Sepak Terjang Dewi Astutik TKI Ponorogo Otak Penyelundupan 2 Ton Sabu, Rekrut 110 Kurir Luar Negeri
Musahadah May 30, 2025 12:30 PM

SURYA.CO.ID - Sepak terjang Dewi Astutik, wanita Ponorogo yang menjadi gembong narkoba jaringan golden triangle, dibongkar Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Marthinus Hukom.

Dewi Astutik yang memiliki nama asli berinisial PA ini ternyata telah merekrut ratusan orang Indonesia untuk menjadi kurir narkoba di luar negeri.

Pada kasus terakhir, penyelundupan 2 ton sabu senilai Rp 5 triliun dari KM Sea Dragon Tarawa di perairan Karimun, Kepulauan Riau, pada 20 Mei 2025, kurir-kurir ini tiketnya juga dipesan orang yang berhubungan dengan Dewi Astutik. 

"Maka saya pada kesimpulan, Dewi Astutik memainkan peran penting dalam proses rekrutmen kurir," kata Marthinus Hukom dikutip dari tayangan Rosi Kompas TV pada Kamis (29/5/2025). 

Dikatakan Marthinus, Dewi Astutik tidak hanya menjadi master mind di kasus penyelundupan 2 ton sabu di kapal Sea Dragon Tarawa, tapi juga di kasus-kasus besar lainnya. 

Seperti, akhir tahun 2024, saat ada 2 orang terbang dari Kamboja, masuk ke Medan dengan menggunakan pesawat membawa narkoba, mereka juga hasil rekrutmen Dewi Astutik. 

"Kita hari ini berhadapan dengan sindikasi besar seluruh dunia, dikendalikan oleh Dewi Astutik," tegas Marthinus. 

Marthinus bahkan membuka data mencengangkan, dimana ada 110 orang Indonesia (WNI) yang diangkap di luar negeri seperti Brasil, INdia, Kamboja hingga Korea, ternyata mereka juga hasil rekrutmen Dewi Astutik. 

"Itu ketika kita bertanya, mereka bagian dari Dewi Astutik," ujarnya. 

Menurut Marthinus, Dewi Astutik  sudah menjadi pimpinan jaringan ini. 

Namun, dia yakin Dewi bukan pimpinan tertinggi karena hasil analisisnya, dia terhubung dengan sindikasi di Afrika yang beroperasi di wilayah Thailand dan semenanjung Malaya.

Dimanakah Dewi Astutik saat ini?

Marthinus mendeteksi Dewi terakhir berada di wilayah Thailand atau Kamboja. 

Untuk itu, dia sudah bekerjasama dengan Badan Intelijen Negara (BIN) di luar negeri untuk mencari keberadaannya. 

"Saya sudah audiensi, kami pinjam tangan kita di BIN LU. Kita manfaatkan untuk membantu kita," katanya. 

Seberapa bahahanya Dewi Astutik? 

Marthinus meyakini, di atas Dewi Astutik atau Fredy Pratama, ada sindikat besar dengan milisi-milisinya.  

Menurutnya, kartel narkoba di dunia, baik di Afhanistan, Meksiko atau negara-negara Amerika Latin,  selalu menggunakan milisi bersnejata untuk mengamankan jalur-jalur perdagangan narkotika. 

"Jangan kita mengkhayal seperti menangkap pencuri biasa, atau pengedar biasa. Tetapi ketika kita menyentuh kepala, puncak operasional. Ini kita berhadapan denagn satu kekuatan bersenjata dan kekuatan finasial yang kuat," katanya. 

Marthinus yakin dengan dukungan pemerintah saat ini, programnya untuk memberantas narkoba di Indonesia akan terwujud. 

Identitas Asli Dewi Astutik

SUMBER UANG - (kanan) Dewi Astutik, TKI Ponorogo yang Jadi Otak Penyelundupan Sabu 2 Ton. Jadi pengendali di Golden Triangle.
SUMBER UANG - (kanan) Dewi Astutik, TKI Ponorogo yang Jadi Otak Penyelundupan Sabu 2 Ton. Jadi pengendali di Golden Triangle. (lo;ase NRG/org dan Kompas.com)

Ternyata nama Dewi Astutik  itu sengaja dipalsukan untuk mengelabui petugas. 

Dewi Astutik yang diketahui beralamat asal di Dukuh Sumber Agung, Desa/Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo, Jatim, itu nama sebenarnya berinisial PA. 

Hal ini diungkapkan Kepala Dusun Sumber Agung, Gunawan, Selasa (27/5/2025).

“Nama Dewi Astutik tidak ada. Tetapi alamat itu memang warga sini. Fotonya juga kenal,” katanya. 

Menurutnya, jika sesuai KTP maupun paspor warga mengenal namanya berinisial PA. 

Diakui Gunawan, PA memang bekerja di luar negeri.

“Memang kerja di luar negeri dan sudah lama berangkatnya. Pernah bekerja di Hongkong dan Taiwan, dan terakhir ini katanya bekerja di Kamboja,” urainya.

Salah satu warga, Sri Wahyuni mengatakan hal yang sama.

Kata dia tidak ada nama Dewi Astutik di lingkungannya.

