UMKM Lokal Go Digital: Berdayakan Sesama, Produk asal Klaten dan Jogja Raih Sukses di Dunia Maya
Suci BangunDS May 31, 2025 03:33 PM

TRIBUNNEWS.COM - Suara deru mesin jahit terdengar bersahutan dari sebuah rumah yang berada di Jalan Bima, Desa Sekarsuli, Kecamatan Klaten Utara, Klaten.

Tampak dua wanita paruh baya tengah menjahit sejumlah kain. Kaki-kaki mereka menekan pedal mesin jahit, sembari kedua tangan memegang sebuah kain yang dijepit agar tak bergeser saat dijahit.

Siti dan Wiwik, nama dua penjahit tersebut beberapa kali saling melemparkan celetukan ringan serta guyonan. Sesekali, ada Ate yang ikut menimpali.

Jika Siti dan Wiwik bertugas menjahit, Ate bertugas memotong kain berbagai warna sesuai pola yang diberikan.

Para penjahit di UMKM Simpanse tengah menjahit kaus menyusui di rumah produksi Jalan Bima, Desa Sekarsuli, Kecamatan Klaten Utara, Klaten, Senin (27/4/2025).
Para penjahit di UMKM Simpanse tengah menjahit kaus menyusui di rumah produksi Jalan Bima, Desa Sekarsuli, Kecamatan Klaten Utara, Klaten, Senin (27/4/2025). (Sri Juliati)

Masih di rumah yang sama, tapi di ruangan berbeda, ada Fannes yang tengah melakukan siaran langsung atau live streaming di Shopee.

Melalui perangkat HP yang diletakkan di atas tripod, ia berinteraksi secara virtual dengan calon konsumen. Fannes responsif menjawab pertanyaan yang diajukan pembeli melalui kolom komentar pada siaran tersebut.

Tak lupa, ia menebar penawaran eksklusif berupa promo diskon spesial hingga 35 persen dan mengajak pembeli untuk langsung check out atau memasukkan produk ke dalam keranjang.

Ya, beginilah gambaran aktivitas sehari-hari di Simpanse, sebuah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Klaten, Jawa Tengah yang memproduksi kaus menyusui atau nursing wear.

Di sanalah, Siti, Wiwik, Ate, Fannes, dan 14 karyawan lain menggantungkan hidup. Sebagian besar dari mereka adalah tetangga sang pemilik usaha, yaitu Risca Ayu Maranita. 

Memberdayakan warga sekitar rumah memang menjadi salah satu misi Risca saat mendirikan Simpanse bersama sang suami, Anang Setyo Nugroho.

Risca berkisah, Simpanse adalah usaha kedua setelah bisnis pertamanya yaitu membuat gendongan bayi gagal total. Bukan karena tak laku, melainkan produk itu tak sesuai ekspektasi.

"Padahal hampir jor-joran (pendanaan) di usaha gendongan," ujar Risca saat ditemui Tribunnews.com, Senin (27/4/2025).

Tak ingin terus terpuruk karena dapur rumahnya harus tetap mengebul, Risca dan Anang berusaha bangkit. Produksi kaus menyusui menjadi pilihan usaha keduanya.

Usaha ini pun diawali dari ketidaksengajaan saat salah satu teman Risca meminta dibuatkan kaus menyusui. Meski belum pernah memiliki pengalaman membuat baju menyusui, Risca mengiyakan saja permintaan tersebut.

Ia membuat sendiri pola kaus menyusui. Begitu sudah jadi, ada sejumlah masukan yang diterima Risca, salah satunya tentang desain baju.

"Aku pun mengakui hal itu, perlu ada penyesuaian lagi pada desain kaus menyusuinya. Tapi aku berani jamin, kualitas kainnya nyaman dipakai," tutur wanita kelahiran Klaten, 2 Mei 1994 ini.

Butuh delapan kali, Risca merombak pola hingga menemukan desain kaus menyusui yang pas dan sesuai. Pola itu tak pernah berubah hingga sekarang.

