Jadwal Puasa Tarwiyah dan Arafah Idul Adha 2025, Ustadz Khalid Basalamah Jabarkan Keutamaannya
Mariana May 29, 2025 04:33 PM

BANJARMASINPOST.CO.ID - Pendakwah Ustadz Khalid Basalamah menjabarkan keutamaan amalan-amalan sunnah di bulan Zulhijjah sebelum Hari Raya Idul Adha 2025 yang bisa diamalkan umat Islam.

Di antara amalan yang dianjurkan di bulan haji dan kurban, Ustadz Khalid Basalamah memaparkan ada Puasa Tarwiyah dan Puasa Arafah.

Jadwal Puasa Tarwiyah dan Arafah Zulhijjah 1446 Hijriyah bertepatan bulan Juni 2025 bisa disimak di artikel ini.

Bulan Zulhijjah adalah bulan ke-12 dari sistem penanggalan Islam. Di bulan ini ada hari besar yang dinantikan kaum muslimin yakni Hari Raya Idul Adha pada 10 Zulhijjah.

Tahun ini pemerintah menetapkan Hari Raya Idul Adha jatuh pada Kamis (6/6/2025).

Terdapat amalan-amalan sunnah yang dianjurkan bagi umat Islam di 10 awal bulan Zulhijjah. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

Termasuk dalam amalan di bulan Zulhijjah adalah Puasa Tarwiyah dan Puasa Arafah.

Jadwal Puasa Zulhijjah

Puasa 1-7 Zulhijjah 1446 Hijriyah: 28 Mei - 3 Juni 2025

Puasa Tarwiyah 1446 Hijriyah: 4 Juni 2025

Puasa Arafah 1446 Hijriyah: 5 Juni 2025

Sebagaimana perintah Allah dalam Alquran, Ustadz Khalid Basalamah menyerukan umat muslim untuk menghidupkan 10 awal bulan Zulhijjah dengan memperbanyak ibadah yakni puasa dan sholat malam.

Ustadz Khalid Basalamah menerangkan anjuran dan perintah amalan 10 hari pertama bulan Zulhijjah termaktub dalam Alquran.

Terdapat Puasa Tarwiyah dan Arafah pada tanggal 8 dan 9 Zulhijjah, ada makna dan hikmah tersendiri terutama bagi para jemaah haji.

Ustadz Khalid Basalamah mengungkapkan makna tarwiyah dalam Bahasa Arab adalah orang membawa air lalu menyiramnya di padang pasir sehingga padang pasir tersebut menjadi dingin.

Dinamakan tarwiyah, karena di lokasi Mina pada saat jemaah haji masuk di tanggal 8 Zulhijjah, di zaman dulu terlihat sangat kering sekali bahkan sampai sekarang masih terlihat padang pasir dan panas.

"Jemaah haji disunnahkan masuk hari tarwiyah ke Mina kemudian memakai kain ihromnya, lalu Sholat Zuhur Ashar Jamak Taqdim, lanjut duduk berdzikir, beribadah, mendengarkan ceramah, sampai Jamak Maghrib dan Isya, menginap sampai besok pagi," papar Ustadz Khalid Basalamah.

Selanjutnya tanggal 9 Zulhijjah dikenal dengan Hari Arafah, jemaah haji pergi ke Arafah lalu mereka beribadah dari waktu Dhuha, lalu Sholat Zuhur Ashar Jamak Taqdim, kemudian Sholat Maghrib yang disunnahkan dterlambatkan di daerah Muzdalifah dan menginap.

Berikutnya memasuki tanggal 10 Zulhijjah atau Hari Raya Idul Adha, disunnahkan berkurban, lontar jumroh, dan tawaf iafadah atau tawaf wajibnya haji.

Setelah selesai melakukan hal tersebut, jemaah haji boleh bertahlul atau mencukur rambutnya, dan boleh mengganti baju ihrom dengan pakaian biasa.

