Benarkah Suami Tukang Selingkuh Selalu Lebih Boros Manjain Selingkuhan daripada Istri Sah?
Mia Della Vita June 04, 2025 09:34 AM

Grid.ID- Selama ini ada anggapan populer bahwa suami tukang selingkuh cenderung lebih royal pada selingkuhannya ketimbang pada istri sahnya. Namun, sebuah penelitian baru yang diterbitkan dalam Evolutionary Behavioral Sciences justru membantah anggapan tersebut.

Studi ini menemukan bahwa baik pria maupun wanita cenderung lebih banyak menghabiskan uang untuk mempertahankan hubungan jangka panjang, bukan untuk memanjakan pasangan selingkuhan. Artinya, para pelaku selingkuh tidak selalu lebih boros terhadap pasangan gelap mereka dibanding pasangan sah.

Dikutip dari Psypost.org, Selasa (3/6/2025), penelitian tentang perilaku suami tukang selingkuh ini dilakukan oleh Olivia James, mahasiswa pascasarjana dari University of Colorado at Colorado Springs, dan Keelah Williams, dosen psikologi dari Hamilton College. Keduanya mulai tertarik meneliti hal ini setelah mendengar cerita menarik dari dunia hewan.

Seekor burung kecil asal Australia, fairy wren, menunjukkan perilaku mirip manusia. Saat berusaha mendekati pasangan di luar ikatan tetap, burung jantan akan memberikan kelopak bunga sebagai tanda minat.

Namun, perilaku ini tidak dilakukan saat ia mendekati pasangan tetapnya. Analogi inilah yang kemudian menginspirasi riset mereka, apalagi mengingat dalam budaya populer, seperti di film Love Actually, laki-laki yang berselingkuh digambarkan lebih 'dermawan' pada selingkuhan daripada istri.

Untuk menguji kebenaran stereotip ini, tim peneliti melakukan tiga studi berbeda. Studi pertama melibatkan 139 orang yang diminta membayangkan skenario hipotetik.

Mereka diminta memperkirakan seberapa banyak uang yang akan mereka habiskan untuk memberi hadiah dalam konteks hubungan yang berbeda yaitu untuk pasangan resmi, atau untuk pasangan selingkuhan. Hasilnya mengejutkan, para partisipan justru cenderung bersedia mengeluarkan uang lebih banyak untuk pasangan resmi, apalagi jika hubungan itu sedang ingin dipertahankan.

Studi kedua lebih realistis. Sebanyak 233 partisipan diminta mengingat pengalaman pribadi mereka dalam memberi dan menerima hadiah. Mereka dibagi dalam dua kelompok, yaitu yang hanya pernah berada dalam hubungan resmi, dan yang pernah terlibat dalam perselingkuhan.

Dari data tersebut, tidak ditemukan perbedaan berarti dalam nilai hadiah yang diterima dari pasangan resmi maupun selingkuhan. Artinya, dalam praktik nyata, pasangan selingkuhan tidak menerima hadiah yang lebih mahal.

Studi ketiga lebih menekankan pada persepsi sosial. Sebanyak 151 partisipan diminta menebak bagaimana orang lain akan mengeluarkan uang untuk memberi hadiah dalam hubungan resmi dan hubungan selingkuh.

Sekali lagi, hasilnya konsisten. Baik pria maupun wanita diperkirakan akan mengeluarkan lebih banyak uang untuk pasangan sah. Stereotip bahwa pria lebih boros ke selingkuhan memang ada, tapi tidak didukung oleh data aktual.

Secara keseluruhan, hasil dari ketiga studi ini menunjukkan bahwa anggapan pria lebih royal pada selingkuhan tidak didukung bukti ilmiah. Justru, pria dan wanita cenderung melihat pemberian hadiah sebagai bentuk komitmen jangka panjang.

Hadiah diberikan bukan sekadar untuk memulai hubungan, tapi lebih untuk memperkuat ikatan yang sudah ada. Dalam konteks perselingkuhan, karena hubungan biasanya tidak berniat jangka panjang, maka hadiah pun cenderung tidak sebesar itu.

Meski demikian, para peneliti mengingatkan bahwa nilai uang bukan satu-satunya indikator kualitas hadiah. Hadiah murah bisa saja lebih bermakna daripada yang mahal, tergantung konteksnya.

Selain itu, studi ini hanya melibatkan peserta heteroseksual dan monogami dari Amerika Serikat. Maka, hasil ini belum tentu berlaku secara universal di berbagai budaya atau jenis hubungan lain seperti poliamori.

James dan Williams berharap temuan ini bisa mendorong diskusi dan riset lanjutan mengenai perilaku pemberian hadiah dalam hubungan romantis. Penelitian ke depan bisa memperluas cakupan pada faktor budaya, orientasi seksual, dan bentuk struktur hubungan yang berbeda. Sementara itu, setidaknya mitos bahwa suami tukang selingkuh pasti lebih boros terhadap selingkuhan tampaknya bisa dipatahkan.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.