Risca mengaku sempat timbul keraguan pada masa awal menjual kaus menyusui: adakah orang yang mau membeli produknya setiap hari? Terlebih kala itu, kaus menyusui belum menjadi hal yang biasa seperti jenis pakaian lainnya.

Sebagai permulaan, Risca menawarkan produk tersebut kepada teman-teman di komunitas penggendong yang diikutinya. Tak dinyana, respons mereka sangat bagus sehingga semakin meneguhkan niat Risca dan suami terjun ke bisnis kaus menyusui.

Sekira bulan April 2018, Risca dan Anang resmi merilis produk kaus menyusui dengan nama jenama Simpanse ke pasaran. 

Game Changer di Pasar Kaus Menyusui

PRODUKSI KAUS MENYUSUI - Risca Ayu Maranita, pemilik Simpanse menunjukkan hasil kaus menyusui yang diproduksi UMKM-nya. Simpanse adalah salah satu UMKM asal Klaten yang mengoptimalkan penggunaan platform digital untuk memperluas pangsa pasar.
PRODUKSI KAUS MENYUSUI - Risca Ayu Maranita, pemilik Simpanse menunjukkan hasil kaus menyusui yang diproduksi UMKM-nya. Simpanse adalah salah satu UMKM asal Klaten yang mengoptimalkan penggunaan platform digital untuk memperluas pangsa pasar. (Sri Juliati)

Risca bersorak saat kaus menyusui Simpanse terjual 2 potong, lalu meningkat menjadi 3 potong, 4 potong, hingga 8 potong per hari. Meski tak jarang ada hari di mana tidak ada selembar baju pun terjual.

Namun, pasangan yang menikah pada 17 Mei 2015 itu tak patah arang. Mereka selalu mencari celah baru. Salah satunya mengoptimalkan penggunaan platform digital melalui Shopee. 

Platform belanja online terdepan di Asia Tenggara dan Taiwan ini menjadi pilihan Risca dan Anang karena memiliki jangkauan yang luas. Shopee juga memberikan solusi untuk UMKM melalui berbagai program edukasi dan promosi.

Saat itu, belum begitu banyak pengusaha UMKM yang berjualan kaus menyusui. Risca pun berani mengeklaim, Simpanse adalah pioner baju menyusui pertama berbahan katun di Shopee.

"Saat yang lain masih pakai rayon dan harganya ratusan ribu, Simpanse berani pakai bahan katun dengan harga Rp 60 ribuan. Bisa dibilang Simpanse adalah game changer di pasar kaus menyusui," ungkap Risca penuh rasa bangga.

Sejak membuka toko di Shopee, penjualan Simpanse perlahan mulai naik dan stabil hingga seperti sekarang ini. Termasuk saat pandemi Covid-19, penjualan kaus menyusui Simpanse justru semakin lebih 'kencang'. 

Selama periode tersebut, Simpanse pernah mencatatkan penjualan tertinggi di angka 4200an kaus menyusui. Sementara total kapasitas produksi Simpanse dapat mencapai 3.000 hingga 4.000 kaus per bulan.

"Saat pandemi, perilaku belanja masyarakat kan mulai berubah ya, lebih sering belanja online. Saat itu, penjualan Simpanse rame banget, sampai Alhamdulillah kami bisa membeli rumah," ucap Risca.

Berawal dari produk yang sedikit, Simpanse terus berinovasi hingga saat ini memiliki lebih dari 27 warna kaus menyusui dan tersedia dalam 6 ukuran mulai dari S hingga 3XL. Variasi warna dan ukuran kaus tersebut dapat menjawab berbagai preferensi para ibu menyusui di Indonesia.

Simpanse juga memproduksi kaus basic untuk anak dan pria dewasa, celana, dan kaus non menyusui. Pada momen tertentu, Simpanse meluncurkan produk terbatas. Seperti pada momen Lebaran lalu, Simpanse merilis Family Set Raya Series.

Menurut Risca, ada sejumlah keunggulan kaus menyusui Simpanse selain harganya yang relatif terjangkau. Di antaranya kualitas bahan terbaik serta cutting kaus menyusui yang pas dan sesuai.

