TIMESINDONESIA, JAKARTA – Peristiwa kekerasan seksual di tanah air menjadi atensi khusus para pemangku kepentingan, termasuk anggota DPR. Hampir di semua provinsi peristiwa kekerasan seksual menghiasi pemberitaan media massa.
Anggota Komisi III DPR RI, Lola Nelria Oktavia menyuarakan keprihatinan mendalam terhadap maraknya kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak di Sumatera Barat.
Lala memandang pentingnya edukasi masyarakat, keberanian korban untuk bicara, serta kehadiran negara dalam memberikan perlindungan dan keadilan.
“Banyak kekerasan seksual yang terjadi di dalam keluarga atau lingkungan terdekat, tapi malah disembunyikan. Korban sering kali takut, malu, atau merasa harus menanggung sendiri. Ini tidak boleh terus dibiarkan,” ujar Lola kepada wartawan, di sela kunker ke Sumatera Barat, dikutip, Selasa (3/6/2025)
Menurutnya, salah satu akar masalah adalah kurangnya edukasi dan pemahaman masyarakat terkait kekerasan seksual. Ia menegaskan bahwa korban tidak boleh dibebani rasa bersalah, dan harus didukung untuk speak up.
“Tugas kita adalah memberi pengarahan dan pendidikan bahwa menjadi korban bukanlah aib. Korban harus dibantu, bukan disudutkan,” tegasnya.
Legislator Dapil Jawa Barat XI ini juga menyerukan agar aparat penegak hukum memberikan perlakuan tegas dan setara terhadap semua pelaku kekerasan seksual tanpa pandang bulu.
“Di manapun terjadi, pelaku kekerasan seksual terhadap perempuan atau anak harus mendapat ganjaran yang setimpal, tanpa pengecualian,” tegas Wabendum DPP Partai NasDem ini.
Ia mendorong adanya tempat pengaduan yang aman dan nyaman bagi korban, agar tidak ragu melapor dan merasa yakin bahwa laporan mereka akan direspons dengan cepat.
“Sosialisasi sangat penting. Masyarakat harus tahu ke mana mereka bisa melapor dan percaya bahwa laporan mereka akan ditindaklanjuti. Kepercayaan itu harus kita bangun,” ujarnya.
Lola pun memberikan harapan khusus kepada perempuan agar menjadi sosok yang tangguh dan responsif terhadap kekerasan di sekitarnya.
“Perempuan harus mandiri, tanggap, dan tidak tinggal diam. Kalau melihat atau mengalami kekerasan, harus segera bertindak. Jangan takut,” tuturnya.
Lebih lanjut, Lola menutup dengan harapan besar bahwa dengan kolaborasi semua pihak, masyarakat, aparat, dan pemerintah, kasus kekerasan seksual bisa ditekan hingga akhirnya tidak terjadi lagi.
“Harapan saya, ke depan, dengan adanya reaksi cepat dari masyarakat dan korban, kita bisa menurunkan angka kekerasan seksual, bahkan menghilangkannya sepenuhnya,” tandas Lola.
Selain di Sumbar, kekerasan seksual terhadap anak teranyar dilakukan Eks Kapolres Ngada, lalu ada pula kasus Dokter kepada pasien di Garut Jawa Barat, dan masih banyak lagi.