Pemuda di Deli Serdang Tewas Misterius Usai Dijemput Bibi, Polisi Selidiki
kumparanNEWS June 08, 2025 06:20 PM
Seorang pemuda bernama Ripin (23 tahun) ditemukan meninggal dunia di Desa Emplasmen, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang, Sumut, pada Minggu (27/4) lalu. Mulanya, Ripin disebut meninggal lantaran menjadi korban tabrak lari.
Namun, belakangan keluarga menduga ada kejanggalan terkait tewasnya pria asal Kabupaten Serdang Bedagai itu.
Lantas, kejanggalan apa yang dimaksud?
Kuasa hukum keluarga korban, Mardi Sijabat, membeberkan awal mula kejadian tersebut. Katanya, mulanya Ripin, didatangi ke rumahnya di Kecamatan Perbaungan oleh bibinya, JW, pada Rabu (23/4).
JW adalah adik kandung dari ayah Ripin yang sudah meninggal dunia sejak 2020 lalu.
Saat itu, kedatangan JW untuk mengajak Ripin membeli telur di peternakan. Ripin bersama ibunya pun ikut. Setelahnya, keduanya kembali dipulangkan ke rumahnya.
Namun, JW tiba-tiba mengaku kehilangan gelang miliknya. Ia pun meminta agar Ripin kembali menemaninya ke peternakan untuk mengecek gelang yang hilang tersebut.
Setelah mendapatkan izin dari sang ibu, Ripin pun berangkat bersama bibinya itu.
Ripin akhirnya dibawa bibinya ke Medan. Alasannya, hari sudah terlalu larut untuk mengantarkan Ripin kembali ke rumahnya.
Ripin pun ikut dengan sang bibi. Tiga hari bersama bibinya, Ripin tetap berkomunikasi dengan tetangganya untuk memberikan kabar ke sang ibu. Sebab, ibu Ripin tak punya ponsel.
“Jumat masih komunikasi, tapi Sabtu chatting-an (sama) tetangganya tidak ada lagi jawaban, sore hari sekitar jam setengah lima gitu,” kata Mardi saat dikonfirmasi, Minggu (8/6).
“Kemudian, di hari Minggu jam 4 pagi, ketahuan kabar meninggal dunia di Kecamatan Beringin,” jelasnya.
Keluarga Ripin pun dikabari bahwa Ripin meninggal dunia karena dtabrak lari dalam perjalanan menuju pulang ke rumahnya di Perbaungan.
Katanya, saat itu, JW mengklaim di tengah jalan, korban meminta turun sejenak lantaran ingin buang air kecil. Di saat itulah, kata dia, korban ditabrak.
Duga Ada yang Janggal
Mardi menuturkan, pengakuan JW menimbulkan kecurigaan bagi keluarga. Sebab, usai kejadian, jasad korban justru tak diantar pulang ke rumahnya atau dibawa ke rumah sakit.
Justru, JW malah ingin membawa korban agar dikremasi. Namun, hal itu tidak disetujui keluarga. Keluarga akhirnya memilih untuk menyusul korban ke lokasi.
“Lalu keluarga ke lokasi sekitar 20 menit kan dan akhirnya dilihat kejanggalan,” jelasnya.
Atas kejadian itu, keluarga Ripin pun membuat laporan ke Satlantas Polres Deli Serdang untuk memastikan kronologi tewasnya Ripin.
Mardi bilang, polisi pun sudah cek TKP hingga gelar perkara. Namun, ia mengeklaim, polisi bilang, luka di tubuh korban dipastikan bukan karena kecelakaan.
“Tidak ditemukan tanda kecelakaan,” kata dia.
Selain itu, kata Mardi, korban juga ditemukan dengan kondisi tidak memakai baju.
“Kemudian waktu pengambilan mayat tidak pakai baju, kalau ditabrak kan nggak mungkin nggak pakai baju, bajunya dapat jauh dari tempat dia, di seberangnya, nggak di posisi dekat jasad,” jelasnya.
Selain itu, kata Mardi, bila korban buang air kecil, korban seharusnya berada di sisi kiri mobil. Sehingga, menurut logikanya, korban tak mungkin tertabrak.
“Kematian itu misterius menurut saya,” kata dia.
“Kalaupun di belakang mobil kencing, kalau mobil penabrak L300 kencang tentu akan menabrak juga Xpander (mobil yang ditumpangi),” jelasnya.
Di sisi lain, Mardi menuturkan, pihaknya juga menemui pemilik lokasi ternak tempat di mana JW mengaku kehilangan gelang.
Kata Mardi, JW dan Ripin tak ada kembali ke lokasi peternakan untuk mencari gelang yang hilang.
Persoalan Asuransi
Mardi menyerahkan kasus ini ke Satreskrim Polres Deli Serdang untuk ditangani.
Namun, di sisi lain, Mardi menyinggung soal asuransi yang dinilai bisa jadi titik temu dalam kasus ini.
Mardi bilang, JW mengurus asuransi kematian dari keluarga Ripin. JW disebut mengurus asuransi ayah Ripin dan abang Ripin yang bernama Joni.
“Jadi waktu bapaknya meninggal ada dapat Rp 152 juta dikirim asuransi. Kemudian uang itu dikirim balik atas permintaan si terlapor (JW),” kata dia.
“Kemudian selang satu tahun, meninggallah Joni. Dikirimlah uang Rp 2 miliar ke rekening Rudi (saudara Ripin yang masih hidup), kemudian uang Rp 2 M ini ditarik, kebetulan rekening dengan uang Rp 152 juta itu berbeda,” kata dia.
Mardi bilang, uang Rp 2 miliar juga diserahkan ke terlapor JW. Namun, tidak dirinci mengapa keluarga Ripin menyerahkan uang asuransi tersebut.
Namun, yang pasti, kata Mardi, JW memang mengurus asuransi Ripin dan keluarganya.
“Itulah yang menjadi suatu pertanyaan (kenapa bibinya yang urus), apakah motifnya ini asuransi kan kita belum tahu, yang jelas polisi sedang berupaya bagaimana untuk menemukan bukti yang tepat sehingga jelas motifnya,” jelasnya.
Kata Polisi
Terkait hal ini, Kasat Reskrim Polres Deli Serdang Kompol Risqi Akbar menuturkan pihaknya masih mendalami laporan tersebut.
“Dalam proses penyidikan, kami masih mengumpulkan keterangan saksi dan alat bukti lainnya,” jelasnya.