Hal ini didukung profesi Risca yang juga seorang konselor menyusui atau konsultan laktasi. Sehingga ia tahu persis seperti apa desain kaus menyusui dengan bukaan kanan-kiri yang nyaman dan accessible.

PRODUKSI KAUS MENYUSUI - Seorang pekerja UMKM Simpanse melakukan pemotongan kain sesuai pola sebelum akhirnya dijahit menjadi kaus menyusui di rumah produksi Jalan Bima, Desa Sekarsuli, Kecamatan Klaten Utara, Klaten, Senin (27/4/2025).
PRODUKSI KAUS MENYUSUI - Seorang pekerja UMKM Simpanse melakukan pemotongan kain sesuai pola sebelum akhirnya dijahit menjadi kaus menyusui di rumah produksi Jalan Bima, Desa Sekarsuli, Kecamatan Klaten Utara, Klaten, Senin (27/4/2025). (Sri Juliati)

"Karena kausnya dipakai oleh ibu menyusui, jadi prioritas utamanya jelas pada bahan, nyaman atau enggak. Lalu yang kedua, potongan atau cutting pada area bukaan untuk akses menyusui. Terkadang ada beberapa kaus menyusui yang harganya murah, tapi ternyata area bukaan kanan-kirinya nggak pas. Memang kalau dilihat secara kasat mata nggak terlihat, tapi ketika dipakai, akan sangat terasa bedanya," jelas ibu dua anak itu.

Tak heran, dengan berbagai keunggulan yang dimiliki, Simpanse kerap masuk dalam daftar Top 20 kaus menyusui terlaris. Tak hanya satu produk, tapi beberapa variasi kaus menyusui juga masuk dalam daftar tersebut.

Di Shopee, Simpanse juga telah menjadi Penjual Star+. Sebagai informasi, Penjual Star+ merupakan program dengan tingkatan lebih tinggi untuk Penjual Star terpilih yang memiliki performa, penjualan, dan operasional yang baik dan telah memberikan pengalaman belanja terbaik kepada pembeli.

Penjual Star+ akan mendapatkan mendapatkan tag Star+ yang ditampilkan di toko dan daftar produk. Tag Star+ juga merupakan komitmen terhadap standar kualitas produk dan layanan, di mana ini dapat memberikan jaminan tambahan kepada pembeli.

Optimalkan Promosi Digital

PRODUKSI KAUS MENYUSUI - Risca Ayu Maranita, pemilik Simpanse bersama dengan salah satu penjahit, Senin (27/4/2025). Simpanse adalah salah satu UMKM asal Klaten yang mengoptimalkan penggunaan platform digital untuk memperluas pangsa pasar.
PRODUKSI KAUS MENYUSUI - Risca Ayu Maranita, pemilik Simpanse bersama dengan salah satu penjahit, Senin (27/4/2025). Simpanse adalah salah satu UMKM asal Klaten yang mengoptimalkan penggunaan platform digital untuk memperluas pangsa pasar. (Sri Juliati)

Penjualan Simpanse yang laris manis di Shopee tak lepas dari upaya Risca dan Anang dalam memanfaatkan sejumlah fitur seperti Shopee Video, Shopee Live, dan Iklan Shopee. 

Hal ini membuat kunjungan ke toko dan penjualan kaus menyusui meningkat. Simpanse pun ikut mendapatkan pembeli baru.

Risca mengaku, Shopee Live menjadi tools yang membantu Simpanse dalam membangun interaksi dengan pelanggan sekaligus meningkatkan awareness mengenai produk yang ditawarkan.

"Melalui live streaming di Shopee, Simpanse dapat langsung berkomunikasi dengan calon konsumen sampai memberikan promo eksklusif," ungkapnya.

Sebagai konselor menyusui, Risca juga membuka ruang konsultasi melalui Fitur Chat Penjual di Shopee dan media sosialnya. 

"Ada konsultasi gratis untuk ibu menyusui, aku juga sering bikin konten tentang menyusui, yang nggak beli pun, bisa aku konsulin secara cuma-cuma," tambah Risca.

