TRIBUNBATAM.id - Berikut ini adalah cerita utuh pembunuhan Anggota Polres Muaro Jambi, Aipda Hendra di rumahnya, RT 26, Kelurahan Pematang Sulur, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi.
Aipda Hendra dibunuh oleh anggota organisasi masyarakat (ormas), Nopri Ardi yang kini sudah ditangkap polisi.
Ternyata Aipda Hendra dengan pelaku sudah saling mengenal alias berteman.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jambi, Kombes Pol Manang Soebeti, mengonfirmasi pengakuan pelaku.
Tak hanya itu saja, Kombes Pol Manang juga menjelaskan bahwa Nopri Ardi nekat menghabisi nyawa Hendra hanya karena persoalan utang sebesar Rp150 ribu.
"Pelaku berinisial N karena perselisihan uang, (kepala korban) dipukul pakai barbel,” ujar Manang, Minggu (25/5/2025).
Sebenarnya pembunuhan Aipda Hendra dilakukan oleh Nopri Ardi, pada Minggu (18/5/2025) pagi.
Kejadian bermula saat Nopri mendatangi rumah Aipda Hendra di kawasan Kelurahan Pematang Sulur.
Percakapan yang awalnya biasa saja antara keduanya, berubah menegangkan saat Aipda Hendra menagih utang.
Merasa tersinggung, Nopri langsung mendorong Hendra hingga kepalanya membentur benda keras.
Tak berhenti sampai di situ, Nopri lalu mengambil barbel kecil yang ada di sekitar lokasi.
Oknum anggota ormas itu menghantamkan benda itu ke kepala Hendra sebanyak dua kali.
Hendra tewas seketika di lokasi.
Tubuh Aipda Hendra yang sudah tak bernyawa, baru ditemukan dua hari kemudian, Selasa, 20 Mei 2025, sekira pukul 13.00 WIB.
Saat itu warga sekitar mencium bau tidak sedap dari rumah korban yang tampak sepi.
Saat ditemukan, tubuh Aipda Hendra dalam posisi tergeletak di ruangan samping rumah.
Dia hanya mengenakan celana jins panjang, tanpa mengenakan baju.
Kurang dari 24 Jam
Pascakejadian, tim Reskrim Polresta Jambi bergerak cepat melakukan penyelidikan.
Dalam waktu kurang dari 24 jam sejak jenazah Aipda Hendra ditemukan, polisi menangkap Nopri Ardi, pada Rabu, 21 Mei 2025, sekira pukul 04.00 WIB.
Polisi menangkap Hendra saat tertidur bersama keluarganya di kawasan dekat Jambi Paradise, Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi.
"Pelaku kita tangkap saat sedang bersama keluarganya," ungkap Kasat Reskrim Polresta Jambi, Kompol Hendra Wijaya Manurung kepada wartawan.
Sempat Terkendala Saat Penyidikan
Polisi sempat menemui kendala dalam penyidikan, karena korban memiliki riwayat hipertensi dan pernah dirawat di rumah sakit.
Namun, hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) dan uji laboratorium forensik, memastikan bahwa Aipda Hendra meninggal akibat kekerasan fisik, bukan karena penyakit.
"Kasus ini terungkap lewat scientific crime investigation," ujar Kompol Hendra.
Awalnya Kurir Paket Curiga
Kurir paket yang datang mengantar barang, merasa curiga saat mencium bau menyengat.
Saat mencoba melihat kondisi dalam rumah, dia kaget.
Penemuan jenazah Aipda Hendra, membuat kaget warga RT 26, Pematang Sulur, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi, pada Selasa (20/5/2025) sore.
Aipda Hendra, polisi yang bertugas di Polres Muaro Jambi, ditemukan dalam kondisi tak bernyata.
Saat ditemukan, tubuh Aipda Hendra sudah tidak dalam kondisi bagus.
Di bagian kepalanya terdapat luka.
