TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dalam beberapa tahun terakhir, tren baking atau kegiatan memanggang kue dan pastry tanpa menggunakan media air dan minyak, mengalami peningkatan signifikan di kalangan masyarakat urban.
Aktivitas ini tidak lagi sekadar dianggap sebagai pekerjaan rumah tangga, tetapi telah berkembang menjadi bagian dari gaya hidup modern yang sarat kreativitas dan ekspresi diri.
Kemajuan teknologi dan pesatnya perkembangan media sosial menjadi pendorong utama di balik meningkatnya ketertarikan terhadap dunia baking.
Platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube menyuguhkan beragam konten inspiratif — mulai dari resep kekinian, teknik menghias kue, hingga ide bisnis rumahan berbasis baking. Tak sedikit warganet yang terdorong untuk mencoba sendiri membuat kue di rumah.
“Media sosial membuka ruang kreatif bagi siapa saja yang ingin belajar membuat kue. Dari sana, banyak yang mulai serius menekuni dunia baking,” ujar Ermila Tobing, pelaku usaha baking di Jakarta Utara, Rabu (4/5/2025).
Menurut owner M Kitchen Baking Class & Baking Store ini, baking kini juga menjadi bentuk relaksasi dan cara untuk menjaga kesehatan mental.
Di tengah tekanan rutinitas harian, kegiatan membuat kue memberikan rasa tenang sekaligus kepuasan tersendiri.
Hal ini turut didukung oleh sebuah studi yang dipublikasikan The Journal of Positive Psychology.
Penelitian terhadap 658 responden menemukan bahwa aktivitas seperti memasak dan membuat kue mampu meningkatkan mood dan memberikan rasa bahagia yang lebih besar setelah dilakukan.
Menjawab tren yang terus tumbuh, berbagai tempat kursus dan toko perlengkapan baking mulai bermunculan, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta.
Kelas baking kini menjadi pilihan menarik untuk belajar keterampilan baru, sekaligus menjadi ruang bertemu bagi sesama pecinta dunia kuliner.
“Kelas baking sangat diminati oleh berbagai kalangan — mulai dari ibu rumah tangga, mahasiswa, hingga pemilik usaha makanan. Banyak peserta yang awalnya sekadar hobi, kini mulai serius membangun bisnis kue,” jelas Ermila.
Selain pelatihan, toko-toko bahan dan alat baking juga memainkan peran penting dalam mendukung ekosistem ini.
Beberapa di antaranya bahkan menyediakan ruang praktik atau baking studio, yang memungkinkan peserta belajar langsung dengan bimbingan praktis dan fasilitas lengkap.
Melihat besarnya potensi industri baking, upaya pengembangan merek (brand development) pun menjadi hal strategis.
Salah satunya dilakukan melalui pendekatan human branding yang tidak hanya fokus pada aspek teknis, tetapi juga membangun koneksi emosional dengan komunitas.
“Kami percaya setiap brand punya jiwa. Maka hubungan yang dibangun dengan konsumen juga harus bermakna dan autentik,” ujar Deo Cardi Nathanael, Owner PT Digital Cardi Nusantara, yang mendampingi strategi pengembangan brand M Kitchen.
Sebagai bentuk dukungan terhadap ekosistem kreatif ini, pada Mei 2025 M Kitchen meresmikan Baking Studio di lantai dua sebagai ruang eksklusif untuk kegiatan belajar dan kolaborasi. Studio ini diharapkan dapat menjadi tempat berkembangnya komunitas baking yang inklusif dan inspiratif.
Dengan tren yang terus naik, dunia baking telah berkembang menjadi lebih dari sekadar aktivitas dapur.
Ia menjadi ruang untuk menyalurkan kreativitas, membangun jaringan sosial, hingga membuka peluang usaha kuliner berbasis passion. Tak heran jika baking kini dipandang sebagai bagian dari gaya hidup sehat, produktif, dan penuh potensi ekonomi di era modern.