Resep Mahasiswa Kedokteran UGM Raih IPK 4.00: Manajemen Waktu, Visi Hidup, dan Daya Juang Tinggi
Catur waskito Edy June 07, 2025 08:30 PM

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- Mencapai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sempurna 4.00 di program studi Kedokteran bukanlah hal mudah.

Namun, tiga mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil membuktikan bahwa dengan strategi dan semangat yang tepat, target tinggi ini bisa diraih.

Mereka adalah Claire Emmanuel, Zabrina Kyla Setyawan, dan Inzam Ilmi Kazamzam—lulusan FK-KMK UGM yang mencetak sejarah di wisuda periode III tahun akademik 2024/2025.

Dalam artikel ini, kita akan mengulas resep sukses dari ketiganya. Tidak hanya soal belajar, tetapi juga soal ketekunan, pengelolaan waktu, hingga bagaimana mengatasi tekanan psikologis selama perkuliahan.

1. Claire Emmanuel: Belajar dengan Tujuan dan Inspirasi Sosial

Claire sejak remaja sudah bermimpi menjadi dokter. Inspirasi datang dari Rumah Sakit Apung dr. Lie Dharmawan yang melayani daerah terpencil. Hal ini membentuk visinya bahwa menjadi dokter harus siap beradaptasi di kondisi apapun.

Ia memilih Kedokteran UGM karena pendidikan di sana tidak hanya berorientasi pada standar emas medis, tetapi juga membekali dokter untuk mampu melayani masyarakat di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar).

Resep Claire:

Belajar dengan visi hidup yang jelas

Aktif berdiskusi dengan dosen dan tenaga pendidik

Konsisten dalam menjaga semangat dan ritme belajar

2. Zabrina Kyla: Keseimbangan Akademik, Organisasi, dan Penelitian

Zabrina menunjukkan bahwa aktif di organisasi bukan penghambat, melainkan penunjang prestasi. Di awal kuliah, ia tergabung dalam CIMSA, menjadi asisten dosen anatomi, serta mengikuti pelatihan bidang herbal medicine dan kesehatan perempuan.

Skripsi Zabrina fokus pada pengembangan obat herbal untuk hipertensi—topik yang ia pilih karena melihat kebutuhan akan solusi jangka panjang yang aman.

Resep Zabrina:

Gabungkan aktivitas organisasi dengan akademik

Ambil peluang riset dari minat pribadi

Belajar dari kegagalan, termasuk saat skripsi pertamanya ditolak karena dana

3. Inzam Ilmi: Manajemen Waktu dan Learning Objective

Inzan aktif di MBKM, CIMSA, dan BEM FK-KMK. Ia menyadari bahwa kuliah kedokteran sangat padat, sehingga membuat sistem manajemen waktu harian yang ketat. Dengan mencatat semua agenda harian dan menggunakan sistem learning objectives, ia mampu menghindari burnout.

Menurutnya, kunci lain adalah punya teman belajar yang suportif dan menyemangati saat motivasi menurun.

Resep Inzan:

Catat agenda harian untuk hindari bentrokan

Terapkan sistem belajar berbasis tujuan

Bangun komunitas belajar yang saling mendukung

Ketiga mahasiswa UGM ini menunjukkan bahwa IPK 4.0 bukanlah hasil keberuntungan semata. Di balik angka itu ada kerja keras, disiplin tinggi, motivasi yang kuat, serta kemampuan untuk bangkit dari tantangan.

Apakah kamu ingin mengikuti jejak mereka? Cobalah terapkan kombinasi dari:

Tujuan hidup yang jelas (visi)

Manajemen waktu yang efektif

Kegiatan penunjang seperti organisasi dan riset

Sistem belajar terstruktur

Lingkungan belajar yang suportif

Resep-resep ini bukan hanya berlaku di jurusan kedokteran, tetapi juga di semua bidang studi. Jika diterapkan dengan konsisten, bukan tidak mungkin kamu akan jadi lulusan selanjutnya yang meraih IPK sempurna. (kompas.com)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.