Hari Lingkungan Hidup Sedunia, KOPRI PMII Jatim Gelar Seminar dan Sedekah Pohon
GH News June 06, 2025 11:05 AM

TIMESINDONESIA, MALANG – Menyambut Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Putri atau KOPRI Pengurus Koordinator Cabang (PKC) PMII Jawa Timur menggelar acara "Harmoni: Gerakan Sedekah Pohon Asoka" di Aula Microteaching Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Kegiatan yang berlangsung Rabu (4/6/2025) itu mengusung tema ‘Paradoks Modernitas Budaya dan Konservasi terhadap Kepemimpinan Perempuan.’

Ketua KOPRI PKC PMII Jatim, Zumrotun Nafisah menyampaikan, kepemimpinan perempuan memegang peranan penting dalam harmoni menjaga bumi.

"Gerakan sedekah pohon Asoka bukan sekadar aksi penghijauan, tapi simbol menebarkan cinta terhadap paradoks modernitas yang menggerus kearifan budaya dan kelestarian alam. Kepemimpinan perempuan selalu punya ciri khas sendiri, artinya perempuan adalah simbol membangun harmoni antara manusia, alam dan nilai-nilai budaya," ucapnya.

Ia juga menambahkan bahwa kolaborasi lintas generasi dalam merawat lingkungan sebagai bentuk ibadah sosial. Tradisi budaya (ekosofi jawa) harus dihidupkan kembali di era modern, agar krisis ekologis dapat dijawab dengan solusi berkelanjutan.

Integrasi ilmu pengetahuan modern dengan kearifan lokal menjadi jalan keluar: ilmu pengetahuan menyediakan teknologi adaptasi iklim, sementara falsafah dan adat memberi motivasi moral kolektif.

"Kearifan lokal seperti filosofi urip iku urup (hidup untuk menerangi) yang diajarkan Sunan Kalijaga, petani Gunung Lawu membuktikan bahwa science lokal menjadi skema pendekatan dalam mengelola lingkungan secara lestari,” ujarnya.

“Selain itu, masyarakat Osing di Banyuwangi telah menunjukkan bagaimana gotong royong dapat memulihkan lahan kritis dengan menggabungkan data klimatologi dan tradisi," tambah Nafisah.

Kepala Dinas Kehutanan Jatim, Jumadi, memaparkan capaian perhutanan sosial sebagai strategi deforestasi.

"Jatim telah membuka akses 197.786 hektar hutan untuk 146.894 kepala keluarga melalui skema perhutanan sosial. Nilai transaksi ekonominya mencapai Rp992 miliar, dengan kontribusi 53% secara nasional," paparnya.

Ia mencontohkan Integrasi Sains Modern dan Kearifan Lokal Jawa Timur dalam deforestasi yang mencapai 705,70 hektar pada 2023. Keberhasilan KTH Lereng Kendeng di Bojonegoro yang mengubah lahan kritis menjadi kebun kopi dan madu, serta gerakan mangrove di Pamekasan yang memperluas hutan bakau dari 17 hektar (1985) menjadi 30 hektar (2025).

“Kita tidak sekedar membagi lahan, kita sedang membangun masa depan dimana hutan dijaga oleh mereka yang hidup bersamanya dan kesejahteraan tumbuh seiring pepohonan yang lestari. Ingatlah ketika kita sakit, maka ingatlah untuk tetap menjaga bumi,” tambahnya.

Wakil Rektor UIN Malang, Ilfi Nur Diana, mengurai peran strategis perempuan dalam eco-teologi Islam.

"Perempuan adalah ibu dalam keluarga, edukator generasi muda, inovator ekonomi hijau, dan advokator kebijakan lingkungan. Di UIN Malang, kami mengintegrasikan eco-teologi dalam kurikulum, penelitian, dan pengabdian masyarakat, seperti program green campus dan konservasi hutan kampus," tegasnya.

Ia menambahkan, pendekatan spiritual dalam konservasi mampu membangkitkan kesadaran kolektif bahwa merusak alam berarti merusak diri sendiri.

Fathul H. Pranatapraja, Ketua LESBUMI NU Kota Malang yang juga menjadi narasumber menyoroti relasi manusia dengan alam dari perspektif budaya dan agama. 

"Dulu orang membicarakan tentang teologi, lalu antropologi, dan sekarang bagaimana manusia dengan alam itu sendiri. Makanya, kenapa ada fiqih alam dan lingkungan,” paparnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, Islam memandang penting menjaga alam dari kerusakan, kekeringan dan gerakan menanam berkelanjutan oleh manusia. Ada banyak daerah atau nama jalan yang justru mengambil nama pohon (alam), artinya ada keterikatan nilai budaya dan kepemimpinan.

Aquarina Kharisma Sari, Penulis buku Anti Feminisme mengkritik narasi feminisme Barat saat menyampaikan materi di hadapan peserta.

"Dalam budaya Nusantara, justru perempuan memegang kuasa spiritual melalui ideologi keibuan, seperti potret makam Dewi Sekardadu terlihat ada simbol kuasa persatuan dua unsur laki-laki dan perempuan (coincidentia oppositarum), atau peran ibu sebagai penentu restu politik Indonesia," jelasnya. 

Ia menjelaskan bahwa dogma feminis kerap dikaitkan wanita sebagai korban penindasan, narasi tentang penderitaan yang terus diperkuat secara tidak langsung melumpuhkan daya perempuan itu sendiri. Perempuan Indonesia tidak perlu terjebak narasi mentalitas korban, melainkan menguatkan peran kodrati sebagai penjaga nilai.

“Ideologi keibuan: di depan atau di belakang layar, kuasa spiritual perempuan itu inheren dan selalu melekat dalam perannya sebagai ibu primordial,” imbuhnya.

Acara ditutup dengan aksi sedekah pohon Asoka di Ma’had Putri UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, komitmen bersama mewujudkan Green Kampus berbasis Islam dan kampanye global #OnlyOneEarth dan #EndingPlasticPollution.

Kegiatan ini dihadiri Pengurus Kopri Jatim antaranya, PC Kota Malang, PC Kabupaten Malang, PC Tulungagung, PC Trenggalek, PC Ngawi, PC Pasuruan, PC Jember, PC Lamongan, PC kediri, aktivis lingkungan, akademisi, serta perwakilan pemerintah, menegaskan bahwa solusi krisis ekologi terletak pada kolaborasi sains, budaya, dan kepemimpinan inklusif. (*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.