Kolaborasi Inovatif Indonesia–Swedia, Fokus pada Onkologi, Kardiologi, dan Pelatihan Medis
Erik S May 31, 2025 07:33 PM

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Upaya memperkuat sistem kesehatan nasional semakin berkembang melalui kerja sama lintas negara yang bersifat strategis dan berkelanjutan. 

Salah satu bentuk konkret dari komitmen tersebut adalah rangkaian kegiatan Sweden–Indonesia Sustainability Partnership (SISP), yang menghadirkan kolaborasi inovatif antara Indonesia dan Swedia di berbagai sektor, termasuk kesehatan.

Dalam momen penting tersebut, delegasi tingkat tinggi Swedia yang dipimpin oleh Menteri Kesehatan Swedia, Acko Ankarberg Johansson, melakukan kunjungan ke MRCCC Siloam Hospitals di Jakarta.

Kunjungan ini merupakan bagian dari agenda SISP Healthcare Conference & Symposium 2025, yang bertujuan mempererat sinergi antara sektor kesehatan kedua negara.

“Kami melihat banyak peluang kolaborasi di Indonesia, terutama melalui kemitraan dengan lembaga-lembaga kesehatan yang aktif mengembangkan pendekatan inovatif dan berbasis kebutuhan masyarakat,” ujar Acko.

Ia menyampaian komitmen ingin mendukung Indonesia dalam membangun sistem kesehatan yang lebih tangguh, adil, dan berorientasi pada masa depan.”

Dalam pertemuan bilateral tersebut, perhatian besar diberikan pada penguatan kapasitas tenaga kesehatan melalui pelatihan profesional, pengembangan kurikulum medis, dan transfer teknologi di bidang onkologi, transplantasi, dan kardiologi.

Swedia, sebagai negara dengan sistem kesehatan publik yang teruji, menawarkan peluang luas bagi Indonesia untuk mengadaptasi praktik-praktik terbaik dalam pelayanan pasien dan manajemen rumah sakit.

Swedia juga terbuka untuk menjalin kemitraan akademik dengan universitas dan institusi riset di Indonesia. Pertukaran pelajar, program beasiswa, serta riset kolaboratif menjadi beberapa inisiatif yang dibahas dalam forum tersebut.

CEO Siloam Hospitals Group, Caroline Riady, menegaskan bahwa Swedia berada dalam posisi strategis untuk mendukung transformasi kesehatan di Indonesia, terutama dalam hal peningkatan kualitas layanan dan perluasan akses di wilayah terpencil.

“Kolaborasi ini bukan hanya soal pertukaran teknologi atau pelatihan tenaga medis, tapi tentang membangun sistem layanan kesehatan yang benar-benar adaptif terhadap kebutuhan masyarakat Indonesia dan kami percaya sinergi seperti ini akan membawa dampak signifikan dalam jangka panjang," kata Caroline.

Caroline juga menyatakan, pihaknya siap menjadi pionir dalam implementasi kerja sama Indonesia–Swedia di tingkat rumah sakit dan komunitas.

Kolaborasi ini juga sangat relevan dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya pada pilar ke-3: Good Health and Well-being.

Baik Indonesia maupun Swedia menunjukkan keseriusan untuk memperluas akses kesehatan yang inklusif, berkualitas, dan berkelanjutan.

Langkah-langkah ini diharapkan memperkuat sistem kesehatan nasional, mengurangi kesenjangan layanan antara wilayah perkotaan dan pedesaan, serta mempercepat pencapaian target universal health coverage (UHC).

Ke depan, kedua negara berkomitmen untuk membangun platform kolaboratif yang mengintegrasikan teknologi digital, sistem rekam medis elektronik, serta telemedisin sebagai alat untuk menjembatani kesenjangan layanan di daerah-daerah dengan keterbatasan infrastruktur.

Selain itu, Swedia juga menawarkan dukungan dalam pengembangan sistem pembiayaan kesehatan yang efisien, pengelolaan risiko bencana kesehatan, serta reformasi kebijakan publik untuk menghadapi tantangan kesehatan masa depan, termasuk pandemi dan penuaan populasi.

Dengan pendekatan yang menyeluruh dan komitmen jangka panjang, kerja sama Indonesia–Swedia dalam bidang kesehatan diharapkan tidak hanya menghasilkan manfaat bagi kedua negara, tetapi juga menjadi contoh nyata dari diplomasi kesehatan global yang berbasis keberlanjutan.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.