TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini jawaban dalam Cerita Reflektif Modul 2 Topik 1 tentang Materi Pembelajaran Sosial Emosional (PSE): Mengapa Penting.
Diketahui, pada Modul 2 Topik 1 PPG, para guru diminta mengisi cerita reflektif minimal 50 karakter tentang Materi Pembelajaran Sosial Emosional (PSE): Mengapa Penting.
Adapun cerita reflektif Modul 2 Topik 1 ini diawali dengan pertanyaan: Pikirkan tentang materi, pengalaman atau momen menarik dalam proses mempelajari topik 1 yang baru saja Bapak/Ibu pelajari. Renungkan konsep-konsep kunci, wawasan, atau keterampilan yang Anda peroleh selama belajar topik tersebut. Ceritakan bagaimana pembelajaran ini mempengaruhi perspektif atau pemahaman Anda!
Nantinya, Bapak/Ibu Guru dapat menggunakan kunci jawaban di bawah ini sebagai referensi untuk menjawab.
Selengkapnya, inilah contoh jawaban dalam Cerita Reflektif Modul 2 Topik 1 tentang Materi Pembelajaran Sosial Emosional (PSE): Mengapa Penting.
Pikirkan tentang materi, pengalaman atau momen menarik dalam proses mempelajari topik 1 yang baru saja Bapak/Ibu pelajari. Renungkan konsep-konsep kunci, wawasan, atau keterampilan yang Anda peroleh selama belajar topik tersebut. Ceritakan bagaimana pembelajaran ini mempengaruhi perspektif atau pemahaman Anda!
Pembelajaran Sosial Emosional di sekolah memegang peranan penting.
Tak hanya bagi peserta didik, semua orang yang terlibat dalam proses pendidikan, seperti guru dan tenaga kependidikan mempelajari keterampilan sosial emosional.
Guru yang memiliki kecerdasan sosial emosional mampu menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran maksimal, yang pada akhirnya meningkatkan prestasi akademik siswa.
Sementara itu, peserta didik yang mengembangkan kecerdasan sosial emosional akan lebih mampu mengatasi tantangan dalam kehidupan sehari-hari, karena mereka dapat mengelola emosi secara efektif.
Adapun 5 aspek utama yang menjadi kunci utama dalam membentuk keterampilan sosial emosional, yakni:
Saat mempelajari topik 1 tentang pentingnya Pembelajaran Sosial Emosional (PSE), saya merasa mendapatkan banyak wawasan baru yang sangat relevan dengan kebutuhan peserta didik saat ini.
Salah satu momen menarik bagi saya adalah ketika dijelaskan bahwa PSE bukan hanya tentang mengenali dan mengelola emosi, tetapi juga berkaitan erat dengan membangun hubungan positif, mengambil keputusan yang bertanggung jawab, serta mengembangkan rasa empati dan kesadaran sosial.
Saya mulai menyadari bahwa selama ini pendekatan saya dalam mengajar lebih banyak fokus pada aspek kognitif dan akademik.
Saya belum sepenuhnya memberikan ruang yang cukup untuk mengembangkan kemampuan sosial dan emosional anak-anak.
Padahal, dari materi ini saya belajar bahwa keberhasilan akademik tidak akan optimal tanpa dukungan dari kecakapan sosial dan emosional yang baik.
Pembelajaran ini mengubah perspektif saya sebagai pendidik.
Kini saya lebih memahami bahwa peran guru bukan sekadar sebagai penyampai ilmu, melainkan juga sebagai fasilitator dalam membentuk karakter dan kesejahteraan emosional siswa.
Ke depan, saya ingin mulai memasukkan pendekatan PSE dalam kegiatan belajar sehari-hari, meski dalam bentuk sederhana seperti memulai kelas dengan "check-in emosi" atau menyediakan waktu untuk refleksi bersama.
Materi tentang pentingnya PSE justru merupakan fondasi penting dalam mendukung tumbuh kembang siswa secara menyeluruh.
Konsep seperti kompetensi sosial emosional, kesejahteraan psikologis, dan iklim kelas yang positif memberi saya sudut pandang baru tentang pendidikan.
Anak-anak yang bisa mengenali emosinya, menghargai perasaan orang lain, dan mampu bekerja sama akan lebih mudah menghadapi tantangan hidup, termasuk dalam proses belajarnya.
Materi ini juga mengajak saya bercermin sebagai guru-apakah saya sudah menjadi teladan dalam mengelola emosi dan membangun hubungan yang positif dengan siswa? Saya jadi lebih sadar bahwa pengembangan karakter dan empati harus dimulai dari guru itu sendiri.
Refleksi ini memotivasi saya untuk lebih sabar, terbuka, dan hadir secara emosional untuk siswa-siswa saya.
(Latifah)