WNI Manajer Konbini di Aomori Jepang Gagalkan Penipuan terhadap Pria Lansia
Eko Sutriyanto June 01, 2025 11:33 AM

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Seorang warga negara Indonesia bernama Henny Susilawati (45), yang bekerja sebagai manajer toko Lawson Namioka Fukuda di Kota Aomori, Jepang, berhasil menggagalkan upaya penipuan terhadap seorang pria lanjut usia.

Aksinya ini mendapat apresiasi dari kepolisian setempat.

Kasus tersebut terjadi ketika Henny melayani seorang pelanggan lansia yang membawa dua kartu prabayar dengan total nilai 180.000 yen ke kasir.

“Saat saya bertanya dengan lembut, ‘Untuk apa kartu ini akan digunakan?’ pria itu menjawab tenang, ‘Komputer saya terkena virus, saya harus membelinya untuk memperbaiki,’” ujar Henny kepada media Yomiuri.

Henny merasa ada kejanggalan.

Pria tersebut merupakan pelanggan tetap, namun kali ini datang di luar waktu biasanya dan menunjukkan gelagat tidak biasa.

“Saya berkali-kali memintanya memeriksa apakah ini penipuan. Tapi dia bersikeras sambil tersenyum bahwa ini bukan penipuan,” jelas Henny.

Meski tidak berhasil menghentikan transaksi saat itu juga, Henny tetap merasa khawatir dan segera melapor ke Kantor Polisi Aomori Selatan.

Polisi pun segera menelusuri alamat pria tersebut melalui rekaman kamera pengawas dan berhasil mencegah terjadinya penipuan lebih lanjut.

“Saya sangat senang bisa mencegah penipuan ini. Saya ingin mengingatkan semua orang, dari segala usia, untuk selalu berhati-hati terhadap berbagai modus penipuan,” tegas Henny.

Lima hari sebelumnya, kasus serupa terjadi di Kantor Pos Momori, Kota Hirosaki. 

Seorang wanita lansia berusia 80-an tampak tergesa-gesa ingin menarik seluruh saldo tabungannya.

Petugas pos mencurigai hal tersebut dan setelah ditanya, wanita itu mengaku diarahkan oleh seseorang yang mengaku sebagai polisi dari Tokyo.

Petugas segera menahan transaksi dan menghubungi pihak berwenang.

Menurut Divisi Perencanaan Keselamatan Jiwa Kepolisian Prefektur Aomori, sepanjang tahun lalu warga berhasil mencegah kerugian akibat penipuan khusus senilai sekitar 27,29 juta yen—angka yang meningkat drastis dibanding tahun 2021 yang hanya sekitar 8,67 juta yen.

Modus penipuan juga semakin beragam, mulai dari penyamaran sebagai petugas polisi atau lembaga keuangan hingga mengklaim adanya penyalahgunaan rekening. Pelaku kemudian meminta korban memindahkan dana ke rekening lain untuk “menghindari penangkapan.

Sejak tahun 2021, kepolisian prefektur Aomori telah memulai inisiatif sertifikasi bagi toko serba ada dan lembaga keuangan yang berhasil mencegah penipuan.

Hingga 19 Mei tahun ini, tercatat 200 fasilitas telah mendapatkan sertifikasi sebagai "toko berprestasi" dalam pencegahan penipuan.

Yoshiyasu Ohno, Wakil Direktur Kepolisian Aomori, mengimbau masyarakat untuk waspada.

“Jika Anda melihat seseorang yang tampak tergesa-gesa atau mencoba mentransfer uang sambil terus berbicara di telepon, jangan ragu untuk menghubungi pihak kepolisian,” katanya.

Diskusi tentang berbagai modus penipuan di Jepang juga diangkat dalam komunitas “Pencinta Jepang Gratis”. Bagi yang ingin bergabung, dapat mengirimkan nama, alamat, dan nomor WhatsApp ke email: tkyjepang@gmail.com. (Kontributor Tribunnews.com dari Jepang/Ricard Susilo)

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.