Pentagon Cemas, Korut Kini Punya Sistem Pertahanan Pantsir Rusia: Rudal Storm Shadow Bisa Keok
Hasiolan Eko P Gultom June 02, 2025 11:31 PM

Pentagon Cemas, Korut Kini Punya Sistem Pertahanan Pantsir Rusia: Rudal Storm Shadow Bisa Keok

TRIBUNNEWS.COM - Rusia dilaporkan sudah mengirim kendaraan tempur pertahanan udara Pantsir ke Korea Utara (Korut).

Laporan itu merujuk pada asessment terbaru Badan Intelijen Pertahanan Amerika Serikat (AS) di Pentagon.

Transfer kendaraan tempur pertahanan udara Pantsir Rusia ke Korut ini disebutkan sebagai bagian dari perluasan kerja sama pertahanan antara kedua negara.

Penilaian tersebut menyatakan kekhawatiran kalau negara Asia Timur tersebut telah mencapai "posisi strategis terkuatnya" dalam beberapa dekade.

Posisi strategis itu ditandai akses Korut yang semakin luas ke teknologi, keahlian, dan material yang dapat diaplikasikan ke luar angkasa, nuklir, dan rudal Rusia, serta pendapatan yang cukup besar dari ekspor senjata ke Rusia, yang dianggap sebagai salah satu kontributor penting bagi posisi ini.

Seputar Sistem Pertahanan Udara Pantsir 

Sistem Pantsir pertama kali beroperasi di Angkatan Bersenjata Rusia pada tahun 2012, dan dihargai karena mobilitas dan fleksibilitasnya yang tinggi.

Sistem ini telah diuji secara intensif dalam pertempuran di Libya, Suriah, dan Ukraina, dan pada awal tahun 2020-an telah menembak jatuh lebih dari 100 pesawat tanpa awak dan setidaknya satu pesawat tempur.

Kemampuannya untuk memberikan pertahanan terhadap rudal jelajah penghindar radar Barat seperti Storm Shadow telah ditingkatkan secara signifikan berdasarkan pengalaman tempur di teater Ukraina.

Perwakilan dari perusahaan induk High Precision Weapons milik konglomerat pertahanan milik negara Rusia, Rostec, sebelumnya merangkum peningkatan yang dilakukan pada sistem tersebut sebagai berikut:

“Semua perubahan yang diperlukan telah dilakukan pada sistem Pantsir-S, sehingga memungkinkan peningkatan efisiensinya terhadap proyektil 'sulit' dan rudal jarak jauh, termasuk rudal jelajah Storm Shadow jarak jauh yang visibilitasnya rendah. Hasil penggunaan tempurnya telah membuktikan kebenaran keputusan desain yang dibuat sebelumnya.” 

Sistem Pantsir telah diekspor secara luas ke lebih dari selusin klien di seluruh dunia, dan di Angkatan Bersenjata Rusia dinilai sebagai sistem yang setara dengan sistem jarak jauh seperti S-400 dan sistem jarak menengah seperti BuK-M2.

Varian baru sistem yang diperkenalkan pada tahun 2019, Pantsir-SM, menggabungkan sejumlah teknologi baru, dan mengintegrasikan rudal permukaan-ke-udara 57E6M baru sebagai persenjataan utamanya.

Rudal tersebut meningkatkan jangkauan serangan sistem dari 20 menjadi 30 kilometer, sekaligus memungkinkan penargetan pesawat dan rudal pada ketinggian 18.000 meter dan memberikan kemampuan untuk menyerang pada kecepatan 31 persen lebih tinggi.

Sistem tersebut juga memperkenalkan penanggulangan peperangan elektronik baru, dan memiliki jangkauan deteksi yang meningkat terhadap target seukuran pesawat tempur hingga 75 kilometer.

Rudal permukaan-ke-udara baru pada sistem tersebut dilengkapi dengan persenjataan standar dua meriam otomatis anti-pesawat 2A38M 30 mm, yang dianggap sangat berharga untuk menetralkan serangan oleh sejumlah besar pesawat tak berawak kecepatan rendah, dan menyediakan kemampuan sekunder untuk menyerang infanteri dan kendaraan ringan.