Simpanse pun tak pernah absen mengikuti setiap kampanye yang dihadirkan Shopee seperti event tanggal kembar, Gajian Sale, Gratis Ongkir XTRA, Promo XTRA, hingga Big Ramadan Sale.

Adanya program Shopee Pilih Lokal juga sangat membantu Simpanse dalam mengembangkan usaha. Risca sangat mengapresiasi Pilih Lokal karena program tersebut wujud dukungan Shopee terhadap keberlangsungan UMKM lokal di tengah serbuan produk impor.

"Ini perjuangan saya bersama teman-teman seller lainnya yang meminta Shopee melindungi kami, para pengusaha UMKM lokal agar tetap bisa survive. Bagaimana pun, usaha lokal seperti Simpanse melibatkan banyak pihak dari proses produksi, distribusi, sampai pemasaran produk. Mulai dari bahan, semuanya lokal dan tenaga kerjanya, kami rekrut dari warga sekitar," kata dia.

Berdayakan Difabel Produksi Mainan Edukatif

MAINAN EDUKATIF - Rita Indriana, pemilik ABC Woodentoys menunjukkan produk mainan edukatif ber-SNI yang juga dijual melalui Shopee, Jumat (2/5/2025).
MAINAN EDUKATIF - Rita Indriana, pemilik ABC Woodentoys menunjukkan produk mainan edukatif ber-SNI yang juga dijual melalui Shopee, Jumat (2/5/2025). (Sri Juliati)

Pengusaha UMKM lain yang turut bergabung dengan Shopee untuk memasarkan produk adalah Rita Indriana. Sudah tujuh tahun, pemilik usaha ABC Woodentoys ini menjual produk mainan edukatif ber-SNI melalui Shopee.

ABC Woodentoys yang berdiri sejak 2003 ini memang telah memiliki toko offline yang beralamat di Gendeng GK IV/598 A, Baciro, Gondokusuman, Yogyakarta.

Namun dengan bergabung di Shopee, semakin melengkapi penjualan karena ABC Woodentoys dapat menjangkau pasar yang lebih luas.

Keputusan Rita bergabung dengan Shopee, rupanya sangat tepat. Tak lama setelah membuka toko online di Shopee, pandemi Covid-9 melanda.

Aktivitas berbelanja di toko offline ABC Woodentoys pun berkurang. Sebaliknya, penjualan ABC Woodentoys di platform bernuansa oranye itu mulai tumbuh.

"Sampai sekarang, Shopee menjadi salah satu penopang penjualan kami di online," kata Rita kepada Tribunnews.com, Jumat (2/5/2025).

Demi mengoptimalkan penjualan secara online, Rita dan tim kerap mengikuti sejumlah kelas pelatihan dengan berbagai topik, salah satunya mengenai digital marketing.

Ilmu yang didapat dari kelas itu lantas diterapkan Rita agar meningkatkan penjualan ABC Woodentoys melalui media digital. 

Suami dari Eka Kurniawan ini bahkan memiliki target agar tokonya segera menjadi Penjual Star di Shopee.

Terlebih, Shopee menawarkan berbagai fitur promosi yang dapat digunakan untuk meningkatkan penjualan dan interaksi dengan pembeli. Salah satunya melalui Shopee Live.

"Setiap hari, kami ada live streaming di Shopee mulai pukul 09.00 hingga 10.30 WIB," ujar Rita.

JADWAL LIVE STREAMING - Jadwal live streaming yang ditempel di salah satu rak di toko offline ABC Woodentoys yang beralamat di Gendeng GK IV/598 A, Baciro, Gondokusuman, Yogyakarta, Rabu (2/5/2025).
JADWAL LIVE STREAMING - Jadwal live streaming yang ditempel di salah satu rak di toko offline ABC Woodentoys yang beralamat di Gendeng GK IV/598 A, Baciro, Gondokusuman, Yogyakarta, Rabu (2/5/2025). (Sri Juliati)

Program promosi dari Shopee lain yang turut diikuti Rita adalah Shopee Video dan Pilih Lokal. Dengan program Pilih Lokal, maka akan ada tag khusus yang selalu menempel pada setiap foto produk.

