BANJARMASINPOST.CO.ID- Penerapan larangan rapat di hotel oleh pemerintah telah menjadi isu yang terus berkembang, terutama dengan adanya pengurangan anggaran untuk kegiatan pemerintah di tahun 2025 ini.
Dampaknya sejumlah hotel ada yang mengurangi karyawan atau merumahkan tanpa gaji untuk menghemat biaya operasional, di tengah sepinya klien MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions) yang biasanya dari kalangan pemerintahan.
Tapi sekarang ada kabar baik, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian resmi mengizinkan seluruh pemerintah daerah untuk kembali menggelar kegiatan, termasuk rapat di hotel dan restoran.
Hal itu disampaikan Tito dalam Musrenbang Pemprov NTB di Mataram, Rabu (4/6). Tito menyatakan bahwa dirinya sudah berkomunikasi langsung dengan Presiden Prabowo terkait hal ini.
Ia menekankan pentingnya mendukung sektor perhotelan dan restoran yang menjadi mata rantai penggerak ekonomi lokal.
Menurut Tito, sektor ini tidak hanya mempekerjakan banyak karyawan, tetapi juga melibatkan rantai pasok makanan dan minuman dari banyak produsen lokal.
Ia meminta agar pemda tidak sepenuhnya menghentikan kegiatan di hotel dan restoran, melainkan mengatur dengan bijak.
Manager Hotel 88 Banjarmasin, Novita Lubis, mengungkapkan, kondisi sejak Januari hingga Juni 2025 sangat mengkhawatirkan, ibaratnya sudah tenggelam, hampir menutup muka ini alias rugi, karena berkurangnya tamu yang berdampak berkurangnya pendapatan hotel.
"Para suplier atau mitra kerja hotel antara lain pedagang di pasar, salah satu contohnya, mengeluhkan berkurangnya pembelian seiring berkurangnya tamu-tamu di hotel," tukas Novita.
Adanya perubahan kebijakan, sebenarnya Novita bingung maunya bagaimana, ada yang bilang approve ada yang bilang tidak, karena hanya beda waktu beberapa bulan.
"Seeing is believing ajalah. Kalau ada realisasi dan bukan hoax baru percaya," ucapnya.
Novita melanjutkan, (kalau ada perubahan kebijakan) pasti sangat berdampak, karena kondisi akan kembali seperti sebelum kebijakan dikeluarkan Perjadin (Perjalanan Dinas) dari luar Banjarmasin akan normal kembali, MICE di hotel akan kembali ramai. Ekonomi masyarakat di harapkan juga akan membaik kembali," katanya.
Hotel 88 Banjarmasin sendiri meski ada kebijakan atau tidak adanya kebijakan pun tetap semangat menggali semua peluang bisnis yang ada, jadi tetap sama ritmenya.
"Semangat poll biar ramai, jangan kasih kendor. Doakan kami semua," harapnya.
Adapun General Manajer Hotel Roditha Banjarbaru, Nanang Erwanto, menyambut baik kebijakan tersebut, tentunya kebijakan tersebut merupakan angin segar bagi industri perhotelan.
"Akan berdampak positif bagi perhotelan, sehingga akan meningkankan baik tingkat hunian maupun meeting," tukasnya.
Lanjutnya, dampak kebijakan efisiensi anggaran adalah menurunnya tingkat revenue baik dari room (kamar) maupun F&B (restoran).
"Tapi kami tetap menjaga dan meningkatkan dari segi pelayanan maupun produk," pungkasnya seraya mengatakan sudah mulai ada sudah yang pesan (ruang pertemuan dan kamar) dari pemerintahan.
(banjarmasinpost.co.id/salmah saurin)