa terpenuhi,” pungkasnya. 

Dalam kesempatan itu juga, Situ Azizah melihat langsung stan UMKM Mahasiswa USM Indonesia. 

Hadir juga dalam dialog tersebut, Kepala BBPOM di Medan Martin Suhendri, Ketua IAI Sumut Agustama, para asisten Deputi Kementerian UMKM, mahasiswa dan dosen USM Indonesia serta lainnya.

(*/tio-tribun-medan.com) 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.