Manchester United akhirnya mendapatkan kata sepakat secara verbal dengan Matheus Cunha untuk bergabung dalam proyek jangka panjang klub.
Fabrizio Romano menyebut transfer ini dengan istilah andalannya, “Here we go,” yang selama ini dikenal sebagai penanda kesepakatan sudah tercapai secara penuh. Klub berani menebus klausul Cunha senilai Rp 1,3 Triliun dari Wolverhampton, dan semua pihak kini menantikan pengumuman resmi.
Pelatih Ruben Amorim menjadi latar penting dari transfer ini. Dia disebut tidak hanya datang untuk mengisi kursi pelatih secara kosmetik, tetapi juga untuk membentuk ulang identitas tim.
Juru taktik Portugal itu ingin membangun kembali filosofi permainan yang menekankan penguasaan bola, kecerdasan taktis, dan pergerakan antar lini yang dinamis.
Cunha sendiri mencetak 15 gol dan mengemas 6 assist musim ini bersama Wolves di Premier League. Performanya dianggap mencerminkan tipe pemain yang diinginkan Amorim: kreatif, fleksibel, dan mampu bermain dalam ruang sempit.
Dia terbiasa dalam taktik tiga bek dan dua gelandang serang seperti yang digunakan Amorim di klub sebelumnya. Maka, proses adaptasinya diperkirakan tak akan terlalu sulit.
Salah satu simbol yang menarik perhatian dari kesepakatan ini adalah kemungkinan Cunha akan mengenakan nomor punggung 10. Nomor tersebut saat ini masih dimiliki oleh Marcus Rashford, tetapi laporan dari sekitar Old Trafford menyebut bahwa nama Rashford tidak termasuk dalam rencana jangka panjang Amorim.
Hal ini menjadi tanda bahwa pendekatan Amorim sangat pragmatis dan berbasis pada kualitas teknis, bukan nostalgia atau loyalitas masa lalu, dengan tidak ada tempat lagi bagi Rashford di klub.
Situasi Rashford masih belum mendapat kejelasan. Tak ada pernyataan resmi mengenai kemungkinan transfernya, tetapi pemindahan nomor punggung yang begitu ikonik tentu menimbulkan banyak pertanyaan. Cunha, dengan latar belakang permainan menyerangnya, diyakini akan langsung menjadi pusat permainan United di sektor depan.
Amorim disebut tengah memprioritaskan pembangunan tim dengan kerangka pemain yang memiliki umur puncak dan daya tahan dalam proyek jangka panjang.
Kontrak Cunha disebut berlaku hingga 2030, bahkan dengan opsi perpanjangan hingga 2031, yang menunjukkan bahwa ini bukan sekadar transfer sementara untuk menambal kekurangan.
Manajemen klub disebut rela membayar klausul Cunha secara mencicil, sebagai bentuk dukungan kepada Amorim. Transfer ini dipandang oleh sebagian pengamat sebagai langkah awal dari perubahan besar di tubuh Manchester United. Klub tidak lagi mengejar nama besar tanpa kejelasan fungsi, tetapi mulai fokus pada peran dan kesesuaian taktik.
Banyak pendukung Setan Merah melihat Cunha sebagai tipe pemain yang selama ini hilang dari lini serang mereka: lincah, cepat, dan mampu mengambil keputusan tajam di area sepertiga akhir.
Torehannya musim ini dianggap mencerminkan konsistensi, bukan statistik semu. Dia tampil produktif dalam tim yang tidak masuk persaingan papan atas, dan tidak bergantung pada penalti atau gol dari pertandingan tidak penting.
Dengan sistem permainan baru dan kebutuhan akan penguasaan bola yang lebih stabil, Cunha kemungkinan besar akan menjadi titik sentral serangan bersama Bruno Fernandes di belakang striker tunggal.