TIMESINDONESIA, TASIKMALAYA – Seiring meningkatnya aktivitas pendakian tektok ke jalur hiking Talaga Bodas, Perhutani BKPH Tasikmalaya meminta kepada Forum Komunikasi Pecinta Alam Tasikmalaya (FKPAT) untuk membantu merancang dan membangun jalur pendakian resmi yang lebih aman dan terkelola.
Permintaan ini disampaikan langsung oleh Asper Perhutani BKPH Tasikmalaya, Sudrajat Firmansyah di acara Diskusi Lingkungan sebagai respons atas lonjakan pengunjung yang belum diimbangi dengan infrastruktur dan pengelolaan jalur yang memadai.
Sudrajat menyebutkan bahwa Perhutani saat ini memiliki keterbatasan sumber daya manusia (SDM), sehingga pelibatan komunitas pecinta alam seperti FKPAT menjadi solusi strategis dalam pengelolaan jalur hiking.
“Saya mohon kepada FKPAT untuk membuat trek hiking ke Talaga Bodas, baik untuk jalur ke Cipatuh Talaga Bodas yang safety. Kami memiliki dua trek utama yaitu dari jalur Arga dan dari blok Batu Blek Cisayong,” ungkap Sudrajat saat menyampakan tanggapan di acara Diskusi Lingkungan di Arga Hot Spring. Minggu (8/6/2025).
Lebih lanjut, Sudrajat menjelaskan bahwa minimnya jumlah personel di internal Perhutani menjadikan pengelolaan objek wisata di kawasan Kecamatan Cisayong dan Sukahening diserahkan kepada Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).
“Di kami itu terbatas SDM-nya. Kawasan ini masuk RPH Ciawi, hanya ada satu KRPH dan tidak ada mandor. Maka dari itu, seluruh pengelolaan wisata diserahkan kepada LMDH,” tandasnya.
Merespons permintaan tersebut, Ketua FKPAT, Miftah Rizky, menyatakan kesiapannya untuk membantu membuka dan mengelola jalur pendakian Talaga Bodas. Ia mengungkapkan bahwa FKPAT akan membentuk tim yang berkompeten untuk melakukan pemetaan dan manajemen perjalanan pendakian.
“Walaupun sebenarnya jalur pendakian sudah terbuka, namun kami akan bantu menginventarisasi hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam manajemen perjalanan. FKPAT siap jika secara resmi diminta membantu Perhutani,” tegas Miftah.
FKPAT juga menekankan pentingnya aspek keamanan (safety) dan pengelolaan sampah dalam kegiatan pendakian. Miftah menyoroti masih maraknya perilaku buang sampah sembarangan yang merusak ekosistem kawasan konservasi seperti Talaga Bodas.
Lebih lanjut menurut Miftah, FKPAT memiliki visi besar agar jalur pendakian Talaga Bodas bisa menjadi jalur pendakian ramah lingkungan atau bahkan bebas sampah (zero waste). Langkah ini dianggap penting demi menjaga kelestarian alam dan memberikan pengalaman terbaik bagi para pendaki.
“Kita harus menekan potensi penumpukkan dan penambahan sampah. Kalau perlu, kita terapkan sistem blacklist permanen kepada pendaki yang membuang sampah sembarangan,” ucap Miftah.
Tak hanya soal kebersihan, FKPAT juga mendorong agar seluruh pendaki dibekali dengan asuransi perjalanan, peralatan standar pendakian, serta pemeriksaan kondisi fisik dan mental sebagai syarat utama sebelum melakukan hiking.
“Keselamatan pendaki adalah prioritas. Kita ingin pendaki benar-benar siap secara fisik, mental, dan peralatan. Asuransi juga harus disiapkan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” jelasnya.
Talaga Bodas sendiri menurutnya merupakan salah satu kawasan konservasi alam yang memiliki daya tarik tinggi bagi para pendaki, terutama dari kalangan lokal Tasikmalaya bahkan di Jawa Barat.
"Aktivitas pendakian tektok untuk pendakian tanpa bermalam menjadi semakin populer karena keindahan alam dan akses yang relatif dekat dari pusat kota."tandasnya
Namun, potensi ini harus diiringi dengan penataan yang baik agar tidak menimbulkan kerusakan lingkungan atau ancaman keselamatan bagi para pengunjung.
"Jadi menurut saya kolaborasi antara Perhutani, FKPAT, LMDH, dan komunitas lokal akan menjadi kunci sukses untuk menciptakan ekosistem wisata alam yang berkelanjutan dan bertanggung jawab."pungkasnya. (*)