IDAI: Ajari Anak Bahasa Asing Lebih Efektif Interaksi Langsung Ketimbang Gadget
kumparanMOM June 07, 2025 07:06 PM
Beberapa orang tua memiliki alasan memberikan anaknya screen time, salah satunya untuk belajar bahasa asing. Ya Moms, orang tua sering merasa bangga ketika anaknya bisa berbahasa lain selain bahasa Indonesia. Si kecil akan dianggap memiliki keterampilan lain hingga meningkatkan status sosial keluarga.
Dan cara yang sering dilakukan agar anak belajar bahasa asing adalah lewat media digital. Mulai dari tayangan edukatif hingga permainan online diberikan kepada anak untuk memberikan pengalaman belajar bahasa asing di rumah.
"Testimoni orang tua lain setelah anaknya menonton acara program pendidikan atau acara lain, anaknya pintar berbahasa asing, karena paparan yang katanya edukatif dari TV," kata anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Tumbuh Kembang dan Pediatrik Sosial Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Farid Agung Rahmadi, Msi., Med., Sp.A SubsTKPS(K), dalam webinar yang diselenggarakan IDAI, Selasa (3/6).
Meski begitu, menurut dr. Farid, memberikan screen time yang berlebihan dengan maksud belajar bahasa siang juga tidak disarankan. Salah satu dampaknya adalah mengalami keterlambatan perkembangan bicara dan bahasa, karena anak hanya berinteraksi satu arah dengan tayangan atau permainan online yang dimainkannya.
"Durasi panjang yang dipakai menonton maka akan membuat anak kurang paparan stimulasi bahasa," ucap dr. Farid.

Anak Belajar Bahasa Asing dengan Berinteraksi Langsung, Hasilnya Lebih Efektif!

dr. Farid menyinggung anak yang dibiasakan screen time dapat mengalami transfer deficit, atau kondisi kesulitan belajar atau pemindahan pengetahuan dari satu hal ke lainnya, terutama yang terkait dengan perangkat elektronik. Dan yang paling berisiko mengalaminya adalah anak-anak di bawah 3 tahun.
Sehingga, ia menyarankan agar orang tua mengajarkan anaknya bahasa asing dengan cara berinteraksi langsung. Sehingga, keterampilan bahasa dan sosialnya akan lebih terasah, Moms.
"Akan lebih baik dan cepat dikuasai anak apabila didapatkan dengan cara berinteraksi dengan orang, bukan dengan media digital. Anak sama-sama diajari bahasa, tapi dengan interaksi langsung hasilnya jauh lebih bagus," tuturnya.
Hal ini dikarenakan berinteraksi dua arah memungkinkan anak berbicara dengan orang lain di sekitarnya. Cara tersebut bisa mencegah speech delay pada si kecil juga, lho!
"Begitu anak mendapat screen time, ia akan menganggap lebih menarik screen time dibandingkan berinteraksi dengan orang tua. Dan ia bisa protes ketika di tengah-tengah screen time-nya mendapat interupsi. Sehingga, menghalangi seorang anak mendapat pembelajaran terkait stimulasi dan bahasa," pungkasnya.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.