Mahasiswa Unila Tewas Diduga Disiksa Senior, Rekan Korban Ungkap Fakta dan Sebut Dapat Tekanan
Sri Juliati May 31, 2025 02:33 PM

TRIBUNNEWS.COM - Seorang mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Lampung (Unila), Pratama Wijaya Kusuma tewas karena diduga disiksa oleh seniornya.

Pratama Wijaya diduga disiksa senior saat mengikuti pendidikan dan latihan dasar (diksar) Unit Kegiatan Mahasiswa Ekonomi Pecinta Lingkungan (Mahapel).

Diketahui, diksar Mahapel tersebut digelar pada 10-14 November 2024 di Gunung Betung, Kabupaten Pesawaran, Lampung.

Sementara korban dinyatakan meninggal dunia pada 28 April 2025.

Zidan, koordinator aksi mengatakan, sejak mengikuti kegiatan hingga sebelum meninggal, korban dalam kondisi tak berdaya.

"Almarhum Pratama sejak mengikuti kegiatan sampai dengan bulan puasa tidak berdaya, hingga akhirnya 28 April 2025 beliau wafat," kata Zidan.

Korban diduga disiksa dengan cara ditendang di bagian perut hingga dada.

Sementara itu, salah satu peserta Mahapel FEB Unila, Muhammad Arnando Al Faaris mengatakan bahwa memang ada penyiksaan terhadap peserta diksar.

Ia mengatakan sempat membuat laporan atas tindak kekerasan, namun ia justru mendapat tekanan.

"Saya berusaha melaporkan kekerasan yang terjadi yang dilakukan oleh kakak tingkat di Mahepel. Saya sendiri mengalami dan saya mengharapkan ada keadilan, tapi malah saya mendapatkan tekanan," kata Muhammad Arnando Al Faaris, dikutip dari TribunLampung.co.id.

Karena membuat laporan tersebut, ia justru dicap sebagai pembuat masalah oleh kakak tingkat dan pihak kampus.

Bahkan, Arnando diminta untuk menandatangani surat perjanjian supaya tak menceritakan ke siapapun soal kekerasan pada diksar oleh pihak kampus.

Hal tersebut pun membuatnya kecewa dan akhirnya menutuskan untuk keluar dari universitas.

"Saya tidak ikhlas dengan apa yang terjadi. Saya kecewa dengan sikap kampus, makanya saya keluar Unila," kata Faaris.

Faaris juga menceritakan bahwa ada enam orang yang mengikuti diksar tersebut.

Dari enam orang, korban lah yang memiliki kondisi fisik paling lemah.

Namun, senior justru mengangkap korban pura-pura lemah.

"Panitia diksar bilang jangan berpura-pura lemah dan Pratama paling lemah yang paling banyak dapat penyiksaan," tutur Faaris.

Terpisah, Humas Mahapel FEB Unila, Syanti kepada TribunLampung.co.id mengatakan pihaknya akan jalani pemeriksaan oleh Rektorat Unila.

"Kami bakal menjalani pemeriksaan oleh rektorat, silakan lihat hasilnya nanti tanpa perlu mengarahkan opini publik," ujarnya, Rabu (28/5/2025).

Syanti menuturkan, dugaan Pratama meninggal karena kekerasan ini belum ada bukti.

Sementara itu, pihak Unila bergerak dengan membuat tim investigasi khusus.

Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unila, Sunyono mengatakan hal tersebut.

"Kami diminta rektor untuk membentuk tim investigasi terkait dengan kekerasan yang dilakukan salah satu ormawa di lingkungan FEB Unila," ujar Sunyono.

Ia mengungkapkan, tim investigasi ini harus segera bergerak.

"Semua ini bisa diselesaikan tentu saja saya akan punya target investigasi, semua itu akan dilakukan agar cepat selesai,"

"Kalau hari ini masih pening jadi belum bisa berfikir, tapi insyaallah saya kirimkan ke BEM terkait timeline yang saya buat untuk nanti saya berikan kepada tim investigasi," sambungnya.

(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunLampung.co.id, Bayu Saputra)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.