Tag Pilih Lokal juga meningkatkan kunjungan dan penjualan ABC Woodentoys karena mendapat exposure di halaman Shopee Pilih Lokal.

"Dalam memproduksi mainan edukatif, kami 100 persen menggunakan produk lokal. Mulai dari jenis kayu yang dipakai yaitu pinus dan mahoni dengan kualitas super, cat water based, hingga para pekerja, semuanya warga lokal," urai Rita.

Bahkan dua dari empat karyawan di bagian produksi ABC Woodentoys merupakan penyandang disabilitas intelektual. 

Sehingga customer yang membeli produk berlabel Pilih Lokal, menurut Rita, ikut mendukung keberlangsungan UMKM di Tanah Air.

Customer pun diuntungkan dengan adanya voucher spesial Gratis Ongkir XTRA dan diskon untuk produk Pilih Lokal.

UMKM Wajib Manfaatkan Marketplace

Kehadiran para pengusaha UMKM yang membuka toko online dan berjualan di Shopee mendapat respons positif dari Dosen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta, Evi Rosalina Widyayanti.

Pasalnya, transformasi digital yang kini dilakukan para pengusaha UMKM berdampak signifikan. Di antaranya memperluas pangsa pasar yang semula hanya 'bermain' di tingkat lokal, kini mereka bisa sampai ke nasional bahkan internasional.

"UMKM harus belajar soal digitalisasi dan mereka wajib memanfaatkan marketplace," tegas Evi saat dihubungi Tribunnews.com, Jumat (23/5/2025).

Menurut Evi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para pengusaha UMKM saat memutuskan berjualan di marketplace.

Pertama, penguasaan terhadap teknologi digital. Mereka, lanjut Evi, perlu meningkatkan keahlian dalam digital marketing. Caranya dengan upgrade ilmu atau pengetahuan melalui pelatihan atau kelas UMKM.

"Bisa juga dengan memanfaatkan teknologi AI, misalkan untuk membuat caption produk atau ide konten untuk berjualan. Nanti AI akan memberikan gambaran, tinggal kreativitas kita mau mengurangi, menambahkan, atau mengkreasikan ide dari AI tersebut," ujar dia.

Kedua, para pengusaha wajib memahami keamanan digital yaitu dengan mengunggah foto produk yang sebenarnya, tidak direkayasa atau tidak terlalu banyak diedit.

Evi mengatakan, apabila terlalu banyak rekayasa ditakutkan ada perbedaan signifikan saat konsumen menerima produk yang ternyata tidak sesuai dengan foto produk yang ditampilkan.

"Efek dominonya nanti akan sangat panjang dan berbalik ke pengusaha. Customer bisa memberikan ulasan yang jelek dan dibaca oleh customer lain," papar Evi yang juga pemilik UMKM Batik Namburan di Yogyakarta.

MANFAATKAN MARKETPLACE -  Evi Rosalina Widyayanti menunjukkan sejumlah produk batik tulis karya Batik Namburan.
MANFAATKAN MARKETPLACE - Dosen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta yang juga pemilik UMKM Batik Namburan, Evi Rosalina Widyayanti. (Sri Juliati)

Pengusaha UMKM juga diminta untuk mengedepankan etika saat memanfaatkan marketplace dengan tidak menjual produk tiruan, ilegal, atau mengelabui konsumen.

Sementara strategi yang dapat dilakukan pengusaha UMKM dalam mengoptimalkan transformasi digital adalah konsisten. Baik konsisten dalam melakukan promosi produk melalui live streaming maupun berkomunikasi dengan customer.

"Konsisten untuk upload video atau foto produk, konsisten live streaming. Meski di awal-awal nggak bisa langsung dapat banyak penonton atau malah nggak ada penonton sama sekali, tapi tetap jalani dulu saja. Namanya orang berbisnis, jualan, tentu butuh kesabaran, konsisten," jelas Evi.

Strategi lain yang dapat diterapkan adalah mempelajari penggunaan dan aturan marketplace. "Sesuaikan dengan format yang diberikan, jangan sampai kita melanggar aturan atau kebijakan yang berlaku, berujung toko di-banned atau diblokir oleh pihak marketplace," tambahnya.