DARI RUSIA KE UKRAINA - Peluncuran Rudal Permukaan-ke-Udara dari Kendaraan Tempur Pertahanan Udara Pantsir. Rusia dilaporkan sudah mentransfer sistem pertahanan udara ini ke Korea Utara, diduga sebagai bantuan militer berikut pelatihan tentaranya.

Tujuan Pantsir Rusia di Korea Utara

Meskipun biaya operasionalnya rendah dan ada manfaat dari pengujian tempur intensif, masih diragukan kalau Korea Utara akan berusaha untuk memiliki lebih banyak sistem Pantsir dari Rusia. 

Terlebih, sektor pertahanan negara itu sendiri telah terbukti mampu memproduksi sistem pertahanan udara yang jauh lebih canggih dan lebih kompleks secara lokal, dengan contoh yang paling menonjol adalah Pyongae-6 yang dianggap sebagai analog langsung dari S-400 Rusia. 

Di masa lalu, seperti halnya sistem Pyongae-5 yang berasal dari S-300, negara itu berusaha untuk memperoleh persenjataan dari Rusia melalui kesepakatan transfer teknologi skala besar dan dukungan untuk produksi lisensi dalam negeri.

Untuk sistem yang relatif murah seperti Pantsir, yang dirancang untuk diterjunkan dalam jumlah yang lebih besar, pendekatan seperti itu akan lebih sejalan dengan tren pengadaan Korea Utara yang sudah lama ada.

Laporan palsu tentang transfer senjata Rusia ke Korea Utara telah dibuat beberapa kali di masa lalu, terutama sejak awal 2024 ketika penjualan senjata Korea Utara dalam skala besar ke tetangganya dikonfirmasi.

Contoh penting sebelumnya adalah klaim yang sangat meragukan yang dibuat pada bulan November 2024 oleh sejumlah sumber Barat kalau Rusia kemungkinan telah mentransfer sistem pertahanan udara jarak jauh S-400 ke tetangganya, yang tampaknya sangat tidak mungkin karena sejumlah alasan. 

"Meskipun ada ruang yang cukup besar untuk meragukan bahwa Korea Utara telah membeli sistem Pantsir, kemungkinan itu tidak dapat dikesampingkan sepenuhnya," tulis ulasan situs web militer dan pertahanan MWM, Senin (2/6/2025). 

Salah satu kemungkinan adalah bahwa Tentara Rakyat Korea Utara memesan sedikit sistem tersebut untuk mengujinya secara lebih intensif dalam kondisi 'dilokalkan'.

Produksi lokal ini memungkinkan evaluasi apakah pengadaan skala besar berdasarkan kesepakatan produksi lisensi akan menjadi investasi yang menguntungkan.

Model-model awal ini selanjutnya dapat digunakan untuk pelatihan.

"Rusia mungkin juga telah membuat kesepakatan produksi lisensi atau berbagai transfer teknologi dengan syarat Korea Utara terlebih dahulu membeli sejumlah unit 'siap pakai'," kata laporan tersebut. 

Kemungkinan lain adalah bahwa Tentara Rakyat Korea Utara melihat kebutuhan mendesak untuk meningkatkan kemampuan anti-drone di Zona Demiliterisasi antar-Korea atau di sekitar ibu kota Pyongyang.

Hal ini terutama setelah drone yang diluncurkan dari Korea Selatan pada Oktober 2024 menembus wilayah udara Korea Utara untuk menjatuhkan selebaran propaganda di atas ibu kota Pyongyang.

Operasi tersebut dianggap sebagai pelanggaran yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap wilayah udara negara yang seharusnya sangat aman, dan mungkin telah menyebabkan pembelian 'siap pakai' dianggap perlu.

"Kemungkinan lebih lanjut adalah bahwa sistem tersebut diberikan sebagai bantuan, dengan tujuan untuk melatih unit Tentara Rakyat Korea di Korea Utara agar mereka kemudian menggunakan sistem Pantsir di garis depan di wilayah Ukraina," kata laporan tersebut. 

 

(oln/mwm/*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.