Ibunda Kenang Sosok Argo Mahasiswa UGM: Pintar, Tak Suka Mengeluh
GH News May 31, 2025 03:03 PM

Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM), Argo Ericko Achfandi (19), tewas ditabrak mobil BMW yang dikendarai Christiano Tarigan, mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM. Kepergian Argo menyisakan duka mendalam bagi sang ibunda, Meiliana (48).

Selama 11 tahun, Argo dibesarkan sang bunda tanpa figur ayah yang telah lebih dulu berpulang. Argo merupakan anak sulung dari dua bersaudara. Dia memiliki adik laki-laki bernama Keefa Satria Achfandi yang terpaut usia dua tahun.

Meiliana menceritakan sosok Argo yang cenderung pendiam dan cuek. Namun, dia paham betul anak sulungnya itu berhati lembut dan santun.

"Kalau di saya itu sebenarnya anak yang diam dan cuek. Tapi saya meyakini bahwa anak ini memang baik, soleh, santun, pintar dan dia punya semangat dan dedikasi yang tinggi terhadap masa depan dia," kata Meiliana saat ditemui di kediamannya di kawasan Kalibaru, Depok, Jawa Barat, Sabtu (31/5/2025).

Meiliana mengungkap Argo pernah bercerita tentang tujuan hidupnya. Argo, kata dia, punya tujuan yang sangat mulia, yaitu membahagiakan ibunya juga adiknya yang masih duduk di bangku Sekolah Menegah Atas (SMA). Meilina terharu dengan tekad Argo.

"Almarhum Argo ini adalah anak sulung dari dua bersaudara. Harapan besar saya, dia adalah pengganti ayahnya, sebagai tulang punggung untuk saya dan adiknya. Yang akhirnya, dengan adanya kejadian ini, pupus semua harapan saya selaku ibu yang membesarkan almarhum 11 tahun tanpa figur ayah," ucapnya pilu.

Secara akademik, Meiliana menyebut Argo merupakan anak yang tekun belajar dan aktif berorganisasi. Hal itu dibuktikan dengan beasiswa BSI Scholarship yang diterima Argo.

"Kalau selama kuliah, memang beliau punya tujuan bahwa bukan hanya kuliah dan hanya selembar IPK. Tapi dia harus ditambahkan dengan organisasi, karena itu yang akan membentuk public speaking, relasi, networking, itu yang saya tahu," ujar Meiliana.

"Dia mohon izin ke saya 'Bunda, aku mau ikut organisasi'. 'Silahkan, tapi apakah kamu bisa dengan nilai?' 'Bisa, Bund.' Jadi memang anak itu sungguh luar biasa. Dia bisa memberi waktu untuk IPK yang tetap struggle, karena dia punya tanggung jawab dari BSI dan dia tetap menjalankan organisasi juga dengan begitu banyak organisasi," tambahnya.

Meiliana memang tak tahu banyak tentang beragam organisasi yang diikuti oleh Argo. Dia baru mengetahui segalanya setelah Argo tiada, karena banyak teman yang datang dan menceritakan hal luar biasa tentang sosok putra sulungnya.

"Ada dari teman-temannya, dari karangan bunga. Ternyata anak saya itu adalah sosok yang luar biasa hebat. Saya kagumkan lagi adalah dia mempunyai semangat dedikasi tinggi bahwa dia hidup ini bermanfaat untuk orang banyak," katanya.

Momen Lebaran 2025 menjadi kali terakhir Meiliana bertemu sang anak. Sedangkan komunikasi via telepon terakhir saat Meliana mengucapkan selamat ulang tahun kepada Argo pada (22/5). Namun dua hari kemudian, Argo dikabarkan meninggal akibat tertabrak mobil.

Bahkan, Meiliana menyebut sempat berkomunikasi dengan sang putra melalui pesan Whatsapp pada Jumat (23/5) malam. Dia tenang karena Argo tengah berorganisasi. Kemudian paginya, Sabtu (24/5), dia kembali mengingatkan Argo untuk salat, namun ternyata sang putra telah tiada.

Meiliana menyebut Argo tak banyak mengeluh selama di perantauan. Menurutnya, Argo memang dari kecil sudah terbentuk kuat dan kerap mencoba menyelesaikan masalah sendiri.

"Memang anak itu identik dengan kata 'aman'. Karena dia itu anak yang kuat, 'amannya' kata-kata dia, belum tentu aman buat dia. Tapi dia mengamankan untuk saya selaku ibunya. Karena dia tahu saya masih ada ini dan dia selalu menenangkan saya. Terlepas itu apa yang dihadapi, dia bisa," jelasnya.

Dengan tegar, Meiliana menyebut telah mengikhlaskan kepergian Argo. Dia meyakini segala yang terjadi telah atas izin yang maha kuasa.

"Kalau masalah kepergian Argo, saya sudah ikhlas. Karena ini merupakan takdir dari yang di atas," ucapnya.

Sosok Argo Dimata Sang Adik

Adik dari Argo, Keefa Satria Achfandi (17), sempat tak percaya dengan kabar kepergian sang kakak. Tangisnya baru pecah saat melihat langsung jenazah Argo.

"Pertama kali mendengar kabar kalau abang saya sudah enggak ada itu, saya benar-benar enggak percaya ya. Tapi di titik akhirnya saya melihat kalau jenazah abang saya dimakamkan, itu baru saya percaya dan tangisan saya di situ pecah," ujar Keefa.

Dia menyebut memang tak terlalu banyak interaksi dengan sang kakak, sebab mereka sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Namun jauh dalam lubuh hatinya, Keefa sangat mengasihi Argo.

"Yang saya kagum dia itu dikenal hebat oleh semua orang dan juga atas prestasi-prestasi dia dan juga kebaikan dia. Juga perjuangan dia dari semua tanggungan dan harapan orang-orang terdekat terhadap dia," terang Keefa.

"(Pesan abang) Yang paling saya inget adalah saya harus lebih belajar dan giat lagi. Itu pesan terakhir abang saya," pungkasnya.


© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.