Shopee, Kawan Perjalanan UMKM Lokal

Sementara itu, untuk mendukung akselerasi digitalisasi serta memperkuat ekosistem digital UMKM di Indonesia, Shopee kini menghadirkan program Sukses UMKM Baru untuk mendukung UMKM yang baru mulai berjualan di platform mereka.

Head of Public Affairs Shopee Indonesia, Radynal Nataprawira mengatakan, pengusaha UMKM dapat memanfaatkan program ini untuk mulai merintis toko online dan meningkatkan kapasitas bisnis secara langsung dengan lebih mudah. 

Pasalnya, program Sukses UMKM Baru memberikan berbagai manfaat bagi penjual baru mulai 10 Februari 2025, di antaranya:

  • Biaya administrasi gratis untuk 50 pesanan pertama.
  • Biaya Layanan Pengiriman XTRA Gratis untuk 200 pesanan pertama.
  • Voucher senilai Rp 1 juta untuk membantu penjual memberikan diskon toko yang dapat meningkatkan penjualan dan menarik lebih banyak pembeli.

Mereka juga dapat mengikuti pelatihan gratis dari Kampus UMKM Shopee untuk perkembangan bisnis. 

"Kami harap insentif baru dari Program Sukses UMKM Baru bisa mempermudah pengusaha UMKM beradaptasi dan tumbuh bersama melalui platform digital  dan memberikan kontribusi lebih besar terhadap perekonomian nasional," kata Radynal dalam keterangan yang diterima Tribunnews.com, Jumat (9/5/2025).

LIVE STREAMING - Dua karyawan ABC Woodentoys, UMKM asal Yogyakarta yang memproduksi mainan edukatif ber-SNI tengah melakukan live streaming melalui Shopee, Jumat (2/5/2025).
LIVE STREAMING - Dua karyawan ABC Woodentoys, UMKM asal Yogyakarta yang memproduksi mainan edukatif ber-SNI tengah melakukan live streaming melalui Shopee, Jumat (2/5/2025). (Sri Juliati)

Kehadiran Program Sukses UMKM Baru juga diharapkan dapat mendorong lebih banyak masyarakat memulai usaha daring sekaligus membekali mereka strategi bersaing dan memenangkan pasar.

Dengan meningkatnya pengguna internet, para pengusaha lokal baru diharapkan dapat semakin cepat beradaptasi secara digital di tengah tren bisnis yang kian dinamis dan kompetitif. 

"Pentingnya 'melek digital' menjadi kunci utama kesuksesan para pelaku usaha lokal dalam mendapatkan peluang tersebut. Pemerintah juga secara konsisten bersinergi dengan kami dalam merealisasikan program UMKM, khususnya program Sukses UMKM Baru," tambah Radynal.

Shopee juga menghadirkan Program Kampus UMKM Shopee - Kelas Online yang memberikan kurikulum lengkap bagi UMKM secara gratis dengan jangkauan lebih luas. 

Sejak diluncurkan pada tahun 2021, ratusan ribu UMKM telah mengikuti pelatihan yang bertujuan mengembangkan kapasitas dan keterampilan digital di Kampus UMKM Shopee.

"Pelatihan ini menjadi wujud komitmen kami dalam memberikan ruang dan meningkatkan kapasitas pengusaha lokal," ujar Head of Government Relations Shopee Indonesia, Balques Manisang.

Melalui Kampus UMKM Shopee Kelas Online, Balques berharap, pengusaha UMKM dapat semakin mudah mendapatkan akses dalam meningkat keterampilan digitalnya.

Baik bagi pengusaha yang baru memulai usaha maupun bagi mereka yang ingin mengembangkan usaha yang sudah berjalan di ekosistem digital. 

"Tentunya kegiatan usaha yang dilakukan akan dapat mendorong perekonomian keluarga yang kemudian berdampak positif bagi perekonomian nasional," kata dia.

Direktur Eksekutif Shopee Indonesia, Christin Djuarto menambahkan, kehadiran sejumlah program tersebut sebagai komitmen Shopee untuk terus menjadi kawan dalam setiap perjalanan UMKM bertumbuh dan meraih kesuksesan. 