“Lihat di media sosial memang seperti warga sini. Tetapi namanya bukan Dewi Astutik melainkan PA,” pungkasnya.

Terkait hal ini, Polres Ponorogo sudah mengecek kebenarannya dengan mendatangi rumahnya sesuai alamat yang beredar. 

“Kami sudah ke lokasi, memang benar warga Ponorogo,” ungkap Kapolres Ponorogo, AKBP Andin Wisnu Sudibyo, Rabu (28/5/2025).

Dia menjelaskan mencuatnya nama  ‘Dewi Astutik ‘ karena  penangkapan kapal KM Sea Dragon Tarawa yang membawa 2 ton narkotika jenis sabu, di perairan Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau, pada awal Mei lalu.

Dewi Astutik diduga sebagai otak penyelundupan sabu-sabu tersebut. 

Bahkan, dari hasil investigasi awal Dewi Astutik masih ada hubungan dengan gembong narkoba, Fredy Pratama. 

Andin mengakui, nama Dewi Astutik itu memang samaran. 

“Identitas yang pertama dipalsukan, punya keluarganya . Orang situ (Ponorogo) tapi kartunya (KTP) dipalsukan,” terang mantan Waka Polres Berau Polda Kaltim.

Dari hasil identifikasi bahwa,’Dewi Astutik’ memang sudah lama menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI). Terakhir berangkat ke Kamboja

“Disinyalir di Kamboja, sudah jadi rednotice oleh BNN, jadi buronan Interpol. Memang orang Ponorogo, sudah lama jadi PMI,” tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, BNN menggerebek sebuah Kapal Motor (KM) Sea Dragon Tarawa yang membawa 2 ton narkotika jenis sabu di perairan Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau, pada awal Mei lalu. 

Penangkapan sabu senilai Rp 5 triliun ini memunculkan nama Dewi Astuti (nama paspor Dewi Astutik).

Keterangan dari BNN, Dewi Astutik adalah seorang WNI asal Jawa Timur yang malang melintang sebagai gembong narkoba di sejumlah negara.

Dari foto-foto yang diperlihatkan BNN, Dewi Astutik berambut pendek.

Itu  terlihat dari foto paspornya dan lahir 8 April 1983.

Foto lain memperlihatkan Dewi Astutik menggunakan kerudung.

Hubungan Dewi Astutik dan Fredy Pratama

BNN merilis nama Dewi Astutik sekaligus memperlihatkan tangkapan 2 ton sabu di Dermaga Bea Cukai Batam, Tanjunguncang, Batam, Kepulauan Riau, pada Senin (26/5/2025).
BNN merilis nama Dewi Astutik sekaligus memperlihatkan tangkapan 2 ton sabu di Dermaga Bea Cukai Batam, Tanjunguncang, Batam, Kepulauan Riau, pada Senin (26/5/2025). (Tribunnews)

Nama Dewi Astutik sempat mencuat pada 2024 lalu.

Nama Dewi Astutik mencuat setelah BNN membongkar peredaran heroin 2,76 kilogram kala itu.

Terungkapnya kasus tersebut berawal saat Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta mengamankan seorang pria berinisial ZM pada 24 September 2024.

ZM saat itu baru tiba di Terminal 3 Kedatangan Bandara Soekarno-Hatta setelah menumpang pesawat dari Singapura.

Setelah kopernya digeledah, ditemukan narkotika jenis heroin sebanyak 2.760 gram yang disembunyikan di dinding koper.

Setelah diperiksa, ZM mengaku bila barang haram tersebut akan diserahkan kepada SS.

Beranjak dari pengakuan ZM, tim BNN pun bergerak menangkap SS.

Selanjutnya, BNN dari keterangan SS diketahui pelaku lain berinisial AH.

AH merupakan orang yang memerintahkan ZM dan SS untuk mengambil heroin dari seorang perempuan bernama Dewi Astutik (DA) di Kamboja.

Berdasarkan petunjuk tersebut, tim BNN pun akhirnya menangkap AH di Medan, Sumatera Utara.

Kepala BNN RI Komjen Marthinus Hukom mengungkap sosok Dewi Astutik.

Jaringan Narkotika Dewi Astutik berbeda dengan sindikat Fredy Pratama yang saat ini pun menjadi buruan aparat penegak hukum di Indonesia.

"Sindikat heroin ini adalah sindikat yang berbeda dengan Fredy Pratama," kata Marthinus di kantornya, Cawang, Jakarta Timur, Jumat (4/10/2024).

Dewi Astutik selama ini diketahui kerap beroperasi di wilayah negara Golden Triangle.

Golden Triangle atau segitiga emas merupakan istilah untuk lokasi tiga negara yakni Laos, Myanmar, dan Thailand.

Kawasan ini dikenal sebagai Segitiga Emas karena merupakan penghasil utama opium dan heroin di Asia Tenggara. 

"Dari hasil analisa jaringan internasional, dia (Dewi Astuti) adalah Warga Negara Indonesia bergabung dengan jaringan Afrika dan sangat mungkin orang-orang yang ditangkap di Adis Ababa (Ethiopia) bagian dari sindikatnya dia," jelasnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.