TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA – Pemerintah Distrik di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, merespons tegas maraknya pemberitaan di media sosial dan sejumlah media daring nasional yang menyebut adanya 55 warga meninggal dunia akibat wabah penyakit di Distrik Talambo dan Nipsan.
Kepala Distrik Nipsan, Septhinus Wisabla, menyebut informasi tersebut tidak berdasar dan berpotensi menyesatkan opini publik.
Ia menegaskan bahwa kabar yang beredar tidak mencerminkan kondisi sebenarnya yang sedang mereka hadapi di lapangan.
"Saya tegaskan, informasi yang beredar di media sosial itu tidak benar. Jangan hanya melihat dari satu sumber tanpa konfirmasi," ujar Septhinus saat dihubungi pada Selasa (27/5/2025).
Dikatakannya, pelayanan kesehatan di Distrik Nipsan tetap berjalan meski dengan segala keterbatasan infrastruktur dan personel.
Sejak Januari 2025, pihak distrik bahkan sudah berkoordinasi dengan Pemkab untuk menghadirkan dokter dan pengiriman obat-obatan secara berkala.
Septhinus juga meminta para jurnalis, baik yang bertugas di Papua maupun dari luar daerah, untuk tetap mengedepankan prinsip jurnalistik dengan melakukan verifikasi silang dan wawancara langsung sebelum menyebarluaskan informasi sensitif seperti kematian massal.
"Kami tidak anti kritik, tapi informasi yang belum pasti jangan dulu disebarkan, apalagi ini menyangkut citra dan psikologis masyarakat," tegasnya.
Hal senada disampaikan Kepala Puskesmas Nipsan, Hosea Wisabla, yang membantah tudingan kelalaian tenaga kesehatan.
Ia menjelaskan, fasilitas kesehatan telah mengirimkan bantuan obat dan tenaga medis beberapa kali dalam setahun, meski sempat terkendala karena trauma di kalangan tenaga kesehatan non-OAP akibat situasi keamanan yang tidak stabil.
"Kami tidak tinggal diam. Tapi situasi di lapangan tidak mudah. Petugas non-OAP masih banyak yang belum bisa bertugas karena faktor trauma," ujarnya.
Kepala Kampung Ikmok, Enos Kwak, meminta semua pihak tidak menjadikan isu ini sebagai ajang debat politik atau saling tuding.
Menurutnya, masyarakat dan aparat di lapangan justru sedang bekerja keras untuk menjaga stabilitas sosial dan layanan dasar, di tengah tantangan geografis dan keamanan.
Enos menambahkan bahwa hingga kini pihak kampung belum menerima laporan resmi mengenai data kematian akibat wabah.
Ia meminta pemerintah provinsi dan pusat untuk turut aktif dalam penyampaian informasi yang valid, sekaligus memperkuat dukungan kesehatan di wilayah pedalaman Papua. (Tribun Papua/Yulianus Magai)