Ke depan, Shopee akan terus berupaya menghadirkan berbagai inovasi, program, dan fitur yang dapat mendorong pertumbuhan berkelanjutan UMKM dan produk lokal, ekonomi lokal, serta membangun ekosistem e-commerce yang lebih positif.

"Kami berharap beragam inisiatif ini bisa membantu UMKM berkembang di dalam dan luar negeri dengan lebih mudah. Ini adalah komitmen Shopee untuk menjadi kawan dalam perjalanan UMKM lokal," harap Christin.

Dorong Transformasi Digital

Direktur Utama Smesco Wientor Rah Mada (kiri) dalam konferensi pers di kantor KemenkopUKM, Jakarta Selatan, Kamis (17/10/2024) dalam konferensi pers di kantor KemenkopUKM, Jakarta Selatan, Kamis (17/10/2024).
Direktur Utama Smesco Wientor Rah Mada (kiri) dalam konferensi pers di kantor KemenkopUKM, Jakarta Selatan, Kamis (17/10/2024) dalam konferensi pers di kantor KemenkopUKM, Jakarta Selatan, Kamis (17/10/2024). (Endrapta Pramudhiaz)

Di sisi lain, transformasi digital bagi UMKM kini telah menjadi keniscayaan, terutama setelah pandemi Covid-19.

Dalam sebuah wawancara, Direktur Utama Smesco Indonesia, Wientor Rah Mada mengatakan, sudah 24 juta UMKM di Indonesia yang go digital baik UMKM di perkotaan maupun perdesaan.

Hal ini tak lepas dari teknologi hingga infrastruktur digital yang masuk hampir di 38 provinsi seluruh Indonesia. Dengan akses digital yang hampir merata, pengusaha UMKM bisa memanfaatkan untuk bisnisnya.

"Salah satu hal yang bisa menyelamatkan UMKM saat pandemi adalah digitalisasi. Ketika selama ini mereka berjualan offline, kemudian dipaksa oleh pandemi harus berjualan secara online," kata Wientor, dikutip dari tayangan YouTube CNBC Indonesia yang diunggah pada 25 November 2024.

"Ketika berjualan online berarti mereka punya kesempatan untuk memasarkan produknya menjadi lebih luas, paling tidak menjadi seluruh Indonesia atau bahkan bisa seluruh dunia," tambahnya.

Oleh karena itu, menurut Wientor, literasi digital tetap harus didorong hingga tingkat pedesaan. Tujuannya agar infrastruktur digital yang dibangun pemerintah dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh UMKM lokal.

Meskipun berkompetisi ketat, termasuk dengan barang impor, Wientor optimis terhadap kualitas produk UMKM Indonesia. 

Dengan fokus pada kualitas, peningkatan akses pasar, serta literasi digital yang berkelanjutan, Smesco bertekad tidak hanya mendorong UMKM naik kelas, tetapi juga menjadi lebih berkualitas dan berdaya saing di pasar global.

"Saya tidak terlalu khawatir kalau dari sisi kualitas karena kualitas produk kita mampu bersaing," kata Wientor. 

Senada, Menteri UMKM, Maman Abdurrahman pun ikut mendorong transformasi UMKM menuju ekosistem digital agar mampu bersaing di pasar global.

"Di era digital ini, kita harus sadar, pengusaha-pengusaha UMKM di seluruh Indonesia dihadapkan dengan derasnya arus market digital. Ini adalah realitas yang tidak bisa kita bendung," ujar Maman dalam acara peluncuran logo baru Kementerian UMKM di Pasar Tanah Abang, Jakarta pada Rabu (15/1/2025).

Sehingga yang dapat dilakukan para pengusaha UMKM adalah beradaptasi. Selain memiliki toko offline, pengusaha UMKM didorong untuk mulai masuk ke dalam media digital untuk menambah omzet penjualan.

"Mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus masuk menjualkan barang kita di sini (marketplace). Manfaatkan etalase digitalisasi, marketplace, e-commerce untuk mendorong peningkatan penjualan produk," pungkasnya. (*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.