TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah bersama sektor swasta semakin serius mendorong transisi kendaraan berbahan bakar fosil ke motor listrik, terutama di sektor transportasi daring.
Salah satu inisiatif ambisius yang kini bergulir adalah konversi 700 ribu motor ojek online (ojol) ke motor listrik dalam tiga tahun ke depan.
Program ini digagas oleh PT Green Energy (LABA) melalui anak usahanya PT Sustainable Energy Development Trading (SEDT) bekerja sama dengan PT Evmoto Teknologi Indonesia (EVMOTO) dan PT Green City Traffic (ECGO).
Ketua Gotion Indonesia Materials sekaligus pemilik PT Green Energy (LABA), An Shaohong, mengatakan bahwa konversi ini tidak hanya berdampak positif bagi lingkungan, tetapi juga berpotensi menghemat subsidi bahan bakar minyak (BBM) negara hingga Rp4,6 triliun per tahun.
Menurutnya, saat ini Indonesia memiliki lebih dari 4 juta pengemudi ojol, dengan sekitar 2 juta di antaranya aktif setiap bulan.
Dengan rata-rata jarak tempuh 220 kilometer per hari, para pengemudi ini harus mengeluarkan hingga Rp70.000 per hari untuk membeli bensin.
“Artinya, dalam sebulan, pengeluaran bahan bakar bisa mencapai lebih dari Rp1,5 juta per orang. Beban ini bukan hanya ditanggung pengemudi, tapi juga pemerintah, karena sebagian besar dari mereka masih menggunakan Pertalite bersubsidi,” ujar An saat peluncuran program penjualan sepeda motor untuk ojol di Jakarta, Sabtu (24/5/2025).
Melalui konversi 700 ribu motor bensin ke motor listrik, lanjut An, konsumsi BBM bisa ditekan hingga 1,15 juta kiloliter per tahun sehingga subsidi BBM bisa dihemat Rp4,6 triliun per tahun.
“Dana sebesar itu bisa dialihkan ke sektor-sektor strategis lain seperti pendidikan, kesehatan, atau infrastruktur hijau,” tambahnya.
Selain aspek ekonomi, konversi ini akan berdampak pada lingkungan.
Satu motor bensin menghasilkan sekitar 350 kg emisi karbon (CO₂) per bulan. Jika 700 ribu unit dikonversi, potensi pengurangan emisi bisa mencapai hampir 3 juta ton CO₂ per tahun.
“Ini langkah nyata menuju transportasi yang lebih bersih,” tegas An.
Bisa Disewa, Bisa Jadi Sumber Pendapatan Tambahan
Melalui platform sewa motor listrik berbasis sharing yang dikembangkan LABA dan EVMOTO, masyarakat umum bisa ikut serta dan meraih manfaat ekonomi.
Menurut Hartono, Manajer IT EV Moto, setiap motor listrik yang disewakan dapat memberikan penghasilan tambahan sekitar Rp16.000 per hari bagi pemilik unit.
“Pendekatan ini juga punya dimensi sosial. Kami menyisihkan Rp100 per unit per hari ke dalam dana sosial yang akan disalurkan ke masyarakat yang membutuhkan,” ungkap Hartono.
Motor listrik yang digunakan telah dilengkapi fitur pemantauan real-time, mulai dari lokasi kendaraan, jarak tempuh, hingga jumlah emisi karbon yang berhasil dihindari.
Sebagai tahap awal, sebanyak 1.500 unit motor listrik telah disiapkan.
Jumlah ini akan terus ditambah seiring tingginya minat dari pengemudi ojol maupun masyarakat umum terhadap kendaraan listrik.
“Transformasi ini membuktikan bahwa peralihan ke kendaraan listrik bukan lagi sekadar angan-angan, tapi kenyataan yang mulai terwujud di jalanan,” ujar An.
Keuntungannya? “Lebih hemat, lebih bersih, dan lebih adil bagi semua pihak,” katanya. (Eko Sutriyanto)