TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Hujan deras malam ini, Sabtu, 31/5/2025, tak menyurutkan semangat ratusan penggemar vespa dengan pakaian nyentrik untuk merayakan YK Mods Mayday 2025 di taman Kuliner Condong Catur Yogyakarta. Even yang diselenggarakan setiap tahun ini merupakan bentuk ekspresi kelas pekerja dalam memperingati Hari Buruh, namun dengan gaya yang berbeda: bergaya mods ala Inggris.
Dengan mengusung tema Against All Odds, gelaran YK Mods Mayday 2025 menghadirkan semangat subkultur Mods yang lahir di Inggris pada akhir 1950-an hingga pertengahan 1960-an. Subkultur ini dikenal sebagai upaya perlawanan generasi muda kelas pekerja Inggris terhadap dominasi budaya arus utama kala itu. Mereka identik dengan Vespa atau Lambretta, jas panjang yang rapi namun nyentrik, dan musik soul serta rhythm and blues. Budaya Mods diadopsi sebagai upaya merepresentasikan gaya hidup modern, dinamis, dan bergaya ala kelas pekerja di sebagian kota kota di Indonesia termasuk di Yogyakarta.
Peserta lomba foto model on the spot sedang memotret model bergaya mods di acara YK MOds mayday, Sabtu, 31/5/2025. (FOTO: Eko Suasnto/TIMES Indoenesia)
Mods Mayday dilaksanakan tidak hanya di Yogyakarta. Karena sejak awal bulan Mei beberapa kota lain di Indonesia telah melaksanakan acara Mods Mayday di antaranya, Jakarta, Bandung, Semarang, Depok, Banjarmasin, Bali hingga Klaten.
Panitia YK Mods Mayday 2025, Jimy alias Tompel, kepada Times Indonesia di lokasi acara mengatakan, Budaya Mods itu bukan dari sini, tapi dari Inggris, dan ternyata bisa menyebar sampai ke Indonesia, bahkan ke Jogja.
“Kalau dulu, biasanya komunitas Vespa itu kalau mengadakan acara gayanya acakadul, tapi kalau Mods, kita lebih rapi dan bergaya,” ujar Tompel.
Dj Alice on Stage YK Mods Mayday 2025, di Taman Kuliner Condong Catur, Yogyakarta, Sabtu, 31/5/2025. (FOTO Eko Susanto/TIMES Indonesia)
Menurut Tompel, esensi Mods tetap berkaitan erat dengan identitas kelas pekerja. “Semua yang datang ke sini adalah buruh atau pekerja. Spiritnya itu masuk ke kepala mereka sebagai kelas pekerja atau buruh, jadi ini memang ekspresi sperayaan hari buruh lewat seni, musik, fashion, dan kebersamaan,” katanya.
Rolling Start: Dari Balai Kota
Perayaan YK Mods Mayday 2025 dimulai dengan rolling start dari depan Kantor Balai Kota Yogyakarta menuju venue acara di Taman Kuliner Condong Catur.
Menurut pantauan Times Indonesia terdapat sekitar 500 deretan Vespa klasik dari berbagai tahun produksi yang berjejer siap melakukan rolling start. Mereka datang dari bergai kota di sekitaran DIY dengan berpakaian klasik ala Mods. Rolling Start yang jadwalnya dimulai pada pukul 14.00 WIB molor karena sempat turun hujan. Rolling Start baru dilaksanakan pada pukul 16.00 WIB. 500an vespa berbagai tahun produksi itu beriringan menyusuri jalanan kota Jogja menuju Venue acara di Taman Kuliner condong Catur, Sleman, Yogyakarta.
Anggit (33), peserta asal Wangon, Jawa Tengah, datang dengan vespa berwarna merah berboncengan bersama istrinya. Dengan pakaian setelan jas dan dasi lengkap, Anggit yang rutinitasnya sebagai pekerja di Cirebon hadir merayakan YK Mods Mayday. Anggit Asli Wangon namun bekerja dari Senin hingga Jumat di Cirebon.
“Karena ini akhir pekan, biasanya saya pulang ke Wangon. Nah karena ada perayaan Mods jadi saya ke Jogja sekalian merayakan hari buruh di sini, sambil menjaga tali silaturahmi bersama teman teman di sini,” ujarnya. Bagi dirinya, ujar Anggit, memperingati Hari Buruh tak harus lewat demonstrasi. "Ya, ini cara kami, dengan vespa, musik, dan bergaya," ujarnya.
