Bhayangkari Siap Tampilkan Batik Tau Daya Karya SLBN 1 Tanjung Lombok Utara di JCC Jakarta
GH News June 05, 2025 04:04 PM

TIMESINDONESIA, LOMBOK UTARA – Sebuah karya istimewa lahir dari tangan-tangan anak-anak luar biasa. Di balik sunyinya ruang kelas SLB Negeri 1 Tanjung (SLBN 1 Tanjung), Kabupaten Lombok Utara, tersimpan semangat besar untuk membuktikan bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk mencipta.

Karya batik bertema Logo Bhayangkari, hasil tangan siswa-siswi berkebutuhan khusus, kini melangkah ke panggung nasional.

SLBN-1-Tanjung-2.jpg

Ketua Bhayangkari Cabang Lombok Utara Heny Agus Purwanta melakukan kunjungan khusus ke SLB Negeri 1 Tanjung, Kamis (5/6/2025). Kunjungan ini sebagai bentuk nyata keberpihakan Bhayangkari terhadap pemberdayaan kelompok difabel melalui ekonomi kreatif.

“Kami datang untuk melihat langsung proses membatik yang dilakukan anak-anak hebat ini," ucap Heny.

Tak sekadar memberi semangat, Bhayangkari juga membawa dukungan konkret berupa pemesanan 10 pcs batik dari Ketua Pengurus Daerah Bhayangkari NTB, Santi Hadi. 

SLBN-1-Tanjung-3.jpg

"Produk ini akan kami tampilkan dalam Bazar Nusantara Bhayangkari se-Indonesia di JCC Jakarta pada 23 Juli 2025 mendatang,” katanya.

Lebih dari sekadar dukungan moral, langkah ini membuka jalur promosi nasional bagi Batik Tau Daya, sebuah nama yang merepresentasikan semangat ketangguhan dan daya cipta siswa-siswi SLB.

Bhayangkari melihat karya ini bukan hanya sebagai simbol seni, tetapi juga sebagai aset ekonomi inklusif yang layak mendapatkan legalitas formal.

“Harapan kami, Batik Tau Daya ini dapat segera mendapatkan perlindungan hak cipta, paten, sertifikasi SNI, dan izin edar yang sah," harapnya.

"Dengan begitu, karya mereka tidak hanya dipamerkan, tetapi juga bisa dikomersialisasikan secara luas, membuka ruang kemandirian ekonomi bagi anak-anak berkebutuhan khusus," sambungnya.

Dengan tampilnya Batik Tau Daya di JCC Jakarta dihadapan Ketua Umum Bhayangkari Juliati Sigit Prabowo dan ribuan peserta dari seluruh Indonesia, produk karya siswa SLB Lombok Utara tak hanya menembus batas wilayah, tapi juga menembus batas stigma.

Kehadiran Bhayangkari sebagai mitra strategis dalam pendidikan dan pengembangan ekonomi kreatif inklusif patut diapresiasi. Bukan tidak mungkin, langkah kecil ini akan menjadi tonggak penting dalam mengangkat produk-produk difabel ke pentas nasional dan internasional.

“Dari tangan anak-anak difabel, lahir batik yang tak sekadar kain, tetapi simbol daya, harga diri, dan masa depan yang inklusif," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala SLB Negeri 1 Tanjung, Iriyati menyambut antusias kunjungan dan perhatian yang diberikan Bhayangkari. Hal ini bukan sekadar motivasi, tetapi bentuk pengakuan atas proses pembelajaran inklusif yang selama ini dijalankan sekolah.

“Kami sangat berterima kasih kepada Ibu Ketua Bhayangkari Cabang Lombok Utara atas apresiasi yang luar biasa," ucapnya.

Kunjungan ini menjadi energi baru bagi guru-guru dan anak-anak di SLB Negeri 1 Tanjung. 

"Kami bangga, karena melalui momentum ini, Batik Tau Daya akan dikenal secara nasional dan menjadi bukti bahwa siswa SLB mampu menghasilkan karya yang bernilai tinggi,” ujarnya.

Dia menjelaskan, Batik Tau Daya adalah simbol dari metode pembelajaran vokasional yang diterapkan sekolah, di mana keterampilan membatik menjadi sarana membangun kepercayaan diri, disiplin, dan kemandirian siswa.

Langkah Bhayangkari mengangkat karya siswa SLB dalam agenda berskala nasional bukan hanya soal representasi daerah.

"Ini adalah pernyataan bahwa pemberdayaan kelompok difabel harus menjadi bagian dari strategi pembangunan manusia Indonesia yang inklusif dan berkeadilan," jelasnya. (*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.