STIES Riyadlul Jannah Luncurkan Pesantren Entrepreneurship Berbasis TAWADHU
GH News June 05, 2025 12:04 PM

TIMESINDONESIA, MOJOKERTO – Sekolah Tinggi Ekonomi Syariah (STIES) Riyadlul Jannah meluncurkan konsep baru pendidikan kewirausahaan berbasis pesantren bernama “Pesantren Entrepreneurship” dengan pendekatan nilai-nilai Islam melalui model TAWADHU.

Ide ini digagas oleh Kaprodi Ekonomi Syariah STIES, Dr. Budiyono Santoso, dan telah diterapkan di lingkungan Pesantren Riyadlul Jannah, Pacet, Mojokerto.

TAWADHU merupakan akronim dari Tarbiyah (pendidikan keterampilan), Wathaniyah (cinta ekonomi lokal), Dakwah (jaringan bisnis berbasis kebaikan), Hamasatul Jihad (semangat juang), dan Uswah (keteladanan Rasulullah). 

Model ini ditujukan untuk mencetak santri yang mandiri secara ekonomi, memiliki integritas, serta mampu memberikan manfaat sosial.

“Model ini bukan hanya soal usaha, tapi juga soal ibadah dan keberkahan. Santri diarahkan untuk menjalankan bisnis sebagai bentuk pengabdian,” kata Budiyono, Selasa (3/6/2025).

Konsep ini telah menjadi bagian dari disertasi doktoralnya di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dan mengantarkannya meraih gelar doktor dengan predikat cumlaude.

Menurut Budiyono, model tersebut merupakan respon atas tantangan ekonomi umat dan sekaligus solusi terhadap minimnya model kewirausahaan berbasis nilai Islam yang aplikatif di pesantren.

Saat ini, sejumlah santri di Pesantren Riyadlul Jannah telah menjalankan berbagai aktivitas produktif, mulai dari pengolahan limbah organik, pertanian terpadu, hingga pemasaran digital produk-produk lokal pesantren.

“Santri kami tidak hanya belajar teori, mereka langsung praktik dan terjun ke lapangan. Ini adalah bagian dari pembentukan karakter dan kemandirian ekonomi mereka,” tambahnya.

Ketua STIES Riyadlul Jannah, Mokhammad Ainur Rofiq, menyatakan bahwa model ini menunjukkan bahwa pesantren bisa berperan aktif dalam menyelesaikan persoalan ekonomi masyarakat.

“Gagasan ini adalah inovasi yang membanggakan. Pesantren mampu menjawab tantangan zaman dengan solusi nyata yang berbasis nilai keislaman,” ujarnya.

Untuk mendukung keberlanjutan program, pihak kampus membuka beasiswa penuh bagi 100 santri setiap tahun, dengan prioritas santri dari daerah tertinggal. Langkah ini dilakukan untuk memperluas jangkauan penerapan konsep santripreneur dan mencetak lulusan yang unggul secara akademik, spiritual, dan wirausaha.

Program Pesantren Entrepreneurship berbasis TAWADHU ini diharapkan menjadi rujukan nasional dalam pengembangan ekonomi pesantren dan pemberdayaan umat secara berkelanjutan. Konsep ini juga sejalan dengan misi penguatan ekonomi berbasis komunitas dan nilai-nilai Islam. (*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.