"Dalam Surah Al-Fajr ulama tafsir menafsirkan subuh yang dimaksud adalah subuh Hari Raya Idul Adha," jelas Ustadz Khalid Basalamah dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Az-Zikra Media.

Surat Al-Fajr Ayat 1-2

وَٱلْفَجْرِ

وَلَيَالٍ عَشْرٍ

Wal-fajr, Wa layālin 'asyr

Artinya: Demi fajar, dan malam yang sepuluh.

Ustadz Khalid Basalamah mengungkapkan dari ayat tersebut ulama tafsir hampir seluruhnya sepakat mengatakan Hari Raya Idul Adha lebih afdhol daripada Hari Raya Idul Fitri.

"Setelah Sholat Idul Fitri tidak ada ibadah khusus yang dianjurkan, bisa langsung melakukan kegiatan positif misalnya silaturahmi, ziarah dan lainnya, namun setelah Hari Raya Idul Adha ada ibadah khusus," terang Ustadz Khalid Basalamah.

Hal ini sebagaimana termaktub dalam surah Al-Kautsar Ayat 2

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ - ٢

fa ṣalli lirabbika wan-ḥar

Artinya: Maka laksanakanlah sholat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah).

Selanjutnya amalan di 10 hari awal Zulhijjah berdasarkan tafsir Surah Al-Fajr ayat 2 Allah memerintahkan umat muslim untuk menghidupkan ibadah meliputi sholat malam dan puasa sunnah 10 malam berturut-turut sebelum subuh Idul Adha tiba.

"Berarti disini Allah memerintahkan kita untuk menghidupkan ibadah di 10 awal bulan Zulhijjah, sedangkan ibadah puasanya diambil dari hadits bukhari kalau amal-amal sholeh lebih baik daripada jihad dan termasuk amal sholeh puasa mutlak namanya," papar Ustadz Khalid Basalamah.

Selain itu, dianjurkan memfokuskan diri ibadah pada tanggal 8 Hari Tarwiyah dan 9 Hari Arafah, selanjutnya Allah tekankan ibadah haji sebagai puncak ibadah.

Ibadah selanjutnya yang ditekankan adalah berkurban, yang mana di Surah Al-Kautsar ayat 2 bermakna kurban diikutkan setelah Sholat Hari Raya Idul Adha.

"Setiap amal yang dikerjakan sejak awal 1 Zulhijjah sampai 10 Zulhijjah ini akan mengalahkan pahala jihad, karena itu jangan disia-siakan, perbanyak sholat sunnah di malam harinya, puasa sunnah di siang harinya kemudian menyiapkan hewan kurban yang terbaik yang akan dikurbankan," ucap Ustadz Khalid Basalamah.

Para sahabat Nabi SAW, umumnya membeli hewan kurban enam bulan sebelum Hari Raya Idul Adha, lalu hewan kurban itu dirawat dan sengaja digemukkan dan menyembelihnya karena Allah SWT.

Niat Puasa Sunnah Zulhijjah

Niat cukup dalam hati, namun bagi Anda yang terbiasa melafadzkan niat, berikut niat puasa sunnah di bulan Zulhijjah:

1. Niat puasa dari tanggal 1 sampai 7 Zulhijjah

نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى  

Nawaitu shauma syahri dzil hijjah sunnatan lillâhi ta‘âlâ.  

Artinya: “Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah karena Allah ta’âlâ.”  

2. Niat Puasa Tarwiyah (8 Zulhijjah)

 نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى  

Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillâhi ta‘âlâ.  

Artinya: “Saya niat puasa sunnah Tarwiyah karena Allah ta’âlâ.”

3. Niat Puasa Arafah (9 Zulhijjah)

 نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnati Arafah lillâhi ta'âlâ.

Artinya, "Aku berniat puasa sunah Arafah esok hari karena Allah SWT."

(Banjarmasinpost.co.id)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.