Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Jepang kembali menunjukkan ketangguhannya dalam menangani gejolak harga kebutuhan pokok. Setelah harga beras melonjak hingga sekitar 5.000 yen per 5 kilogram, pemerintah bergerak cepat menstabilkan harga.
Mulai Sabtu (31/5/2025), beras kualitas baik mulai dijual dengan harga subsidi sebesar 2.160 yen — atau kurang dari separuh harga sebelumnya — lebih cepat dari jadwal semula yang ditetapkan pada Senin (2/6/2025).
Langkah cepat ini disambut antusias warga. Di sejumlah kota seperti Matsudo (Prefektur Chiba) dan Sendai, warga rela antre sejak malam hari untuk mendapatkan beras murah tersebut.
“Jepang keren banget! Dalam hal kedisiplinan dan ketepatan waktu, memang Jepang nomor satu. Tidak seperti negara di dimensi lain, yang saya lupa namanya,” ujar Mohammad Rizki, WNI yang tinggal di Jepang, kepada Tribunnews.com. Ia mengaku lega karena kini bisa kembali membeli beras dengan harga terjangkau.
Program penjualan beras subsidi ini dilaksanakan oleh Iris Ohyama Inc. (IO), perusahaan perlengkapan rumah tangga terkemuka yang berkantor pusat di Sendai. Mereka menyediakan total 160 kantong beras berukuran 5 kg, yang dijual seharga 2.160 yen per kantong di dua toko afiliasinya.
Meski jadwal penjualan semula ditetapkan pada 2 Juni, proses penggilingan dan pengiriman yang berjalan lancar memungkinkan penjualan dipercepat ke 31 Mei. Di toko Sendai, sebanyak 95 kantong beras disediakan, dan sekitar 250 orang sudah mengantre sejak pukul 07.30 pagi meski hujan mengguyur.
“Saya datang sekitar tengah malam. Saya punya anak-anak yang sedang tumbuh, jadi ini sangat membantu. Harga beras 4.000–5.000 yen terlalu mahal,” ujar seorang pria berusia 49 tahun yang menjadi pembeli pertama.
Penjualan dilakukan dengan sistem kupon bernomor dan dibatasi satu kantong per pelanggan. Saat toko dibuka pukul 09.00 pagi, pelanggan menukarkan tiket untuk menerima beras secara tertib.
Menurut perwakilan dari Iris Ohyama, keputusan percepatan penjualan merupakan hasil dari penyesuaian internal yang dilakukan berulang kali demi mendistribusikan beras secepat mungkin ke tangan konsumen.
Meski masih banyak warga yang belum kebagian karena jumlah terbatas, perusahaan berencana memperluas penjualan ke lebih banyak toko dalam waktu dekat.
Topik naik-turunnya harga beras ini juga hangat diperbincangkan di komunitas WNI di Jepang, termasuk di grup Pencinta Jepang yang terbuka untuk umum. Warga yang ingin bergabung bisa mengirimkan nama, alamat, dan nomor WhatsApp ke email tkyjepang@gmail.com.