Mengingat daging mengandung banyak nutrisi bermanfaat, masalah sebenarnya muncul ketika daging dikonsumsi secara berlebihan. Terutama, bagi orang-orang yang sudah ada keterkaitan dengan sindrom metabolik.
"Sindrom metabolik itu seperti meningkatnya asam urat, kolesterol, hipertensi, diabetes. Nah tentu sumber-sumber energi, sebagaimana yang kita tahu ada karbohidrat, protein, ada lemak. Nah itu sendiri bisa menjadi masalah bagi populasi tersebut," kata spesialis penyakit dalam dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr Ray Rattu, SpPD, Selasa (28/5/2025).
Menurut dr Ray, mengonsumsi daging akan lebih berhubungan dengan peningkatan kolesterol dan asam urat. Sementara, diabetes akan lebih ada kaitannya dengan makanan yang mengandung gula dalam bentuk apapun. Orang yang ingin mengonsumsi daging harus mengetahui, apakah tubuhnya bisa mentolerir makanan tersebut atau tidak.
"Kalau seandainya memang kita punya masalah yang tadi saya bilang secara khusus, hiperkolesterolemia, hiperurisemia, maka yang perlu diketahui adalah berapa kadar yang kita miliki, apakah sudah terkontrol atau tidak. Sehingga itu akan menjadi dasar untuk kemudian kita memutuskan itu berapa banyak yang akan kita konsumsi," tutur dr Ray.
Jika kadarnya masih terlalu tinggi dan masih belum terkontrol, maka alangkah baiknya dikonsumsi dalam jumlah yang sangat sedikit. Sebab, mengonsumsi daging akan berhubungan dengan penyakit penyerta akibat ketidaksesuaian antara diet dan kondisi pasien.