Rizal dari Bantul bahkan datang bersama keluarga. “Ini soal silaturahmi dan ekspresi diri, sambil bersenang senang mengajak keluarga,” kata Rizal yang membawa serta istri dan kedua anaknya dengan Vespa keluarga, saat ditemui Times Indonesia di depan balaikota.
Sejak 2016, Tumbuh dengan Semangat Kolektif
YK Mods Mayday pertama kali digelar pada 2016. Kala itu, dana kegiatan dikumpulkan secara kolektif oleh sekitar 20an anggota komunitas. “Awalnya patungan, sponsor hanya pelengkap,” jelas Tompel. Acara ini kemudian terus berlangsung setiap tahun, dan sengaja berpindah-pindah lokasi demi menciptakan suasana yang segar dan nyaman. “Biar semua merasakan asyik aja,” ujar Tompel.
Pada YK Mods Mayday kedua tahun 2017, dukungan dari perusahaan rokok mulai masuk. “Waktu itu Sampoerna support penuh,” ujar Tompel.
Tahun-tahun selanjutnya dukungan sponsor dari Industri Hasil tembakau tetap ada meski bentuknya barang atau produksi, ujarnya. Tahun ini, PT Djarum melalui aktivasi brand LA memberikan kontribusi berupa produksi dan ambience Scooterland.
Erick Caesarino, 33 tahun, dari tim District Sales Officer (DSO) PT Djarum Yogyakarta mengatakan, “Kami mendukung acara ini karena komunitas Mods ini memang kebanyakan penggemar Vespa, jadi sesuai dengan semangat Scooterland aktivasi dari brand LA,” ujar Erick
Meriah dengan Lomba Foto dan Musik
Gelaran Mods Mayday juga dimeriahkan lomba foto on the spot, bekerja sama dengan Lensa Community dan UKM STIEHunt dari STIE YKPN. Dua model bergaya mods dengan Vespa klasik menjadi subjek utama para peserta yang sebagian besar adalah mahasiswa.
Aditya Winantaka, 33 tahun, dari Lensa Community menjelaskan, “Kami ingin memberikan ruang ekspresi visual, agar acara makin semarak. Jadi kami memberi ruang khusus kepada para mahasiswa agar datang ke acara ini sambil menyalurkan kreatifitasnya melalui fotografi,” ujar Adit.
Usai hujan reda, ratusan fotografer langsung berkerumun di area Scooterland mengabadikan momen unik yakni dua model bergaya Mods berpose dengan vespa klasik. Kesannya jadul banget.
Selama peserta lomba foto beraksi memotret model bergaya ala Mods, di atas panggung utama ada DJ Alice yang memainkan musik rancak, mengajak semua yang hadir untuk bergoyang. Acara makin meriah dan membuat malam yang dingin menjadi hangat Ketika secara bergiliran para musisi dan grup band tampil secara bergiliran di antaranya, Loss Stroom, Namoy Budaya, Baxlaxboy, Buttondown, dan The Jungkiss turut mengisi malam dengan irama penuh semangat.
Sekilas tentang Subkultur Mods
Mods adalah singkatan dari Modernis. Menurut literasi yang tersedia dari berbagai sumber, Subkultur ini muncul di London pada akhir 1950-an dan mencapai puncaknya pada pertengahan 1960-an.
Para Mods adalah anak-anak muda kelas pekerja Inggris yang ingin tampil modern dan kosmopolitan, sebagai tandingan dari kultur konservatif kalangan berada. Anak anak Mods gemar mengenakan jas Italia yang pas di badan, sepatu kulit mengilap, dan menunggangi skuter sebagai simbol mobilitas dan kebebasan. Musik menjadi elemen penting dalam budaya ini, mulai dari jazz modern, Soul, hingga Ska. Bagi anak anak Mods, penampilan dan gaya adalah salah satu bentuk identitas dan perlawanan terhadap kalangan berada.
Dengan semangat yang sama, para penggemar Mods di Yogyakarta menyelenggarakan YK Mods Mayday untuk menunjukkan ekspresi lain bahwa memperingati Hari Buruh bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan, ekspresif, dan penuh gaya; gaya Mods. (*)