Warga setempat bernama Ardi, menuturkan peristiwa itu pertama kali diketahui seorang kurir paket yang datang ke sana, sekira pukul 13.00 WIB.
“Pertama kali yang menemukan itu tukang paket, pas mau antar barang," ungkapnya.
Saat hendak mengantarkan barang, kurir paket itu mencium bau tak sedap dari dalam rumah.
Karena curiga, dia melihat ke dalam rumah melalui jendela.
Saat itu, kurir paket melihat ada sosok tubuh dalam kondisi telentang di ruang tamu.
Begitu mengetahui, kurir paket itu segera mencari ketua RT dan warga sekitar.
Warga sekitar, termasuk Ardi, langsung mendatangi lokasi. Namun, mereka tidak berani langsung masuk rumah, hanya melihat dari pagar.
Kemudian, ketua RT melapor ke lurah setempat, lalu ke Polsek Telanaipura.
Sementara itu, di lokasi kejadian, Kanit Reskrim Polsek Telanaipura, Iptu Swando P Gabe, menuturkan pihaknya telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
"Tadi anggota sudah ke sana dan olah TKP. Di tubuh korban diduga ada tanda tindak pidana atau kekerasan, di bagian kepala," kata Iptu Swando P Gabe.
Polsek Telanaipura sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Lokasi tersebut kini sudah dipasang garis polisi.
Kapolres Muaro Jambi, AKBP Heri Supriawan, turut hadir di lokasi untuk memantau langsung situasi.
Dia mengatakan korban merupakan anggotanya.
“Saya ke sini hanya untuk mengecek saja. Benar, almarhum adalah anggota kita di Polres Muaro Jambi,” ujar Heri.
Warga Duga Ada yang Tak Wajar
Warga menduga ada yang tidak wajar terkait meninggalnya Aipda Hendra.
Keterangan warga sekitar, Aipda Hendra telah tinggal di rumah itu sekira 10 tahun.
Sosok polisi di Polres Muaro Jambi itu kerap sendirian. Belakangan diketahui, bahwa tempat itu merupakan rumah singgah bagi Aipda Hendra dan keluarga saat berada di Kota jambi. Dia dan keluarga tinggal di Kabupaten Muaro Jambi.
Warga melihat Aipda Hendra terakhir kali pada Sabtu (17/5).
Saat itu, Aipda Hendra terlihat sehat dan mencuci sepeda motor. Kemudian, pada Minggu (18/5/2025), Aipda Hendra terlihat.
Autopsi dan Pemakaman
Pada Rabu (21/5), jenazah Aipda Hendra dimakamkan.
Paur Penum Humas Polda Jambi, Ipda Maulana, mengatakan pemakaman secara kedinasan dilakukan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bagan Pete, Kota Jambi.
"Pemakaman di PTU Bagan Pete. Dimakamkan secara kedinasan," ujarnya, Rabu (21/5/2025).
Sebelum dimakamkan, jenazah Aipda Hendra diautopsi di Rumah Sakit Bhayangkara.
"Autopsi sudah dilakukan, tetapi hasilnya belum keluar atau belum diumumkan," jelasnya.
Sosok Baik dan Rajin Ibadah
Semasa hidup, Aipda Hendra bertugas di Sat Sampata Polres Muaro Jambi.
Dalam kesehariannya, almarhum dikenal sebagai sosok yang baik dan mudah bergaul.
Waka Polres Muaro Jambi, Kompol Deni Mulyadi, menuturkan kaget saat mendapatkan kabar ada personelnya meninggal.
Sosok Hendra semasa hidupnya sangat baik, dikenal penyabar dan rajin beribadah.
"Keseharian almarhum sangat baik sekali. Beliau penyabat, rajin beribadah," kata Kompol Deni Mulyadi.
Polres Muaro Jambi sangat kehilangan sosok almarhum. "Semoga keluarga yang ditinggalkan tabah menerima cobaan ini," katanya.
(TribunBatam.id)