TRIBUNNEWS.COM – Sepanjang sejarahnya, Rusia dikenal sebagai salah satu kekuatan militer terbesar di dunia.
Dari masa Uni Soviet hingga Federasi Rusia modern, negara ini telah terlibat dalam berbagai konflik berskala besar yang berdampak signifikan terhadap geopolitik global.
Mengutip rubryka.com dan motorcyclesports.net, berikut adalah 10 negara yang pernah atau sedang diinvasi atau diintervensi oleh Rusia dalam 100 tahun terakhir:
Keterlibatan Rusia di Polandia dimulai dengan Perang Polandia-Soviet pada tahun 1920, ketika Uni Soviet berupaya menyebarkan komunisme ke arah barat namun berhasil digagalkan.
Kemudian, selama Perang Dunia II, Polandia diserbu dua kali: pertama pada tahun 1939 sebagai bagian dari pakta dengan Nazi Jerman, dan kedua pada 1944–1945 ketika pasukan Soviet “membebaskan” negara tersebut sekaligus mendirikan rezim komunis yang pro-Moskow.
Sebagian wilayah Moldova berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Rusia sejak abad ke-19.
Meski Moldova menyatakan kemerdekaannya pada tahun 1918 dan bergabung dengan Rumania, Rusia tetap mengklaim wilayah tersebut.
Pada tahun 1939, melalui pakta antara Uni Soviet dan Nazi Jerman untuk membagi Eropa, Rumania dipaksa menyerahkan wilayah Moldova kepada Uni Soviet, yang kemudian mendirikan Republik Sosialis Soviet Moldavia.
Moldova lalu memulihkan kedaulatannya pada tahun 1991, sebuah keputusan yang tidak disukai Rusia.
Dengan bantuan tentara Rusia ke-14 yang ditempatkan di sana, wilayah separatis Transnistria di Moldova mengumumkan kedaulatannya.
Setelah dimulainya perang, "republik" yang memisahkan diri itu berada di bawah kendali langsung Rusia.
Sekarang, Transnistria menjadi zona abu-abu terisolasi yang tidak diakui oleh pemerintah mana pun atau PBB.
Ketika Rusia menduduki semenanjung Ukraina di Krimea dan memulai perangnya di Donbas, keamanan Moldova kembali terancam.
Pihak berwenang Transnistria meminta Rusia untuk mencaplok wilayah Moldova dan menjadi panggung untuk invasi wilayah Odesa di Ukraina.
Sejak Rusia memulai perang skala penuhnya pada tahun 2022, Moldova telah berulang kali menyatakan agresor ingin mencoba menggulingkan pemerintahnya yang pro-Barat.
Sejarah invasi Rusia ke Kazakhstan memiliki kesamaan dengan Ukraina.
Kazakhstan pertama kali diduduki oleh Kekaisaran Rusia, lalu menjadi bagian dari Uni Soviet setelah pemerintahan independennya yang berumur pendek.
Pada 1930-an, para elite dan intelektual Kazakh mengalami penindasan dan eksekusi sebagai bagian dari Pembersihan Besar-besaran.
Sebanyak 1,5 juta orang Kazakh meninggal akibat bencana kelaparan buatan manusia pada tahun 1930–1933, yang dikenal sebagai Asharshylyk.
Perang Musim Dingin (Winter War) membuat Uni Soviet melancarkan invasi ke Finlandia untuk menuntut konsesi wilayah.
Meski Finlandia melakukan perlawanan sengit dan menyebabkan banyak korban di pihak Soviet, negara itu akhirnya menyerahkan sebagian wilayahnya dalam perjanjian damai.
Pada tahun 1940, Uni Soviet mencaplok Estonia, Latvia, dan Lithuania, dan mengklaim wilayah tersebut sebagai bagian dari negaranya selama Perang Dunia II.
Ketiga negara ini baru memperoleh kembali kemerdekaannya setelah runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991.
Sejak 1991, Estonia, Latvia, dan Lithuania berdiri teguh melawan agresi Rusia, dengan menjadi anggota NATO.
Sejak Rusia memulai perang skala penuh melawan Ukraina, ketiga negara itu diancam oleh propaganda Rusia, disebut-sebut negara berikutnya yang akan diinvasi.
Negara-negara Baltik ini kini menjadi salah satu pendukung Ukraina yang paling vokal.
Revolusi Hongaria tahun 1956 bertujuan untuk melepaskan diri dari pengaruh Soviet, namun Moskow merespons dengan mengirimkan tank dan pasukan untuk menghancurkan pemberontakan.
Ribuan orang tewas, dan Hongaria tetap berada di bawah kontrol Soviet selama beberapa dekade setelahnya.
Gerakan reformasi politik yang dikenal sebagai Musim Semi Praha dihentikan secara paksa ketika pasukan pimpinan Soviet menyerbu Cekoslowakia.
Intervensi ini menegaskan kembali dominasi Moskow atas Blok Timur dan membungkam upaya reformasi di negara tersebut.
Dalam upaya menopang pemerintahan komunis yang goyah, Uni Soviet menginvasi Afghanistan.
Konflik berdarah ini berlangsung selama satu dekade dan menjadi perang berkepanjangan yang melemahkan Soviet, serta berkontribusi pada keruntuhan Uni Soviet.
Dalam era Rusia modern, selama Perang Ossetia Selatan, Rusia menyerbu Georgia dengan dalih melindungi warga etnis Rusia.
Konflik tersebut berujung pada pengakuan Rusia terhadap Ossetia Selatan dan Abkhazia sebagai negara merdeka.
Hingga kini, klaim itu belum diakui oleh sebagian besar komunitas internasional.
Invasi Rusia paling mencolok di abad ke-21 dimulai pada tahun 2014 dengan aneksasi Krimea.
Kemudian, pada tahun 2022, Rusia melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina, yang memicu salah satu konflik terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.
Perang yang masih berlangsung ini telah menghancurkan banyak wilayah Ukraina dan mengundang kecaman global.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)