Timnas Indonesia akan menghadapi Tiongkok dalam laga krusial putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, hari ini pada 5 Juni 2025. Dengan performa terkini dan keunggulan bermain di kandang, Timnas Indonesia memiliki peluang besar untuk meraih kemenangan meyakinkan atas Tiongkok, yang saat ini tampil kurang konsisten dan tidak lagi menjadi ancaman besar bagi Skuad Garuda.
Performa Tiongkok yang Melempem
Tiongkok, yang berada di posisi juru kunci Grup C dengan hanya mengumpulkan tiga poin dari empat pertandingan, menunjukkan performa yang jauh dari impresif. Kekalahan telak dari Jepang (0-7), Arab Saudi (1-2), dan Australia (1-3) memperlihatkan rapuhnya pertahanan dan kurangnya ketajaman di lini serang. Satu-satunya kemenangan mereka diraih melawan Indonesia di Qingdao pada Oktober 2024 dengan skor tipis 2-1, meskipun statistik menunjukkan dominasi Indonesia dalam penguasaan bola (75,9%) dan peluang (14 tembakan berbanding 5 tembakan Tiongkok).
Tiongkok hanya mencetak empat gol dalam empat laga di putaran ketiga, dengan akurasi tembakan mencapai 60%, namun efektivitas penyelesaian akhir mereka rendah. Lini pertahanan mereka juga kerap kali kebobolan, dengan rata-rata 2,25 gol per pertandingan. Kiper Tiongkok, Dalei Wang, sering kali menjadi sorotan karena kebobolan gol-gol yang seharusnya bisa dicegah, sebagaimana terlihat dalam laga melawan Indonesia sebelumnya.
Dominasi Indonesia di Kandang
Sebaliknya, Timnas Indonesia menunjukkan performa yang lebih stabil di kandang. Dalam tiga laga terakhir di Grup C, Indonesia berhasil menahan imbang Arab Saudi (1-1) dan Australia (0-0) di Stadion Gelora Bung Karno, serta bermain imbang 2-2 melawan Bahrain di laga tandang. Dengan dukungan suporter fanatik seperti La Grande Indonesia dan Ultras Garuda, Indonesia memiliki keunggulan psikologis yang signifikan.
Statistik menunjukkan bahwa Indonesia memiliki penguasaan bola rata-rata 65% di laga kandang, dengan akurasi umpan mencapai 82%. Pemain seperti Thom Haye, yang mencetak gol penting di laga sebelumnya melawan Tiongkok, dan Jay Idzes, yang menjadi pilar kokoh di lini belakang, menjadi kunci permainan agresif Indonesia. Selain itu, kehadiran kiper seperti Maarten Paes atau Emil Audero menambah soliditas di bawah mistar selama ini meskipun malam nanti Paes belum bisa diturunkan karena akumulasi kartu kuning.
Rekor Head-to-Head: Peluang Indonesia Memperbaiki Catatan
Secara historis, Tiongkok memang mendominasi dengan 10 kemenangan dari 13 pertemuan melawan Indonesia, sementara Indonesia hanya menang sekali dan imbang dua kali. Namun, kemenangan terakhir Indonesia atas Tiongkok pada 1987 (3-1) menunjukkan bahwa Skuad Garuda mampu mengatasi The Dragons Team. Dalam lima pertemuan terakhir, Indonesia menunjukkan peningkatan dengan tiga kemenangan, satu imbang, dan satu kekalahan, meskipun data ini mencakup laga uji coba dan turnamen lain.
Pada pertemuan terakhir di Qingdao, Indonesia kalah 1-2 meskipun unggul dalam penguasaan bola (75,9% vs 24,1%) dan akurasi umpan (84% vs 52%). Gol Tiongkok berasal dari kesalahan koordinasi pertahanan Indonesia, yang kini harusnya telah diperbaiki di bawah asuhan pelatih Patrick Kluivert. Dengan formasi fleksibel 5-4-1 yang bisa berubah menjadi 3-4-3 saat menyerang, Indonesia memiliki strategi yang lebih matang untuk menekan Tiongkok.
Mengapa Indonesia Wajib Menang Meyakinkan?
Keunggulan Taktis: Pelatih Patrick Kluivert telah menunjukkan pendekatan ofensif yang efektif, terutama di kandang. Kombinasi pemain yang kemungkinan nanti akan turun yaitu Egy Maulana Vikri, Calvin Verdonk dan Stefano Lilipaly memberikan ancaman di sisi sayap, sementara Thom Haye dan Joey Pelupessy mengendalikan lini tengah.
Kelemahan Tiongkok: Tiongkok tampil pasif dengan penguasaan bola rata-rata hanya 30% di laga tandang. Lini tengah mereka kerap kesulitan menghadapi tekanan tinggi, dan pertahanan mereka rentan terhadap serangan balik cepat, yang menjadi kekuatan Indonesia.
Dukungan Suporter: Atmosfer di Stadion Gelora Bung Karno akan menjadi faktor penting. Jika Tiongkok tidak terbiasa dengan tekanan suporter sebanyak 60.000 penonton, kemungkinan besar akan kesulitan menjaga fokus. Pelatih Tiongkok, Branko Ivankovic, bahkan mengakui kompetitivitas Indonesia, yang menambah tekanan pada timnya.
Statistik Mendukung: Indonesia memiliki 14 peluang mencetak gol di laga sebelumnya melawan Tiongkok, dengan 42,9% akurasi tembakan. Dengan penyelesaian akhir yang lebih baik. Indonesia berpotensi mencatatkan xG di atas 2,0 jika mampu mempertahankan dominasi seperti di Qingdao, dengan peluang dari pemain seperti Thom Haye, Ole Romeny atau bahkan Calvin Verdonk yang melakukan overlap kedepan.
Prediksi dan Harapan
Dengan data statistik yang menunjukkan dominasi Indonesia dalam penguasaan bola, akurasi umpan dan peluang mencetak gol, serta kelemahan Tiongkok di lini pertahanan dan penyelesaian akhir, Indonesia memiliki peluang besar untuk menang dengan skor meyakinkan, minimal bisa terjadi margin 2 gol yang dimenangkan oleh Timnas Garuda.
Timnas Indonesia, yang kini diperkuat pemain-pemain keturunan berkualitas dan dipimpin pelatih berpengalaman, bukan lagi tim underdog. Tiongkok, dengan performa buruk dan posisi terbawah di Grup C, bukanlah ancaman yang menakutkan. Ini adalah saatnya Skuad Garuda memperbaiki rekor head-to-head dan membuktikan bahwa mereka adalah kekuatan baru di sepak bola Asia.